Jelang Suntik Mati Siaran TV Analog di Bali Mulai 20 Maret 2023 Mendatang
Kemenkominfo Gelontor Ribuan STB untuk Rumah Tangga Miskin
Sistem pembagian STB, yakni dibagikan kepada rumah tangga miskin secara langsung (door to door) dan melalui sistem polling, diundang ke satu tempat.
DENPASAR, NusaBali
Jelang penghentian siaran TV analog (Analog Switch Off/ASO) untuk wilayah siaran Bali pada 20 Maret 2023, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memberikan bantuan Set Top Box (STB) kepada para warga kurang mampu. Sebanyak 20.201 unit STB akan didistribusikan oleh Kemenkominfo kepada warga di Bali.
Hal itu disampaikan Direktur Pengembangan Pitalebar Kemenkominfo, Marvels P Situmorang dalam acara Bimbingan Teknis Distribusi Bantuan STB di Bali yang berlangsung secara hibrid dari Swiss-Bell Hotel Sanur, Selasa (7/3).
Marvels mengatakan, secara keseluruhan Bali akan menerima 33.385 unit STB. Selain dari pemerintah, warga kurang mampu di Bali juga akan menerima STB dari pihak penyelenggara MUX sebanyak 13.634 unit. "Sistem pembagiannya ada dua, yang pemerintah akan dibagikan kepada rumah tangga miskin secara langsung mendatangi rumah (door to door) dan dari lembaga penyiaran swasta (pemegang MUX) melalui sistem polling, diundang ke satu tempat dan diberikan STB," jelas Marvels.
Lebih jauh disampaikannya, warga yang berhak menerima bantuan STB bersumber dari data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). Warga yang berhak menerima STB gratis tersebut tersebar di sembilan kabupaten/kota di Bali.
Marvels berharap para pemangku kepentingan termasuk pemerintah di daerah turut membantu proses pendistribusian STB yang akan terus dilakukan hingga pelaksanaan ASO di Bali dilaksanakan pada 20 Maret 2023.
"Mari bersama-sama kita songsong era siaran TV digital dengan menikmati siaran digital yang lebih bersih lebih jernih dan canggih melalui alat bantu STB," pungkasnya. Sementara itu Asisten I Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Bali I Gede Indra Dewa Putra yang hadir mewakili Gubernur Bali mengakui beberapa daerah di Bali masih belum maksimal dalam pendistribusian STB kepada warganya yang membutuhkan.
"Saya pikir besok pun bisa didistribusikan, melalui sistem banjar. Saya kira tidak sampai dua hari Bali bisa 100 persen," ucap Dewa Putra. Dewa Putra berharap, dengan migrasi ke siaran TV digital masyarakat Bali dapat memanfaatkan kemajuan teknologi dan potensi ruang digital karena TV digital menghadirkan siaran yang lebih jernih dan canggih.
"Jangan sampai tanggal 20 Maret sudah dihentikan baru berlomba-lomba mencari nanti susah nyarinya dan mungkin harganya lebih mahal," tambahnya. Dewa Putra menyampaikan Pemprov Bali bersama komponen terkait telah melakukan sosialisasi secara intensif kepada masyarakat terkait manfaat migrasi dari siaran TV analog ke siaran TV digital. Pemerintah Provinsi Bali juga berkomitmen memberikan kualitas penyiaran yang baik kepada seluruh warga. Salah satunya dengan membangun Turyapada Tower di Kabupaten Buleleng untuk mengatasi masalah sulitnya menerima siaran (blank spot) yang kerap terjadi di wilayah Bali utara.
Sementara Direktur Penyiaran Kemenkominfo, Geryantika Kurnia menyebutkan ada tiga wilayah layanan di Indonesia siap melakukan Analog Switch Off (ASO) atau migrasi TV analog ke TV digital pada Maret 2023. "20 Maret itu ada Bali, Banjarmasin, dan Palembang untuk ASO," kata Gery.
Gery mengimbau untuk para pemangku kepentingan mulai dari Pemerintah Daerah, penyedia alat Set-Top-Box (STB), serta penyelenggara multipleksing (MUX), hingga stasiun-stasiun TV lokal bisa bekerjasama memastikan kesuksesan ASO di tiga wilayah tersebut. Gery berharap baik Pemerintah Daerah, penyelenggara MUX, dan stasiun TV lokal, agar dapat terus menggencarkan sosialisasi pelaksanaan ASO kepada masyarakat dalam dua pekan ke depan. Pemerintah Daerah dan penyelenggara MUX juga diharapkan bisa memenuhi target distribusi bantuan STB dengan tepat waktu sebelum 20 Maret 2023.
Sementara untuk penyedia STB diharapkan bisa memenuhi kebutuhan perangkat bagi masyarakat lainnya dengan harga yang terjangkau. Lalu secara khusus bagi masyarakat,Gery berpesan bagi yang saat ini belum memiliki perangkat untuk siaran TV digital diimbau agar bisa membeli STB dari jauh-jauh hari sehingga tidak terjadi ledakan permintaan STB. "Tipikal orang kita nih, baru beli perangkatnya (STB) setelah siaran analognya dihentikan. Akhirnya yang terjadi ketika mencari barangnya harus mengantre dan membuat harga barangnya naik," ujar Gery. *cr78, ant
Hal itu disampaikan Direktur Pengembangan Pitalebar Kemenkominfo, Marvels P Situmorang dalam acara Bimbingan Teknis Distribusi Bantuan STB di Bali yang berlangsung secara hibrid dari Swiss-Bell Hotel Sanur, Selasa (7/3).
Marvels mengatakan, secara keseluruhan Bali akan menerima 33.385 unit STB. Selain dari pemerintah, warga kurang mampu di Bali juga akan menerima STB dari pihak penyelenggara MUX sebanyak 13.634 unit. "Sistem pembagiannya ada dua, yang pemerintah akan dibagikan kepada rumah tangga miskin secara langsung mendatangi rumah (door to door) dan dari lembaga penyiaran swasta (pemegang MUX) melalui sistem polling, diundang ke satu tempat dan diberikan STB," jelas Marvels.
Lebih jauh disampaikannya, warga yang berhak menerima bantuan STB bersumber dari data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). Warga yang berhak menerima STB gratis tersebut tersebar di sembilan kabupaten/kota di Bali.
Marvels berharap para pemangku kepentingan termasuk pemerintah di daerah turut membantu proses pendistribusian STB yang akan terus dilakukan hingga pelaksanaan ASO di Bali dilaksanakan pada 20 Maret 2023.
"Mari bersama-sama kita songsong era siaran TV digital dengan menikmati siaran digital yang lebih bersih lebih jernih dan canggih melalui alat bantu STB," pungkasnya. Sementara itu Asisten I Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Bali I Gede Indra Dewa Putra yang hadir mewakili Gubernur Bali mengakui beberapa daerah di Bali masih belum maksimal dalam pendistribusian STB kepada warganya yang membutuhkan.
"Saya pikir besok pun bisa didistribusikan, melalui sistem banjar. Saya kira tidak sampai dua hari Bali bisa 100 persen," ucap Dewa Putra. Dewa Putra berharap, dengan migrasi ke siaran TV digital masyarakat Bali dapat memanfaatkan kemajuan teknologi dan potensi ruang digital karena TV digital menghadirkan siaran yang lebih jernih dan canggih.
"Jangan sampai tanggal 20 Maret sudah dihentikan baru berlomba-lomba mencari nanti susah nyarinya dan mungkin harganya lebih mahal," tambahnya. Dewa Putra menyampaikan Pemprov Bali bersama komponen terkait telah melakukan sosialisasi secara intensif kepada masyarakat terkait manfaat migrasi dari siaran TV analog ke siaran TV digital. Pemerintah Provinsi Bali juga berkomitmen memberikan kualitas penyiaran yang baik kepada seluruh warga. Salah satunya dengan membangun Turyapada Tower di Kabupaten Buleleng untuk mengatasi masalah sulitnya menerima siaran (blank spot) yang kerap terjadi di wilayah Bali utara.
Sementara Direktur Penyiaran Kemenkominfo, Geryantika Kurnia menyebutkan ada tiga wilayah layanan di Indonesia siap melakukan Analog Switch Off (ASO) atau migrasi TV analog ke TV digital pada Maret 2023. "20 Maret itu ada Bali, Banjarmasin, dan Palembang untuk ASO," kata Gery.
Gery mengimbau untuk para pemangku kepentingan mulai dari Pemerintah Daerah, penyedia alat Set-Top-Box (STB), serta penyelenggara multipleksing (MUX), hingga stasiun-stasiun TV lokal bisa bekerjasama memastikan kesuksesan ASO di tiga wilayah tersebut. Gery berharap baik Pemerintah Daerah, penyelenggara MUX, dan stasiun TV lokal, agar dapat terus menggencarkan sosialisasi pelaksanaan ASO kepada masyarakat dalam dua pekan ke depan. Pemerintah Daerah dan penyelenggara MUX juga diharapkan bisa memenuhi target distribusi bantuan STB dengan tepat waktu sebelum 20 Maret 2023.
Sementara untuk penyedia STB diharapkan bisa memenuhi kebutuhan perangkat bagi masyarakat lainnya dengan harga yang terjangkau. Lalu secara khusus bagi masyarakat,Gery berpesan bagi yang saat ini belum memiliki perangkat untuk siaran TV digital diimbau agar bisa membeli STB dari jauh-jauh hari sehingga tidak terjadi ledakan permintaan STB. "Tipikal orang kita nih, baru beli perangkatnya (STB) setelah siaran analognya dihentikan. Akhirnya yang terjadi ketika mencari barangnya harus mengantre dan membuat harga barangnya naik," ujar Gery. *cr78, ant
Komentar