Pendakian Gunung Agung Ditutup Mulai 12 Maret

Larangan itu berlaku sejak upacara negtegang pedagingan, hingga nyineb. Total penutupan pendakian selama 46 hari lamanya.  "Larangan itu berlaku setiap tahun, selama rangkaian Karya Agung Tawur Tabuh Gentuh lan Ida Bhatara Turun Kabeh," ujar Ketua I Panitia Karya Agung Tawur Tabuh Gentuh lan Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Besakih, I Gusti Mangku Jana usai menggelar paruman pembentukan panitia di Pasucian Pura Penataran Agung Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Sukra Kliwon Medangkungan, Jumat (10/3).

Menurut Mangku Jana, pengecualian dilakukan saat nuur Ida Bhatara Tirtha di Gunung Agung. Pamedek yang ngayah bisa ikut mendaki Gunung Agung yang pelaksanaannya pada Redite Pon Prangbakat, Minggu (2/4) nanti. Penutupan pendakian bertujuan agar kasucian Gunung Agung dan Pura Besakih terjaga, mengingat antara Gunung Agung dan Pura Besakih menjadi satu kesatuan kawasan suci.

Pamangku di Pura Penataran Agung Besakih ini menambahkan pelaksanaan upacara Negtegang pada Redite Paing Matal, Minggu (12/3) dan nyineb pada Buda Paing Wayang, Rabu (26/4) selama 46 hari. Selama itu berlaku larangan mendaki Gunung Agung bagi pencinta alam terutama wisatawan.

Mangku Jana menambahkan untuk karya agung kali ini Ida Bhatara katuran melasti ke Mata Air Toya Sah, Banjar Susut, Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem pada Soma Wage Prangbakat, Senin (3/4).

Sedangkan rangkaian upacara, mapepada lan bhumi sudha berlanjut memben pada Soma Kliwon Uye, Senin (20/3). Puncak Karya Agung Tawur Tabuh Gentuh Tilem Kasanga pada Anggara Umanis Uye, Selasa (21/3), mapepada Karya Ida Bhatara Turun, Anggara Kliwon Prangbakat, Selasa (4/4), puncak Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh, Purnama Kadasa, Buda Umanis Prangbakat, Rabu (5/4). Selanjutnya ngaturang banten panganyar dari masing-masing kabupaten se-Bali.

Bertindak sebagai Prawartaka Karya adalah Jro Mangku Widhiarta yang juga Bendesa Adat Besakih, Wiku Yajamana Ida pedanda Gede Putra Tembau dari Geria Gede, Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung dan Ida Sri Begawan Putra Natha Nawa Wangsa Pemayun dari Geria Kedatuan Kawistapura, Banjar Munduk, Desa Belatungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan. Sedangkan Wiku Tapini Ida Pedanda Istri Karang dari Geria Suci, Banjar Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Ida Pedanda Istri Kania dan Ida Pedanda Istri Wayan Jelantik. *k16