Asal Usul Pura Luhur Puncak Rangda yang Bernuansa Mistis
TABANAN, NusaBali.com - Mendengar sebutan ‘Pura Puncak Rangda’, tak ayal membuat pikiran condong ke sebuah tempat mistis. Kebetulan juga ciri khas pura berlokasi di Kabupaten Tabanan ini mulai dari bawah sampai puncak, bisa dilihat pada setiap candi bentar di Tri Mandala terpasang patung rangda yang menyeramkan.
Lokasi pura ini tepatnya di Banjar Dukuh, Desa Mundeh Kauh, Kecamatan Selemadeg Barat. Jika dari Denpasar, jarak tempuh kurang lebih 65 kilometer.
“Asal usul pura ini, konon ada gegumuk batu di atas bukit, di atasnya ada pohon kepuh rangdu,” ujar Jero Mangku Ketut Rai Yasa, Mangku Gede Pura Luhur Puncak Rangda, Jumat (10/3/2023).
Dikatakan oleh Jero Mangku Ketut Rai Yasa, jika dalam lontar Bali Bangsul tertulis kisah seorang perempuan sakti dari tanah Jawa bersama seorang putranya bernama I Ratu Gede Mas Mecaling dan Gegumuk di bawah pohon rangdu sangat disucikan, disakralkan oleh umat.
Saat itulah tempat suci ini disebut Puncak Rangda. Kini umat meyakini yang beristana di pura ini Ratu Niang Sakti atau sebutan lain beliau Ida Dukuh Mayas Kuri.
“Di sekitar tempat ini konon ada batu berbentuk alu panjang dan pendek yang disebut lingga dan Yoni. Namun batu tersebut sudah lama menghilang secara gaib,” ungkap Jero Mangku Ketut Rai Yasa.
Pura ini terdiri dari tiga tempat yang disebut Tri Mandala. Di tempat paling atas, utama mandala terdapat palinggih gedong, meru tumpang 7, ada linggih pelawatan berupa Ratu Mas (Rangda) serta Ratu Gede (Barong), ada pepelik, padma, dan lain-lain.
Pura ini diempon oleh 9 desa adat. Pujawalinya tiap Sabtu Kliwon Kuningan. Pamedek saat sembahyang diberikan waktu mulai pukul 08.00 - 18.00. Pamedek berdatangan dan sangat ramai pada hari- hari tertentu seperti Purnama, tilem, serta akhir pekan Sabtu dan Minggu. *m04
Berita ini merupakan hasil liputan Handika Adhi Putra, mahasiswa Praktek Kerja Lapangan di NusaBali.com
Komentar