Batu Tebing Timpa Dapur Warga
Sebelum batu besar diameter sekitar 2 meter itu jatuh dari atas tebing, telah ada tanda-tanda berupa tanah mulai keropos.
AMLAPURA, NusaBali
Dapur milik I Komang Sudana,46, ringsek akibat tertimpa batu yang longsor di Banjar Putung, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem, Selasa (7/3) pukul 20.00 Wita. Bencana ini nyaris menimbulkan maut, karena saat kejadian, pemilik rumah I Komang Sudana sedang makan malam di dapur itu.
“Saya sedang makan. Baru makan dua suap nasi, terasa ada material tanah jatuh menimpa atap bangunan. Karena khawatir akan ada longsor, maka saya langsung pindah ke bangunan sebelah,” jelas Sudana, kepada NusaBali, di lokasi longsor, Banjar Putung, Desa Duda Timur, Rabu (8/3).
Dia menuturkan, sebelumnya sempat turun hujan lebat pukul 13.00 Wita - 15.00 Wita. Hujan sempat reda, namun hujan lagi pukul 16.00 Wita - 18.30 Wita. Saat hujan reda itulah, Sudana hendak makan malam sendirian. Tetapi sebelum batu besar diameter sekitar 2 meter itu jatuh dari atas tebing, telah ada tanda-tanda berupa tanah mulai keropos dan menimpa atap bangunan.
Guna mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, dia segera pindah ke bangunan yang lebih aman. Selanjutnya, longsor benar-benar terjadi.
Tanah longsor, beserta batu besar yang jatuh dari tebing timur persis menghantam dapur hingga bangunan itu ringsek. Timpaan itu mengakibatkan alat-alat dapur rusak tertimbun tanah. Kompor dan tabung juga tertimbun. Begitu juga kulkas, dan beras 25 kg juga terkubur. Perkiraan kerugian mencapai Rp 20 juta.
Sebenarnya, lanjut Sudana, selama ini keluarganya tinggal di tikungan dengan dasar tebing hingga merasa was-was. Setiap hujan lebat turun, mereka langsung pindah ke bangunan di sebelah utara yang lebih aman dari longsor. Kata dia, titik lokasi itu memang rawan longsor. Karena struktur tanah labil saat terguyur hujan, lapisan tanah basah, dan jadi berat.
“Kami was-was karena di bagian atas ada tebing dengan batu besar. Satu batu besar telah jatuh, masih tersisa satu batu yang lebih besar lagi,” katanya.
Agar bisa memasak, apalagi jelang Usaba Dodol yang puncaknya, Tilem Kasanga, Anggara Umanis Uye, Selasa (21/3), Sudana membuat dapur darurat.
Saat kejadian itu, dia bersama sang istri Ni Kadek Merta. Kelian Banjar Putung I Wayan Pasek Wicaksana melaporkan musibah itu ke Perbekel Duda Timur I Gede Pawana, berlanjut laporannya ke BPBD.
Longsor juga terjadi di Banjar/Desa Ban, Kecamatan Kubu, menyebabkan tembok panyengker jebol milik I Nengah Ardika, pukul 05.00 Wita. “Kami telah melakukan assessment, dan telah pula menyerahkan bantuan,” jelas Kepala Pelaksana BPBD Ida Bagus Ketut Arimbawa.
BPBD memberikan bantuan kepada korban tersebut, berupa sebuah matras, selembar selimut, selembar sarung, paket sembako, kompor dan regulator, serta lampu tenaga surya.*k16
Dapur milik I Komang Sudana,46, ringsek akibat tertimpa batu yang longsor di Banjar Putung, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem, Selasa (7/3) pukul 20.00 Wita. Bencana ini nyaris menimbulkan maut, karena saat kejadian, pemilik rumah I Komang Sudana sedang makan malam di dapur itu.
“Saya sedang makan. Baru makan dua suap nasi, terasa ada material tanah jatuh menimpa atap bangunan. Karena khawatir akan ada longsor, maka saya langsung pindah ke bangunan sebelah,” jelas Sudana, kepada NusaBali, di lokasi longsor, Banjar Putung, Desa Duda Timur, Rabu (8/3).
Dia menuturkan, sebelumnya sempat turun hujan lebat pukul 13.00 Wita - 15.00 Wita. Hujan sempat reda, namun hujan lagi pukul 16.00 Wita - 18.30 Wita. Saat hujan reda itulah, Sudana hendak makan malam sendirian. Tetapi sebelum batu besar diameter sekitar 2 meter itu jatuh dari atas tebing, telah ada tanda-tanda berupa tanah mulai keropos dan menimpa atap bangunan.
Guna mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, dia segera pindah ke bangunan yang lebih aman. Selanjutnya, longsor benar-benar terjadi.
Tanah longsor, beserta batu besar yang jatuh dari tebing timur persis menghantam dapur hingga bangunan itu ringsek. Timpaan itu mengakibatkan alat-alat dapur rusak tertimbun tanah. Kompor dan tabung juga tertimbun. Begitu juga kulkas, dan beras 25 kg juga terkubur. Perkiraan kerugian mencapai Rp 20 juta.
Sebenarnya, lanjut Sudana, selama ini keluarganya tinggal di tikungan dengan dasar tebing hingga merasa was-was. Setiap hujan lebat turun, mereka langsung pindah ke bangunan di sebelah utara yang lebih aman dari longsor. Kata dia, titik lokasi itu memang rawan longsor. Karena struktur tanah labil saat terguyur hujan, lapisan tanah basah, dan jadi berat.
“Kami was-was karena di bagian atas ada tebing dengan batu besar. Satu batu besar telah jatuh, masih tersisa satu batu yang lebih besar lagi,” katanya.
Agar bisa memasak, apalagi jelang Usaba Dodol yang puncaknya, Tilem Kasanga, Anggara Umanis Uye, Selasa (21/3), Sudana membuat dapur darurat.
Saat kejadian itu, dia bersama sang istri Ni Kadek Merta. Kelian Banjar Putung I Wayan Pasek Wicaksana melaporkan musibah itu ke Perbekel Duda Timur I Gede Pawana, berlanjut laporannya ke BPBD.
Longsor juga terjadi di Banjar/Desa Ban, Kecamatan Kubu, menyebabkan tembok panyengker jebol milik I Nengah Ardika, pukul 05.00 Wita. “Kami telah melakukan assessment, dan telah pula menyerahkan bantuan,” jelas Kepala Pelaksana BPBD Ida Bagus Ketut Arimbawa.
BPBD memberikan bantuan kepada korban tersebut, berupa sebuah matras, selembar selimut, selembar sarung, paket sembako, kompor dan regulator, serta lampu tenaga surya.*k16
Komentar