Beh, Monumen Puputan Kusamba Cebol
Pemkab Klungkung mendirikan sebuah Monumen Puputan Perang Kusamba, di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, diresmikan, Kamis (25/5).
SEMARAPURA, NusaBali
Namun monumen ini langsung menuai kritik. Karena ukurannya cukup kecil untuk sebuah monumen bersejarah.
Kritikan disampaikan maestro seni rupa dan budayawan Nyoman Gunarsa. Dia menyayangkan terhadap ukuran dan ornamen dari monumen Puputan Kusamba tersebut. Karena ukurannya amat kecil untuk sebuah monumen. “Monumen itu harus monumental atau agung dan tidak terpengaruh oleh gedung di sekitarnya,” ujar Nyoman Gunarsa, Selasa (6/6).
Kata dia, sebuah monumen yang baik bisa mandiri walaupun di sekelilingnya ada gedung-gedung bertingkat. Kemudian secara bentuk meliputi tiga unsur, yakni kaki, badan dan kepala. “Untuk kaki minimal 2 meter, yang saya lihat bagian kakinya cebol dan tenggelam di bawah trotoar,” kata Gunarsa.
Sorotan masyarakat terhadap monumen tersebut juga mencuat di sejumlah media sosial (medsos). Karena dengan dana Rp 360 juta, menghasilkan ukuran monumen agak pendek dengan tinggi sekitar 2,5 meter. Warga berharap kaki monumen itu bisa lebih ditinggikan lagi, sehingga terlihat lebih elok.
Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Klungkung, I Wayan Wirata mengatakan, pembangunan monumen itu sudah sesuai perencanaan yang disesuaikan dengan situasi lahan di lapangan setinggi 2,5 meter. Untuk bahan menggunakan batu andesit dari Cirebon. “Dari segi anggaran tidak ada masalah, karena sudah sesuai dengan perencanaan,” ujarnya.
Pihaknya mohon maaf selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) karena seperti itulah hasilnya. ‘’Yang jelas, itu sudah menjadi kesepakatan dan direncanakan bersama-sama,’’ jelasnya. Bagitupula, lanjut Wirata, saat menentukan lokasi juga sudah melibatkan pihak perbekel, pasar dan pihak terkait lainnya. “Begitulah keadaanya saya minta maaf,” katanya.
Sebelumnya, Monumen Perang Puputan Kusamba dibangun untuk mengenang peristiwa Perang Kusamba 168 tahun silam. Lokasinya di areal Pasar Kusamba, peresmian dilakukan Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, Kamis (25/05/) malam. Peresmian disaksikan Pangelingsir Puri Agung Klungkung Ida Dalem Smaraputra, Wakil Ketua DPRD Klungkung, Nengah Ariyanta, Sekda Klungkung I Gede Putu Winastra, SKPD di lingkungan Pemkab Klungkung serta undangan lainnya. *wa
Kritikan disampaikan maestro seni rupa dan budayawan Nyoman Gunarsa. Dia menyayangkan terhadap ukuran dan ornamen dari monumen Puputan Kusamba tersebut. Karena ukurannya amat kecil untuk sebuah monumen. “Monumen itu harus monumental atau agung dan tidak terpengaruh oleh gedung di sekitarnya,” ujar Nyoman Gunarsa, Selasa (6/6).
Kata dia, sebuah monumen yang baik bisa mandiri walaupun di sekelilingnya ada gedung-gedung bertingkat. Kemudian secara bentuk meliputi tiga unsur, yakni kaki, badan dan kepala. “Untuk kaki minimal 2 meter, yang saya lihat bagian kakinya cebol dan tenggelam di bawah trotoar,” kata Gunarsa.
Sorotan masyarakat terhadap monumen tersebut juga mencuat di sejumlah media sosial (medsos). Karena dengan dana Rp 360 juta, menghasilkan ukuran monumen agak pendek dengan tinggi sekitar 2,5 meter. Warga berharap kaki monumen itu bisa lebih ditinggikan lagi, sehingga terlihat lebih elok.
Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Klungkung, I Wayan Wirata mengatakan, pembangunan monumen itu sudah sesuai perencanaan yang disesuaikan dengan situasi lahan di lapangan setinggi 2,5 meter. Untuk bahan menggunakan batu andesit dari Cirebon. “Dari segi anggaran tidak ada masalah, karena sudah sesuai dengan perencanaan,” ujarnya.
Pihaknya mohon maaf selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) karena seperti itulah hasilnya. ‘’Yang jelas, itu sudah menjadi kesepakatan dan direncanakan bersama-sama,’’ jelasnya. Bagitupula, lanjut Wirata, saat menentukan lokasi juga sudah melibatkan pihak perbekel, pasar dan pihak terkait lainnya. “Begitulah keadaanya saya minta maaf,” katanya.
Sebelumnya, Monumen Perang Puputan Kusamba dibangun untuk mengenang peristiwa Perang Kusamba 168 tahun silam. Lokasinya di areal Pasar Kusamba, peresmian dilakukan Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, Kamis (25/05/) malam. Peresmian disaksikan Pangelingsir Puri Agung Klungkung Ida Dalem Smaraputra, Wakil Ketua DPRD Klungkung, Nengah Ariyanta, Sekda Klungkung I Gede Putu Winastra, SKPD di lingkungan Pemkab Klungkung serta undangan lainnya. *wa
1
Komentar