Harga Beras Masih Mahal
Persediaan air melimpah, Mentan canangkan percepatan tanam
JAKARTA, NusaBali
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengatakan harga beras masih cukup tinggi sejak Juli 2022. Padahal, masa panen raya tiba dan diproyeksi stok beras RI surplus 9 juta ton pada April 2023.
Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy mengatakan Indonesia mulai masuk masa panen raya pada Februari hingga Mei 2023. Dengan target surplus beras 9 juta ton, Bapanas yakin pasokan beras dalam negeri dalam posisi aman.
"Secara umum di awal 2023 ini harga pangan stabil, baik di tingkat hulu maupun hilir, kecuali harga gabah kering panen (GKP), gabah kering giling (GKG), dan beras medium di tingkat produsen yang masih meningkat sejak Juli 2022, serta beras medium masih Rp11.882 per kg dan premium Rp13.566 per kg di tingkat konsumen," tuturnya dalam Executive Forum Media Indonesia yang tayang secara virtual, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Kamis (9/3).
Sarwo merinci cadangan pangan beras saat ini ada 336 ribu ton di Bulog. Namun, cadangan tersebut masih kurang sehingga Bapanas memerintahkan Bulog untuk menyerap gabah dan beras petani pada masa panen raya ini sebesar 2,4 juta ton.
Bapanas berharap 1,2 juta ton beras serapan Bulog bisa digunakan untuk operasi pasar dan sisanya diharapkan bisa dipakai untuk stok akhir pada Desember 2023. Sementara itu, stok beras luar negeri yang masuk ke Bulog mencapai 287.431 ton. Rinciannya, 97.790 ton dari Vietnam, 181.619 ton dari Thailand (5 persen), 4.437 ton dari Pakistan, dan 3.585 ton dari Myanmar.
Trepisah, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mencanangkan percepatan penanaman padi seusai puncak panen raya pada April 2023, karena persediaan airnya masih melimpah.
"Harapan kita, memang Maret sampai April adalah puncak-puncak kita menyelesaikan panen dan habis itu kita percepat tanam kembali mumpung airnya masih ada," ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta,seperti dilansir Antara, Kamis.
SYL mengatakan secara umum produktivitas padi tahun ini berjalan dengan sangat baik, dengan rata-rata produksi mengalami peningkatan cukup signifikan. Menurut dia, ada sekitar 10 juta hektare yang tahun ini dilakukan panen serentak di seluruh Indonesia.
"Data panen yang paling tinggi akan masuk pada Maret dan April dan kita berharap kurang lebih 10 juta hektare penanaman itu, secara serentak akan kita panen bersama dalam waktu dekat.
Karena itu, produktivitas kita cukup dan telah tervalidasi melalui data BPS, kemudian satelit standing crop dan laporan daerah," katanya.
Produksi padi nasional tahun 2022 mencapai 54,75 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami kenaikan sebanyak 333,68 ribu ton atau 0,61 persen apabila dibandingkan produksi 2021 yang 54,42 juta ton GKG.
Sedangkan, luas panen pada 2022 mencapai 10,45 juta hektare, mengalami kenaikan sebanyak 40,87 ribu hektare atau naik 0,39 persen apabila dibandingkan dengan luas panen 2021 sebesar 10,41 juta hektar.
Dengan melimpahnya panen raya musim ini, SYL berharap Badan Urusan Logistik melakukan penyerapan sebanyak mungkin dengan menggunakan pembelian wajar. Peran Bulog, kata dia, sangat penting untuk menstabilisasi harga di lapangan.
"Kita berharap Bulog langsung menyerap hasil panen satu juta hektare ini yang dimulai pada bulan Februari sebanyak 6,28 juta GKG, Maret itu 8,91 dan April 6 juta. Sekali lagi, kita berharap ini bisa segera diserap dengan harga yang normal," jelasnya. *
Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy mengatakan Indonesia mulai masuk masa panen raya pada Februari hingga Mei 2023. Dengan target surplus beras 9 juta ton, Bapanas yakin pasokan beras dalam negeri dalam posisi aman.
"Secara umum di awal 2023 ini harga pangan stabil, baik di tingkat hulu maupun hilir, kecuali harga gabah kering panen (GKP), gabah kering giling (GKG), dan beras medium di tingkat produsen yang masih meningkat sejak Juli 2022, serta beras medium masih Rp11.882 per kg dan premium Rp13.566 per kg di tingkat konsumen," tuturnya dalam Executive Forum Media Indonesia yang tayang secara virtual, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Kamis (9/3).
Sarwo merinci cadangan pangan beras saat ini ada 336 ribu ton di Bulog. Namun, cadangan tersebut masih kurang sehingga Bapanas memerintahkan Bulog untuk menyerap gabah dan beras petani pada masa panen raya ini sebesar 2,4 juta ton.
Bapanas berharap 1,2 juta ton beras serapan Bulog bisa digunakan untuk operasi pasar dan sisanya diharapkan bisa dipakai untuk stok akhir pada Desember 2023. Sementara itu, stok beras luar negeri yang masuk ke Bulog mencapai 287.431 ton. Rinciannya, 97.790 ton dari Vietnam, 181.619 ton dari Thailand (5 persen), 4.437 ton dari Pakistan, dan 3.585 ton dari Myanmar.
Trepisah, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mencanangkan percepatan penanaman padi seusai puncak panen raya pada April 2023, karena persediaan airnya masih melimpah.
"Harapan kita, memang Maret sampai April adalah puncak-puncak kita menyelesaikan panen dan habis itu kita percepat tanam kembali mumpung airnya masih ada," ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta,seperti dilansir Antara, Kamis.
SYL mengatakan secara umum produktivitas padi tahun ini berjalan dengan sangat baik, dengan rata-rata produksi mengalami peningkatan cukup signifikan. Menurut dia, ada sekitar 10 juta hektare yang tahun ini dilakukan panen serentak di seluruh Indonesia.
"Data panen yang paling tinggi akan masuk pada Maret dan April dan kita berharap kurang lebih 10 juta hektare penanaman itu, secara serentak akan kita panen bersama dalam waktu dekat.
Karena itu, produktivitas kita cukup dan telah tervalidasi melalui data BPS, kemudian satelit standing crop dan laporan daerah," katanya.
Produksi padi nasional tahun 2022 mencapai 54,75 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami kenaikan sebanyak 333,68 ribu ton atau 0,61 persen apabila dibandingkan produksi 2021 yang 54,42 juta ton GKG.
Sedangkan, luas panen pada 2022 mencapai 10,45 juta hektare, mengalami kenaikan sebanyak 40,87 ribu hektare atau naik 0,39 persen apabila dibandingkan dengan luas panen 2021 sebesar 10,41 juta hektar.
Dengan melimpahnya panen raya musim ini, SYL berharap Badan Urusan Logistik melakukan penyerapan sebanyak mungkin dengan menggunakan pembelian wajar. Peran Bulog, kata dia, sangat penting untuk menstabilisasi harga di lapangan.
"Kita berharap Bulog langsung menyerap hasil panen satu juta hektare ini yang dimulai pada bulan Februari sebanyak 6,28 juta GKG, Maret itu 8,91 dan April 6 juta. Sekali lagi, kita berharap ini bisa segera diserap dengan harga yang normal," jelasnya. *
Komentar