Urukan Tanah IGD Ambles
Saking banyaknya air dari bangunan induk RSUD, got tidak mampu menampung.
SINGARAJA, NusaBali
Beberapa ornamen stil (gaya) Bali pada bangunan gedung Istalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Buleleng, retak. Bahkan salah satu ornamen stil Bali pembungkus tiang beton terlepas hingga posisinya miring.
Kerusakan itu akibat tanah uruk di IGD ambles karena digerus air hujan. Wakil Bupati Nyoman Sutjidra dan Komisi II DPRD Buleleng, bergiliran mengecek kerusakan tersebut ke lokasi, Senin (21/12). Hasil pengecekan dipastikan, tanah urukan ambles tersebut tidak menganggu konstruksi bangunan.
Gedung IGD merupakan bangunan baru dikerjakan oleh rekanan PT Tunas Jaya Sanur. Saat ini, bangunan gedung itu masih dalam masa pemeliharaan. Pemkab berencana akan melanjutkan pembangunan tersebut pada 2016, untuk pengadaan Alkes dan sarana lain.
Ornamen stil Bali yang retak tersebut berada di bangunan IGD bagian belakang, tepatnya lantai 2. Ornamen itu berupa tempelan bata merah, sebagai pembungkus tiang beton. Di beberapa titik, ornamen itu retak karena urukan tanah ambles digerus air hujan hingga ada yang semeter. Urukan tanah itu ambles digerus air hujan yang datang dari bagian atas, induk bangunan RSUD Buleleng.
Seluruh air hujan mengalir ke bangunan IGD karena posisinya lebih rendah. Di posisi bawah IGD sebenarnya sudah dibuatkan got penyalur buangan air dari induk RSUD. Namun saking banyaknya air yang mengalir dari bagian induk bangunan RSUD, got tersebut tidak mampu menampung. Luapan air inilah yang menggerus tanah urukan. Tinggi tanah uruk itu mencapai 12 meter karena posisi areal IGD sebelumnya berada jauh dibawah.
Akibat gerusan tanah tersebut, ada tiga keretakan terparah hingga posisi ornamen miring karena terlepas dari tiang beton konstruksi bangunan.
Wabup Sutjidra setelah mendapat penjelasan dari pihak rekanan PT Tunas Jaya Sanur memastikan, amblesnya tanak uruk tersebut tidak sampai menganggu konstruksi bangunan IGD berlantai tiga. “Secara struktur tidak ada masalah, ini karena urukannya saja yang bermasalah. Masalah ini akan ditanggulangi dan mungkin dalam waktu seminggu sudah selesai,” kata Wabup Sutjidra. Wabup ini kemarin pagi langsung mengecek kondisi tersebut didampingi Dirut RSUD Buleleng Gede Wiartana, Kadis PU Nyoman Gede Suryawan.
Sementara itu, Komisi II DPRD Buleleng yang datang belakangan mengecek kerusakan, meminta agar pihak rekanan memperbaiki semua kerusakan yang terjadi akibat tanah uruk ambles. “Saya sudah minta agar yang retak-retak kecil juga dibongkar, dan diperbaiki lagi,” kata Ketua Komisi II, Putu Mangku Budiasa yang datang bersama anggotanya.
Menurut politisi PDIP asal Desa Selat, Kecamatan Sukasada ini, kondisi itu terjadi akibat kelemahan pengawasan. Semestinya, pemadatan tanah uruk tersebut diawasi hingga kondisinya padat. “Ini masih dalam masa pemeliharaan, jadi keretakan itu harus diperbaiki secepatnya, karena musim penghujan masih berlangsung lama,” kata Budiasa.
Pihak rekanan yang diwakili Made Suarsana mengatakan, segera lakukan pemadatan dengan memakai alat berat pibro. Pihaknya juga akan memperlebar saluran gor pembuangan air hingga air tersalur dengan lancar, termasuk pemasangan batu kali dan plat beton. “Besok kita sudah rencanakan pemadatan, setelah kondisi padat kita bantu dengan batu kali. Hal tersebut untuk mengantisipasi air yang datang dari rumah sakit (bangunan induk RSUD, Red) agar tersalur dengan baik,” jelasnya. 7 k19
1
Komentar