Penempatan Gerobak Kreatif Belum Final
MANGUPURA, NusaBali
Tim Penataan Pantai Kuta angkat bicara terkait sorotan dari sejumlah wisatawan dan tokoh masyarakat mengenai keberadaan gerobak kreatif di Pantai Kuta yang dinilai menghalangi pemandangan wisatawan ke arah pantai.
Ditegaskan, penempatan gerobak kreatif yang ada saat ini hanya bersifat sementara, karena finalnya masih menunggu serah terima dari Pemkab Badung.
“Saat ini penempatan gerobak tersebut belum final, karena manajemen pengaturan itu masih menunggu serah terima pengelolaan dari Pemkab Badung,” kata Ketua Tim Penataan Pantai Kuta I Gusti Anom Gumanti, Senin (13/3).
Menurut Anom Gumanti, desain maupun jumlah dari gerobak kreatif yang ada di kawasan Pantai Kuta sudah berdasarkan kajian para arsitek yang merupakan masyarakat Kuta, serta telah disetujui oleh paruman Desa Adat Kuta. Hanya saat ini penempatan gerobak tersebut belum final, menunggu serah terima pengelolaan. “Jumlah gerobak kreatif atas paruman Desa Adat Kuta. Dalam paruman, pihak desa adat menyerahkan kepada tim teknis yang dimiliki desa adat untuk mengkaji desain dan bentuk gerobak pedagang,” jelasnya.
Anom Gumanti yang juga anggota DPRD Badung ini menambahkan, tim terknis tersebut merupakan himpunan orang-orang Kuta yang berprofesi sebagai arsitek, yang paham dengan struktur bangunan dan sebagainya. Setelah kajian tersebut dilakukan, tim teknis menyerahkan hal itu kepada tim penataan untuk melahirkan sebuah konsep penataan Pantai Kuta secara global, termasuk salah satunya gerobak kreatif. Saat itu yang dipakai acuan jumlah gerobak berdasarkan data pedagang yang jumlahnya sekitar 1.200. Namun dengan jumlah sebanyak itu dinilai tidak mungkinkan lantaran space pantai semakin berkurang.
“Mempertimbangkan space, maka diputuskan yang akan mendapatkan gerobak kreatif adalah pedagang minuman, makanan, suvenir, tato, dan jasa yang bisa digabung menjadi satu, sehingga muncul jumlah gerobak sebanyak 482 unit,” jelas Anom Gumanti.
Diakui, saat ini penempatan gerobak kreatif memang terkesan menumpuk di beberapa titik. “Makanya ke depan penempatan itu akan kembali diatur setelah Pemkab Badung menyerahkan pengelolan Pantai Kuta kepada pihak desa adat,” tegasnya.
Di samping itu, tim saat ini juga sedang mencari desain lain untuk menyiasati kendala abrasi yang memperkecil space para pedagang. Hal itu lah yang menyebabkan gerobak kreatif yang sudah ada masih dapat dimanfaatkan pengunjung secara gratis. “Namun ketika pengelolaan sudah diserahkan kepada desa adat, tentu ada pengelolaan ke depan. Desa adat juga masih membuat pararem tata kelola destinasi wisata Pantai Kuta, yang bertanggungjawab atas aset dengan melakukan kerja sama dengan pemerintah,” kata Anom Gumanti. *dar
Komentar