Satpol PP Lakukan Penertiban Secara Humanis
Memasuki masa kampanye Pemilu 2024 Satpol PP siap menertibkan baliho yang dipasang pada tempat di luar ketentuan yang ditetapkan KPU. Pada saat pemilu, petugas Linmas akan jadi bagian pengamanan di setiap TPS.
DENPASAR, NusaBali
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dalam melakukan penertiban tidak bisa lagi dengan pendekatan ‘fisik’. Paradigma humanis merupakan pendekatan terbaik saat ini dalam menertibkan para pelanggar peraturan pemerintah daerah.
“Kalau zaman dulu tegas itu sering diartikan penggunaan kekuatan fisik. Misalnya yang melanggar aturan barangnya didorong, diangkut, ditendangin, tetapi hari ini dan juga ke depan tidak bisa lagi seperti itu,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra seusai memimpin upacara
Gelar Pasukan Peringatan Hari Ulang Tahun ke–73 Satuan Polisi Pamong Praja, HUT ke–61 Satuan Perlindungan Masyarakat, dan HUT ke–104 Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, di Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala, Denpasar, Rabu (8/3) pagi. Juga hadir Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra dan beberapa pejabat di lingkungan Pemprov Bali.
Sekda Dewa Indra mengatakan, saat ini upaya penegakan hukum dengan paradigma baru tidak cukup hanya tegas tapi juga harus humanis. Tegas maksudnya sesuatu yang melanggar aturan itu harus dilakukan penertiban supaya kembali ke aturan yang benar. Di sisi lain, humanis merupakan pendekatan yang digunakan dalam menegakkan aturan.
Dijelaskannya, pendekatan humanis dilakukan dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat yang melanggar aturan yang telah disepakati. Untuk itu, setiap upaya penertiban, lanjut Dewa Indra, juga harus didahului oleh edukasi kepada masyarakat. Pun, pasca penertiban juga harus diikuti dengan pengawasan agar pelanggaran yang dilakukan masyarakat tidak terjadi lagi.
“Momentum hari ulang tahun ini memang harus digunakan oleh Satpol PP untuk mengevaluasi kinerjanya sekaligus mengevaluasi cara-cara kerjanya supaya sesuai dengan tuntutan kekinian,” tambah birokrat asal Desa Pemaron, Kecamatan Seririt, Buleleng, ini.
Kepala Satpol PP Provinsi Bali Dewa Nyoman Rai Dharmadi menyampaikan, upaya penertiban secara humanis akan terus dilakukan pihaknya sepanjang tahun ini. Penertiban akan dilakukan bekerjasama dengan Satpol PP kabupaten/kota dan pihak terkait lainnya.
“Pasca situasi membaik secara ekonomi, setelah Covid, tentu kita lakukan bersih-bersih di semua urusan termasuk persiapan pemilu,” ujar Dewa Dharmadi.
Memasuki masa kampanye Pemilu 2024 pihaknya juga siap menertibkan baliho yang dipasang pada tempat di luar ketentuan yang nantinya ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sementara pada saat pemilu nanti, Satpol PP kabupaten/kota juga akan menugaskan petugas Linmas di masing-masing desa/kelurahan menjadi bagian pengamanan di setiap TPS (tempat pemungutan suara).
“Linmas kita siapkan menjadi bagian di TPS nanti termasuk penertiban baliho jika penempatannya di lokasi yang tidak ditetapkan,” tegasnya.
Pada kegiatan upacara gelar pasukan tersebut juga diserahkan penghargaan ‘Bali Trepti’ kepada Satpol PP Kabupaten Badung, Satpol PP Kabupaten Buleleng, Satpol PP Kabupaten Jembrana, dan Manggala Utama Pasikian Pecalang atas prestasi dan kontribusinya ikut menjaga ketertiban di Pulau Dewata. *cr78
“Kalau zaman dulu tegas itu sering diartikan penggunaan kekuatan fisik. Misalnya yang melanggar aturan barangnya didorong, diangkut, ditendangin, tetapi hari ini dan juga ke depan tidak bisa lagi seperti itu,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra seusai memimpin upacara
Gelar Pasukan Peringatan Hari Ulang Tahun ke–73 Satuan Polisi Pamong Praja, HUT ke–61 Satuan Perlindungan Masyarakat, dan HUT ke–104 Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, di Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala, Denpasar, Rabu (8/3) pagi. Juga hadir Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra dan beberapa pejabat di lingkungan Pemprov Bali.
Sekda Dewa Indra mengatakan, saat ini upaya penegakan hukum dengan paradigma baru tidak cukup hanya tegas tapi juga harus humanis. Tegas maksudnya sesuatu yang melanggar aturan itu harus dilakukan penertiban supaya kembali ke aturan yang benar. Di sisi lain, humanis merupakan pendekatan yang digunakan dalam menegakkan aturan.
Dijelaskannya, pendekatan humanis dilakukan dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat yang melanggar aturan yang telah disepakati. Untuk itu, setiap upaya penertiban, lanjut Dewa Indra, juga harus didahului oleh edukasi kepada masyarakat. Pun, pasca penertiban juga harus diikuti dengan pengawasan agar pelanggaran yang dilakukan masyarakat tidak terjadi lagi.
“Momentum hari ulang tahun ini memang harus digunakan oleh Satpol PP untuk mengevaluasi kinerjanya sekaligus mengevaluasi cara-cara kerjanya supaya sesuai dengan tuntutan kekinian,” tambah birokrat asal Desa Pemaron, Kecamatan Seririt, Buleleng, ini.
Kepala Satpol PP Provinsi Bali Dewa Nyoman Rai Dharmadi menyampaikan, upaya penertiban secara humanis akan terus dilakukan pihaknya sepanjang tahun ini. Penertiban akan dilakukan bekerjasama dengan Satpol PP kabupaten/kota dan pihak terkait lainnya.
“Pasca situasi membaik secara ekonomi, setelah Covid, tentu kita lakukan bersih-bersih di semua urusan termasuk persiapan pemilu,” ujar Dewa Dharmadi.
Memasuki masa kampanye Pemilu 2024 pihaknya juga siap menertibkan baliho yang dipasang pada tempat di luar ketentuan yang nantinya ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sementara pada saat pemilu nanti, Satpol PP kabupaten/kota juga akan menugaskan petugas Linmas di masing-masing desa/kelurahan menjadi bagian pengamanan di setiap TPS (tempat pemungutan suara).
“Linmas kita siapkan menjadi bagian di TPS nanti termasuk penertiban baliho jika penempatannya di lokasi yang tidak ditetapkan,” tegasnya.
Pada kegiatan upacara gelar pasukan tersebut juga diserahkan penghargaan ‘Bali Trepti’ kepada Satpol PP Kabupaten Badung, Satpol PP Kabupaten Buleleng, Satpol PP Kabupaten Jembrana, dan Manggala Utama Pasikian Pecalang atas prestasi dan kontribusinya ikut menjaga ketertiban di Pulau Dewata. *cr78
Komentar