Ulun Danu Beratan Atur Waktu Melasti
Jadwal melasti di Ulun Danu Beratan serangkaian Hari Raya Nyepi yang juga diikuti krama Kabupaten Badung, perlu diatur agar tidak tejadi kemacetan.
TABANAN, NusaBali
Persiapan upacara melasti serangkaian Hari Raya Nyepi, DTW Ulun Danu Beratan beserta pangempon mengatur waktu penangkilan bagi pamedek. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kemacetan di Jalur Denpasar-Singaraja via Kecamatan Baturiti ini.
Pengaturan waktu dimaksud, setiap desa adat yang hendak melaksanakan upacara melasti diberikan jeda waktu agar tak berbarengan serempak untuk melaksanakan upacara melasti. Karena proses melasti tak hanya dilakukan krama Kecamatan Baturiti, namun ada pula pamedek Kabupaten Badung.
Humas DTW Ulun Danu Beratan I Made Sukarata mengatakan, upacara melasti akan dilakukan mulai tanggal 17 Maret, dimulai dari Ida Bhatara Ulun Danu Beratan yang pertama. Kemudian baru disusul oleh desa adat lain yang hendak melaksanakan upacara melasti ke Ulun Danu Beratan.
"Hasil koordinasi dengan pangempon, sudah ada 10 desa adat dari Kecamatan Mengwi Badung hendak melaksanakan upacara pemelastian serangkaian Hari Raya Nyepi," jelasnya, Rabu (8/3).
Menurutnya upacara melasti di Ulun Danu Beratan memang tak hanya dilakukan oleh krama di Kecamatan Baturiti, Tabanan tetapi juga dari Banjar adat di Kecamatan Mengwi juga melakukan pemelastian ke Ulun Danu Beratan. "Karena panganceng (keturunan) Pura Ulun Danu Beratan ada di Mengwi, sehingga sejumlah banjar adat melasti ke Ulun Danu," katanya.
Sejalan dengan itu pihak manajemen dan pangempon pura pun sudah melaksanakan koordinasi dan persiapan. Salah satunya adalah pengaturan jadwal melasti dan menyiapkan tempat parkir. "Upacara melasti ini juga rangkaian dari kegiatan yang ditunggu-tunggu oleh wisatawan. Karena sejumlah agen sudah mengkonfirmasi jadwal melasti agar dapat menyaksikan prosesi melasti," akunya.
Dia pun berharap lewat prosesi melasti ini kunjungan wisatawan ke Ulun Danu Beratan semakin meningkat. Sebab saat ini per hari kunjungan wisatawan sudah mulai stabil, baik asing maupun domestik. "Jika secara total per hari kunjungan diangka 1.000 orang dan saat weekend tembus di angka 2.000 orang," jelasnya.
Kendatipun kunjungan mulai normal, untuk sekarang kunjungan wisatawan asing terutama China belum menunjukkan angka signifikan. Sehari masih di angka 10-15 orang meskipun open border sudah dibuka.
Berbeda saat sebelum pandemi, wisatawan China yang berkunjung ke Ulun Danu Beratan mendominasi setelah India dan Eropa. "Kalau sekarang yang banyak itu untuk asing wisatawan India, Eropa, sedangkan yang domestik adalah rombongan study tour dari luar Bali," tandas Sukarata.
Dan dia menambahkan DTW Ulun Danu Beratan saat ini juga membuka spot wisata baru untuk menarik minat wisatawan ke Ulun Danu Beratan. Spot wisata tersebut adalah menyewakan busana Bali, baik pakaian adat Bali maupun pakaian modifikasi pernikahan Bali untuk wisata foto. Bahkan spot wisata baru ini sangat diminati meskipun baru dibuka sebulan lalu. "Per hari kalau ramai ada 20 orang sewa. Harga sewa bervariasi mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 200.000," terangnya. *des
Pengaturan waktu dimaksud, setiap desa adat yang hendak melaksanakan upacara melasti diberikan jeda waktu agar tak berbarengan serempak untuk melaksanakan upacara melasti. Karena proses melasti tak hanya dilakukan krama Kecamatan Baturiti, namun ada pula pamedek Kabupaten Badung.
Humas DTW Ulun Danu Beratan I Made Sukarata mengatakan, upacara melasti akan dilakukan mulai tanggal 17 Maret, dimulai dari Ida Bhatara Ulun Danu Beratan yang pertama. Kemudian baru disusul oleh desa adat lain yang hendak melaksanakan upacara melasti ke Ulun Danu Beratan.
"Hasil koordinasi dengan pangempon, sudah ada 10 desa adat dari Kecamatan Mengwi Badung hendak melaksanakan upacara pemelastian serangkaian Hari Raya Nyepi," jelasnya, Rabu (8/3).
Menurutnya upacara melasti di Ulun Danu Beratan memang tak hanya dilakukan oleh krama di Kecamatan Baturiti, Tabanan tetapi juga dari Banjar adat di Kecamatan Mengwi juga melakukan pemelastian ke Ulun Danu Beratan. "Karena panganceng (keturunan) Pura Ulun Danu Beratan ada di Mengwi, sehingga sejumlah banjar adat melasti ke Ulun Danu," katanya.
Sejalan dengan itu pihak manajemen dan pangempon pura pun sudah melaksanakan koordinasi dan persiapan. Salah satunya adalah pengaturan jadwal melasti dan menyiapkan tempat parkir. "Upacara melasti ini juga rangkaian dari kegiatan yang ditunggu-tunggu oleh wisatawan. Karena sejumlah agen sudah mengkonfirmasi jadwal melasti agar dapat menyaksikan prosesi melasti," akunya.
Dia pun berharap lewat prosesi melasti ini kunjungan wisatawan ke Ulun Danu Beratan semakin meningkat. Sebab saat ini per hari kunjungan wisatawan sudah mulai stabil, baik asing maupun domestik. "Jika secara total per hari kunjungan diangka 1.000 orang dan saat weekend tembus di angka 2.000 orang," jelasnya.
Kendatipun kunjungan mulai normal, untuk sekarang kunjungan wisatawan asing terutama China belum menunjukkan angka signifikan. Sehari masih di angka 10-15 orang meskipun open border sudah dibuka.
Berbeda saat sebelum pandemi, wisatawan China yang berkunjung ke Ulun Danu Beratan mendominasi setelah India dan Eropa. "Kalau sekarang yang banyak itu untuk asing wisatawan India, Eropa, sedangkan yang domestik adalah rombongan study tour dari luar Bali," tandas Sukarata.
Dan dia menambahkan DTW Ulun Danu Beratan saat ini juga membuka spot wisata baru untuk menarik minat wisatawan ke Ulun Danu Beratan. Spot wisata tersebut adalah menyewakan busana Bali, baik pakaian adat Bali maupun pakaian modifikasi pernikahan Bali untuk wisata foto. Bahkan spot wisata baru ini sangat diminati meskipun baru dibuka sebulan lalu. "Per hari kalau ramai ada 20 orang sewa. Harga sewa bervariasi mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 200.000," terangnya. *des
1
Komentar