nusabali

Lingkungan Taman Sari Bikin Ogoh-Ogoh Big Size Waraha Awatara

  • www.nusabali.com-lingkungan-taman-sari-bikin-ogoh-ogoh-big-size-waraha-awatara

SINGARAJA, NusaBali
Sekaa Teruna di Lingkungan Taman Sari, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, antusias menggarap ogoh-ogoh menyambut Hari Nyepi Tahun Caka 1945.

Mereka menggarap ogoh-ogoh dengan ukuran big size bertemakan 'Waraha Awatara'. Kreator ogoh-ogoh, Komang Agus Putra Sari, menjelaskan Wahara Awatara merupakan perwujudan ketiga dari Dewa Wisnu, yakni babi hutan. "Waraha Awatara merupakan wujud ketiga dari sepuluh penjelmaan Dewa Wisnu, yang digambarkan berwujud manusia berkepala babi hutan," kata Komang Agus, Senin (6/3).

Diceritakan, bahwa Waraha menyelamatkan bumi yang akan dijatuhkan ke 'lautan kosmik' oleh raksasa Hiranyaksa. Waraha yang mengetahui hal itu mencoba menopang bumi menggunakan kedua taringnya, namun dihadang oleh Hiranyaksa. Keduanya lalu bertarung yang konon pertarungan itu berjalan selama ribuan tahun dan Dewa Wisnu yang menjelma sebagai Waraha memenangkannya.

Kemudian Waraha Awatara mengangkat bumi menggunakan kedua taringnya yang panjang kembali ke orbitnya sehingga menyelamatkan manusia dari kiamat. "Ini sebagai lambang bagi kami kaum muda, yakni semangat untuk bangkit meskipun dalam keterpurukan," jelas Komang Agus.

Ogoh-ogoh ini dirancang menggunakan rangka awal dari bambu, serta koran bekas. Tinggi ogoh-ogoh mencapai sekitar 6 meter, dengan lebar 1 meter.

Secara visual ogoh-ogoh ini dibuat dengan raut Waraha Awatar yang seram. Ogoh-ogoh dibuat berdiri dengan satu kaki berjinjit dengan empat tangan. Nantinya, keempat tangannya akan memegang senjata sesuai dengan gambaran dari Waraha Awatara, yakni cakra yang akan berputar, gada, sangkakala, serta bunga teratai.

Sekaa Teruna di Lingkungan Taman Sari ini memang diketahui acapkali membuat ogoh-ogoh berukuran besar atau yang sering disebut big size.

"Untuk Taman Sari beberapa tahun ke belakang memang big size (ogoh-ogohnya), tahun lalu pernah membuat ogoh-ogoh dengan tema Rahwana. Waraha Awatara ini mungkin terlihat kecil tapi lebih tinggi," lanjutnya.

Pembuatan karya seni ini pun dilakukan secara bersama-sama dengan pemuda pemudi di Lingkungan Taman Sari. Mulai dari pembuatan rangka awal, pemasangan konstruksi anatomi tubuh, menutup rangka menggunakan koran, hingga membuat aksesoris atau hiasan.

Agus menyebutkan, dalam merancang ogoh-ogoh ini ia dan teman-teman membutuhkan tenaga ekstra lantaran lokasi pembuatan di pinggir pantai. Angin laut yang kencang mengarah ke Wantilan Taman Sari yang menjadi pusat pembuatan ogoh-ogoh ditambah lagi ombak yang tinggi serta hujan.

"Kendala karena dekat dengan pantai, ditambah angin dan ombak tinggi, kemudian hujan sehingga untuk pengerjaan jadi lebih lama karena ogoh-ogoh tidak dapat dijemur," ungkapnya.

Sejauh ini, ogoh-ogoh yang dirancang sudah menghabiskan dana sekitar Rp 3 juta. Menurutnya, biaya itu bisa saja membengkak lantaran ogoh-ogoh yang masih dalam tahap penyelesaian. *mz

Komentar