MUTIARA WEDA: Siddhi, Caranya?
Janma ausadhi mantra tapah samādhijāh siddhayah (Yoga Sutra Patanjali, IV.1)
Siddhi bisa diraih melalui kelahiran, penggunaan obat, melantunkan mantra, tapa, dan samadhi.
SIDDHI atau kemampuan spiritual bisa diraih paling tidak melalui lima bentuk, yakni bakat lahir, penggunaan obat-obatan/ramuan (seperti LCD, hashish, dan yang lainnya), tapa, dan meditasi intens. Mungkin seperti Ramakrishna Paramahamsa dan Ramana Maharsi menjadi yogi karena kelahiran. Kehadirannya di dunia adalah untuk meng-klimaks-kan vasanan-nya. Dalam cerita purana disebutkan Rsi Mandavya dan Raja Yayati meraih kekuatan supernatural melalui ramuan kehidupan (elixir of life). Ratnakara menjadi Walmiki oleh karena melantunkan mantra. Sebagian besar para sadhaka diinisiasi melalui mantra rahasia dan kemudian melakukan tapa, meditasi intens, dan akhirnya mencapai samadhi.
Bagaimana bakat lahir menjadikan orang siddhi? Bukankah orang lahir memiliki kondisi yang sama? Ternyata, jika kita lihat dari teori karmaphala dan punarbhawa, kelahiran seseorang ditentukan oleh vasananya terdahulu. Total memori masa lalu akan dilanjutkan ke dalam kehidupan saat ini. Jika ada orang mencapai siddhi tanpa melakukan sadhana apapun, dan setelah lahir dia langsung membawa kekuatan tersendiri, itu artinya siddhi yang dialami saat ini adalah hasil dari praktik panjang sadhana di masa lalu, di kehidupan sebelumnya. Artinya, memori masa lalu inilah yang menjadi bakat lahir di saat ini.
Bagaimana dengan obat-obatan? Bukankah drug menumpulkan kemampuan sistem syaraf kita? Sepertinya, dalam banyak kasus, penggunaan ramuan tertentu dapat merangsang zat tertentu di dalam tubuh sehingga kesadaran mampu melampaui ke-fana-annya dan masuk ke dimensi lain. Seperti misalnya tanaman hayauasca yang hidup di lembah Amazon memiliki dampak tertentu secara psikologis. Di India, ada kelompok sadhu tertentu yang menggunakan ramuan sejenis untuk merangsang enzim tertentu dalam tubuh dan berefek pada kemampuan tertentu beyond fisik. Di samping penggunaan obat, mungkin sakit tertentu atau bisa juga kecelakaan dapat membuat orang mencapai siddhi, karena pada saat sakit atau kecelakaan ada bagian tubuh tertentu yang mengalami pergeseran dan itu berdampak pada ranah mental, sehingga orang secara instan memiliki kemampuan khusus tertentu (seperti tiba-tiba mampu melihat makhluk halus, mampu mendeteksi penyakit orang, mampu meramal kematian orang, dan yang lainnya).
Dengan mantra orang juga mampu meraih siddhi. Pada banyak peradaban, mantra-mantra khusus selalu dilantunkan pada saat ritual tertentu. Orang yang melantunkan adalah orang khusus yang memiliki siddhi atas mantra tersebut. Bahkan, dalam tradisi-tradisi perguruan, inisiasi dengan mantra rahasia sangat umum. Melalui mantra tersebut, para sadhaka melakukan berbagai jenis tapa, meditasi, dan jenis sadhana lainnya. Mantra rahasia tersebut dapat mengantarkan sadhaka untuk mencapai samadhi.
Satu cara yang umum dipakai untuk mencapai siddhi adalah tapa, pengekangan diri secara ketat guna memperoleh inner power. Biasanya mereka pergi menyepi (ke hutan), fokus dengan kontemplasi, puasa, dan berbagai hal yang berhubungan dengan itu. Pertapaan juga bisa dilakukan di pinggir-pinggir sungai yang sunyi, seperti misalnya pertapaan yang dilakukan di zaman dulu di tepi Sungai Pakerisan. Intensitas tapa ini secara gradual meningkatkan kesadaran sadhaka sehingga dalam kurun waktu tertentu, mereka mencapai puncak kesadarannya. Siddhi adalah hal yang natural diperoleh oleh mereka yang melakukan tapa.
Terakhir, meditasi yang intens juga menyebabkan siddhi. Saat meditasi, energi yang dibangun di dalam tubuh semakin tinggi. Energi murni ini kemudian secara perlahan mengikis segala bentuk kekotoran pikiran sehingga pada akhirnya benar-benar bersih dan Sang Diri bersinar dari dalam dirinya. Apa kondisi orang kemudian jika mereka telah meraih siddhi? Mereka akan mampu melakukan sesuatu yang orang lain tidak. Secara fisik, orang yang memperoleh siddhi akan mampu melihat sesuatu yang bersifat halus, mampu menangkap sesuatu yang bersifat rahasia, dan lain sebagainya. Siddhi yang tertinggi adalah self-realization, yakni di mana orang mencapai pembebasan total dari berbagai belenggu duniawi. Orang yang telah terbebas dari berbagai belenggu duniawi akan selalu damai, bahagia, dan tenang. Dia tidak lagi dirundang oleh dualitas kehidupan. Kondisinya akan tetap stabil baik dalam keadaan senang maupun tidak senang. *
I Gede Suwantana
Komentar