Pertahankan Sektor Pertanian, Subak Se-Badung Susun Program Kerja
MANGUPURA, NusaBali
Di tengah mendominasinya sektor pariwisata sebagai penyumbang terbesar pendapatan daerah, sektor pertanian kini semakin dilirik oleh pemerintah Kabupaten Badung.
Secara prinsip sektor pertanian digenjot demi tujuan menahan laju inflasi dari sisi kebutuhan pangan, agar tidak lagi ketergantungan dengan daerah lain. Hal tersebut ditegaskan Sekda Badung I Wayan Adi saat mewakili Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menghadiri pembahasan program kerja Subak se-Badung sekaligus secara simbolis menyerahkan pakaian kepada Pekaseh dan Pangliman di Bale Subak Lepud, Pesedahan Yeh Sungi Desa Baha Kecamatan Mengwi, Sabtu (11/3). Turut hadir Kadis Kebudayaan I Gede Eka Sudarwitha, Perbekel Baha I Wayan Rusih, Majelis Madya Subak I Made Suka, Majelis Alit Subak I Ketut Sumatra, Pekaseh dan Pangliman se-Badung serta OPD terkait. Kegiatan pembahasan program kerja subak se-Badung bertujuan untuk pengumpulan program kerja dari masing-masing Pekaseh untuk tahun 2023, yang dihadiri oleh 500 Pekaseh dan Pangliman.
Kehadiran Pemkab Badung sebagai bentuk keberpihakan dalam menjaga dan melestarikan Subak, sebagai salah satu bentuk kearifan lokal yang ada di Bali khususnya di Kabupaten Badung. Adi Arnawa mengapresiasi terselenggaranya pembahasan Program Kerja Subak se-Badung sekaligus sosialisasi mengenai kebijakan pemerintah di bawah kepemimpinan Bupati Giri Prasta dalam rangka mendorong bagaimana mempertahankan sektor pertanian. Dikarenakan secara prinsip ingin menahan laju inflasi dari sisi kebutuhan pangan, dimana tidak lagi ketergantungan dengan daerah lain.
“Maka dari itu, salah satu langkah yang harus kita lakukan ke depan yakni dalam jangka pendek, bagaimana mendorong hasil produksi padi di Bali dan khususnya di wilayah Badung. Oleh karena itu, gabah akan diambil atau dibeli oleh pemerintah dalam bentuk gabah bukan dalam bentuk tebasan/tengkulak,” ujar Adi Arnawa.
Lebih lanjut Adi Arnawa mengatakan, dari hasil gabah, petani akan mendapatkan keuntungan atau nilai tambah sebesar 11 persen apabila tidak dijual ke tengkulak. Caranya, kata dia, beras itu dipacking atau dikemas oleh Perumda Pasar. Dengan begitu, para petani menjadi sejahtera, pendapatan petani menjadi naik. “Hasil pertanian terekspos, pemenuhan kebutuhan terhadap pangan di Badung tidak akan tergantung daerah lain,” katanya.
“Ini dalam rangka untuk mengatasi maupun menekan laju inflasi di hulu bukan di hilirnya. Mudah-mudahan dengan program ini juga menggerakkan komoditas lainnya seperti cabai bawang dan bahan pokok lainnya,” harap Adi Arnawa.
Sementara itu, Ketua Majelis Madya Subak I Made Suka, menyampaikan terkait dengan program kerja Subak se-Badung yang merupakan penjabaran dari Tri Hita Karana, mengharapkan agar pemerintah Kabupaten Badung bisa membantu dari anggaran baik melalui dana BKK Kabupaten dan Dana Desa. “Kami dari Forum Pekaseh se-Badung menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan maupun dukungan dari pemerintah Kabupaten Badung terhadap keberadaan Subak,” ucapnya. *ind
1
Komentar