Dulu Sepi, Kerajinan Bambu Kini Ramai Kembali
DENPASAR,NusaBail
Sepi pesanan saat pandemi Covid-19, kini produk kerajinan bambu menggeliat, karena sudah kembali mendapatkan order.
Dari hanya satu dua atau sepuluh piscies perbulan, saat pandemi Covid-19 memuncak, kini penjualan sudah meningkat signifikan, sampai ratusan biji per bulan.
“Astungkara, sekarang sudah mulai membaik,” ucap Ni Nengah Rina, seorang perajin bambu dari Desa Kayubihi, Kecamatan/Kabupaten Bangli, Minggu(12/3).
Dikatakan Rina, keranjang parcel, tong laundry, kapar atau nampan bambu diantara produk-produk kerajinan bambu yang banyak dipesan. Pemesan maupun pembeli beragam. Ada dari hotel, vila, restoran, art shop-art shop, reseller dari luar daerah, diantaranya dari Jakarta.
“Juga sudah ada ekspor,” kata Rina.
Khusus untuk dipasar lokal, pembeli banyak dari pemilik toko seni atau art shop- art shop dari kawasan wisata di Bali. Diantaranya Bangli, Tegallalang (Gianyar) dan sekitarya. Produk-produk atau barang itu untuk dijual kembali. “Ekspor sudah mulai ada, ke Australia,” tunjuknya.
Membaiknya pemasaran produk kerajinan bambu, diakui Rina, menyusul pulihnya pariwisata Bali, setelah pandemi berakhir. Dari cukup dihitung dengan jari pada saat pandemi, kini penjualan sudah jauh lebih dari itu.
Apalagi jelang hari besar keagamaan dan moment keramaian lain. Seperti saat Nataru 2022 lalu, untuk keranjang parcel, Rina menuturkan dapat pesanan lebih dari 100 biji. Selain keranjang parcel, produk lain juga banyak yang laku.
“Bahan baku cukup, karena di sini banyak pohon bambu,” ungkap Rina. Produk-produk kerajinan tersebut dibuat para perajin di Desa Kayubihi, yang memang dikenal sebagai desa sentra kerajinan bambu di Bangli. * K17
1
Komentar