ST Taman Sari Angkat ‘Masuluh’ sebagai Cermin Introspeksi Manusia
DENPASAR, NusaBali.com – ST Taman Sari, Banjar Lantang Bejuh, Sesetan, Denpasar Selatan mengangkat tema masuluh pada pembuatan ogoh-ogoh menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945. Masuluh ini dimaksudkan sebagai pengingat manusia agar introspeksi pada diri sendiri sebelum memberikan penilaian terhadap orang lain.
“Cerita ogoh-ogoh ini diambil dari filosofi kehidupan manusia saat ini. Di zaman Kalisangara ini, manusia yang memiliki sifat sattwam, rajas dan tamas. Pikiran dan nafsu menjadikan manusia lupa akan dirinya bahwa manusia adalah mahluk yang paling tinggi derajatnya,” urai Kadek Gunawanta, arsitek ogoh-ogoh ST Taman Sari.
Dalam arti kata, masuluh terdiri dari kata ‘ma’ yang berarti manusia, dan ‘suluh’ yang artinya cermin, lawat atau bayangan. Jadi masuluh dimaksudkan sebagai bercermin terhadap diri sendiri sebelum menyalahkan orang lain.
Penggarapan ogoh-ogoh dengan tinggi 4 meter ini dimulai bulan Januari lalu . Terdapat tiga tokoh yang ditampilkan, yakni, dua tokoh wanita yang sedang bercermin dan berada di samping cermin yang menggambarkan karaktek baik dan karakter buruk (suka berbicara baik di depan orang, namun selalu berbicara buruk di belakang).
Sedangkan tokoh utama yang paling atas adalah sosok yang digambarkan sebagai tokoh utama yang berkepala tiga seperti rangda dengan mata melotot, lidah panjang dan rambut panjang menyeramkan. Sosok ini merefleksikan sifat keburuukan manusia dan diharapkan manusia tidak memiliki sifat seperti itu.
Ogoh-ogoh dengan budget Rp 30 juta ini memiliki tingkat kerumitan tokoh utama di mana sang tokoh memegang ornamen seperti cermin besar. Tambahannya, ada beban gerakan mesin serta hiasan yang terbentuk dari gulungan koran yang membuat berat. *m03
Berita ini merupakan hasil liputan Ngurah Arya Dinata, mahasiswa Praktek Kerja Lapangan di NusaBali.com
Komentar