Sulit Terdeteksi, Badung Kejar Target Temuan Kasus TBC
MANGUPURA, NusaBali.com – Sebagian orang tidak menyadari statusnya saat terkena penakit tuberkulosis (TBC). Sebab, gejala yang belum jelas terasa hingga pasien takut berobat membuat kasus TBC sulit ditemukan. Apa lagi, stigma buruk masyarakat soal penyakit menular TBC ini menyebabkan ketakutan masyarakat semakin meningkat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, Made Padma Puspita menerangkan, di Kabupaten Badung, pada tahun 2022 diperkirakan terdapat 1.733 kasus TBC.
Pada tahun 2022 hanya berhasil menemukan 563 kasus TBC, TBC RO sebanyak 2 kasus, dan 22 kematian kasus TBC. Dari data tersebut terlihat masih ada kesenjangan antara estimasi kasus TBC dengan kasus TBC yang ditemukan dan dilaporkan.
“Untuk menemukan kasusnya saja itu sulit karena ada stigma buruk dari masyarakat. Padahal obat TBC sudah jelas,” tuturnya dalam acara Konferensi Pers Pernyataan Bersama Upaya Kolaborasi Penanggulangan Tuberkulosis di Ramada Bali Sunset Road, Kuta, Badung, Senin (13/3/2023).
Dilihat dari kondisi saat ini, pada tahun 2023, untuk kasus TBC di Badung baru ditemukan 118 kasus dari 1.322 kasus yang ditargetkan. Made Padma berharap target penemuan kasus tersebut bisa mencapai angka 100 persen dari estimasi.
Made Padma mengungkapkan data TBC di Badung sebagian besar kasusnya terjadi pada usia produktif dan lanjut usia.
“Untuk menemukan kasusnya saja itu sulit karena ada stigma buruk dari masyarakat. Padahal obat TBC sudah jelas,” tuturnya dalam acara Konferensi Pers Pernyataan Bersama Upaya Kolaborasi Penanggulangan Tuberkulosis di Ramada Bali Sunset Road, Kuta, Badung, Senin (13/3/2023).
Dilihat dari kondisi saat ini, pada tahun 2023, untuk kasus TBC di Badung baru ditemukan 118 kasus dari 1.322 kasus yang ditargetkan. Made Padma berharap target penemuan kasus tersebut bisa mencapai angka 100 persen dari estimasi.
Made Padma mengungkapkan data TBC di Badung sebagian besar kasusnya terjadi pada usia produktif dan lanjut usia.
Jumlah pasien TBC berdasarkan umur menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 2023, dikatakan Made Padma pada umur 0-4 tahun sebanyak 25 kasus, 5-14 tahun sebanyak 20 kasus, 15 -24 tahun sebanyak 84, 25-34 tahun sebanyak 107 kasus, 35-44 tahun sebanyak 107 kasus,45-54 tahun sebanyak 108 kasus, dan 55 tahun ke atas sebanyak 110 kasus.
Foto: Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, Made Padma Puspita. -RIKHA SETYA
“Semua populasi itu tidak memandang umur. Memang dulu pencegahannya hanya kepada anak-anak saja. Namun saat ini pencegahannya untuk semua umur. Ini akibat pola life style yang juga berpengaruh,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Penguruh Wilayah Adinkes Provinsi Bali, I Nyoman Gunarta turut bersinergi untuk menemukan kasus TBC di Kabupaten Badung. Ia menuturkan, pihaknya berperan aktif dalam penanggulangan TBC di Bali.
“Kami ikut berperan aktif dalam penanggulamgan TBC di Bali, konsentrasi kami mendapatkan amanah dengan dana dari Global Fun untuk menjadi SSR dalam hal penanganan program Resilient and Sustainable Systems for Health (RSSH),” tuturnya.
Selaras dengan hal tersebut, Kepala PPTI Cabang Badung, I Made Gatra juga melakukan beberapa aksi nyata untuk menurangi stigma buruk masyarakat.
Salah satunya, Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Badung melakukan penyuluhan kepada masyarakat soal tuberkulosis agar mereka paham dan mengetahui gejala tuberkulosis.
Selanjutnya pihaknya juga turut melakukan investivigasi kontak dengan tujuan untuk menjangkau kasus-kasus tuberkulosis.
“Karena pasien tuberkulosis bisa menularkan orang-orang terdekatnya. Sebab, penyakit ini menular melalui udara dan perlu di investivigasi kontak karena penyebaran TBC itu riskan terjadi di dalam rumah,” terangnya.
Tidak hanya bertugas untuk mencari kasus TBC saja, sebagai salah satu komunitas pihaknya akan mendampingi pasien sampai sembuh.
Karena itu, Badung memiliki 71 klinik, 11 Puskesmas dan 2 rumah sakit siap melayani pengobatan pasien TBC hingga sembuh. Pihaknya bahkan sudah menaikkan anggaran dari Rp1,1 miliar lebih (2022) menjadi Rp2,2 miliar lebih di tahun 2023 ini.
“Apabila ada pasien baru akan tetap kami lakukan investivigasi kontak agar program pemerintah dapat berjalan sesuai sebagaimana mestinya,” pungkasnya.
Sebagai informasi tambahan, Indonesia selalu masuk dalam daftar tiga negara dengan beban TBC terbesar di dunia dalam beberapa tahun terakhir.
Mengacu pada Global Tuberculosis Report (GTR) 2022 mencatat bahwa terdapat 969.000 kasus tuberkulosis (TBC) baru di Indonesia dan menempatkan sebagai negara kedua dengan kasus TBC terbanyak di dunia. Bisa diperkirakan setiap menit dua orang di Indonesia sakit TBC. Sementara sebanyak 443.235 kasus TBC telah ditemukan dan dilaporkan, sedangkan 525.765 kasus belum ditemukan dan dilaporkan. *ris
1
Komentar