Harga Pakan Melambung, Petani Ikan Kelimpungan
BANGLI, NusaBali
Harga pakan ikan terus naik. Akibatnya, para pembudidaya ikan di Danau Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli, kelimpungan.
Fatalnya, kenaikan harga pakan ini tidak dibarengi kenaikan harga jual ikan di lokasi panen. Hasil penjualan ikan pun hanya mampu menutup operasional. Seorang pembudidaya ikan di kawasan Danau Batur, Ketut Jembawa mengatakan harga pakan ikan sejak akhir tahun mengalami peningkatan. Kenaikan harga secara bertahap. Harga pakan saat ini kisaran Rp 525.000 per sak (50 kilogram), dari sebelumnya berkisaran Rp 405.000 per sak.
"Harga pakan memang naik. Tapi harga jual ikan stagnan, yakni di tingkat pengecer Rp 22.000 hingga Rp 25. 000 per kilogram," jelasnya Rabu (8/3).
Diakui, dengan kenaikan harga pakan, kini para pembudidaya hanya bisa bertahan. Pendapatan yang didapat hanya bisa untuk menutup biaya produksi. "Hidup segan mati tak mau, itu yang tepat dialamatkan bagi petani ikan di Danau Batur saat ini,” sebutnya.
Jika harga ikan juga dinaikkan, jelas Jembawa, khawatir penjualan ikan menurun. Kondisi ini juga karena daya beli berkurang. Jumbawa saat memelihara ikan sebanyak 20 lubang. Setiap lubangnya berisikan 2.000 ekor . Untuk 1 sak pakan dengan berat 50 kilogram habis dalam waktu 4 hari untuk kebutuhan pakan 10 lubang.
Proses pemeliharaan dari bibit hingga bisa dipanen membutuhkan waktu tujuh bulan. Untuk masa pemeliharaan tergantung bibit. Bila bibit yang ditebar bagus, maka dalam kurun waktu 7 bulan sudah bisa dipanen, begitu juga sebaliknya. "Kalau bibit kurang bagus proses pemeliharaan bisa lebih dari tujuh bulan,” ujar pria yang juga tokoh masyarakat di Desa Kedisan, Kecamatan Kintamani ini.
Kata Jembawa, ikan hasil panen biasa langsung diambil oleh para pengepul. Lanjut, pengepul menjual ke pasar atau rumah makan.*esa
1
Komentar