Polda Bidik Semua Diskotek
Kapolda Petrus Golose tegaskan penggerebekan Akasaka adalah bukti tidak ada yang kebal hukum di Bali
GIANYAR, NusaBali
Inilah imbas penggerebekan tempat hiburan malam Akasaka di Simpang Enam Jalan Teuku Umar Denpasar Barat, Senin (5/6) sore, yang disertai penangkapan manajer pemasaran berinisial Wi berikut barang bukti 19.000 butir ekstasi. Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose perintahkan jajarannya untuk membidik semua tempat hiburan serupa di Pulau Dewata.
Kapolda Petrus Golose menegaskan, masih banyak tempat hiburan serupa di Bali yang diduga jadi ajang peredaran narkoba. Nah, semuanya kini jadi sasaran bidik kepolisian. “Masih banyak tempat sejenis, seluruh personel kepolisian harus mulai bergerak menyasarnya,” tandas Kapolda Petrus Golose di sela-sela kunjungan kerja ke Mapolres Gianyar, Selasa (6/6).
Menurut Petrus, pihaknya tidak akan mentoleransi kejahatan narkotika. Apalagi, 19.000 butir ekstasi yang disita dari penggerebekan di Akasaka bakal diedarkan di Bali. “Bayangkan kalau ribuan ekstasi itu diedarkan di Bali. Tentu akan merusak masyarakat dan Bali sebagai destinasi wisata,” ujar Jenderal Polisi Bintang Dua yang baru tiga bulan bertugas di Bali menggantikan Irjen Sugeng Priyanto ini.
Petrus menegaskan, peredaran narkotika di Bali sudah sangat mengkhawatirkan. Bahkan, Petrus menyebut lebih dari 60 persen masyarakat Bali sudah berprofesi sebagai kurir narkoba. “Lebih dari 60 persen orang Bali sudah menjadi kurir narkoba, sehingga kita lakukan operasi Pekat (penyakit masyarakat) ini dengan terstruktur dan terkendali,” beber perwira tinggi Polri kelahiran 27 November 1965 yang dikenal luas saat menggerebek gembong teroiris asal Malaysia, Dr Azhari, hingga tewas di Kota Batu, Malang, Jawa Timur pada 2005 ini.
Menurut Petrus, penggerebekan Akasaka sekaligus telah membantah kabar yang selama ini menyebutkan kalau tempat hiburan malam terbesar di Bali itu tidak tersentuh aparat kepolisian. “Katanya untouch-able itu, buktinya aparat kepolisian kita berhasil (menggerebek Akasaka, Red). Tidak ada yang kebal hukum untuk masalah narkotika,” jelas Petrus.
Petrus mengakui, ketika mendapat mandat sebagai Kapolda Bali, dirinya telah menjadikan Akasaka sebagai target operasi (TO). Sebab, dari informasi yang diterimanya selam ini, Akasaka menjadi tempat yang kebal hukum. “Katanya Akasaka itu tidak tersentuh hukum. Sekarang saya sebagai Kapolda Bali, tempat itu sudah dipolice line," tegas Petrus.
Bahkan, Petrus meminta agar tempat hiburan malam yang berlokasi di seputar Simpang Enam Jalan Teuku Umar Denpasar Barat itu untuk ditutup. “Sekarang saya Kapolda di sini, saya perintahkan agar itu (Akasaka) ditutup,” katanya.
Dia menambahkan, dari hasil penggerebekan yang dilakukan Tim Direktorat IV Tindak Pidana Narkoba Mabes Polri dengan dibakc up Polda Bali di Akasaka sore itu, polisi masih melakukan pengembangan guna memastikan adanya tersangka baru. “Sekarang masih dilakukan pengembangan untuk mencari tersangka yang lain, termasuk jaringannya,” katanya.
Penggerebekan di Diskotek Akasaka sendiri sebelumnya dilakukan 7 petugas Mabes Polri dan diback up 5 personel Polda Bali, Senin sore pukul 15.00 Wita. Dalam penggerebekan ini, Manajer Pemasaran Akasaka, Wi, ditangkap petugas berikut barang bukti 19.000 butir ekstasi bernilai Rp 9,5 miliar. Selain Wi, polisi juga mengamankan tiga tersangka lagi, yakni BL, 50 (asal Perum Puri Suryajaya Sidoharjo, Jawa Timur), DS, 38 (asal kawasan Pluit, Jakarta Utara), dan IS, 48 (asal Padang, Sumatra Barat).
Saat penggerebekan dilakukan sore itu, tersangka DS hendak menyerahkan tas kulit slempang warna hitam berisi 19.000 butir ekstasi kepada Wi, sang manajer pemasaran diskotek terbesar di Bali tersebut. Penyerahan tas hitam berisi 19.000 butir ekstasi tersebut disaksikan oleh tersangka berinisial IS dan BL.
Berdasarkan pengakuan awal pelaku di lokasi lokasi TKP, barang haram 19.000 butir ekstasi tersebut berasal dari Jakarta. Barang haram tersebut dibawa langsung oleh tersangka DS melalui jalur darat, menggunakan mobil pribadi. Terungkap, barang laknat tersebut sengaja dipesan oleh Wi, sang manajer pemasaran, kepada BL selaku pemilik barang di Jakarta. Hanya saja, BL tidak memiliki ekstasi dalam jumlah banyak. Maka, tersangka BL mengubungi rekannya, tersangka IS. Namun, ter-sangka IS juga tidak memiliki ekstasi sebanyak yang diorder. Karena itu, IS kemudian menghubungi sesama pengedar berinisial DS. Nah, tersangka DS selanjutnya memesan ekstasi kepada Acoy, narapidana kasus narkoba yang mendekam di LP Cipinang, Jakarta Timur.
Sementara itu, sumber di Polda Bali menyebutkan, ada beberapa nama yang mencuat pasca penggerebekan Akasaka. Termasuk sang owner Akasaka, yang diduga mengetahui peredaran narkoba di tempat usahanya. Hanya saja, petugas masih terus mencari bukti-bukti yang mengarah pada keterlibatan yang bersangkutan.
“Ini tidak semuda membalikkan telapak tangan. Kita masih dalami semua keterangan. Ya, kalau keterangan awal memang mengarah kepada si owner ini. Yang jelas, anggota di Mabes masih meminta keterangan, menghimpun, mencari bukti, dan menganalisa,” beber sumber di Polda Bali, Selasa kemarin.
Sedangkan Kabid Humas Polda Bali, AKBP Hengky Widjaja, mengatakan penyelidikan kasus penggerebekan Akasaka sepenuhnya ditangani Mabes Polri. Namun, Polda Bali harus mengamankan lokasi dengan menempatkan anggota bersenjata lengkap di Akasaka. Menurut AKBP Hengky, kemungkinan nanti akan dilakukan penggeledahan susulan di Akasaka.
“Kami masih tunggu perintah dari Mabes Polri,” tegas AKBP Henky kemarin. AKBP menegaskan, pihaknya juga siap memanggil owner Akasaka untuk diperiksa sebagai saksi, jika diperintahkan oleh Mabes Polri.
Pantauan NusaBali, Selasa kemarin, petugas kepolisian bersenjata lengkap tampak berjaga-jaga di Diskotek Akasaka. Petugas yang bersiaga ini bnerjumlah 5 orang dari Satuan Shabara Polresta Denpasar. Petugas bersenjata laras panjang ini berdiri di beberapa titik akses masuk kedalam Gedung Akasaka berlantai dua. *nvi,dar
Kapolda Petrus Golose menegaskan, masih banyak tempat hiburan serupa di Bali yang diduga jadi ajang peredaran narkoba. Nah, semuanya kini jadi sasaran bidik kepolisian. “Masih banyak tempat sejenis, seluruh personel kepolisian harus mulai bergerak menyasarnya,” tandas Kapolda Petrus Golose di sela-sela kunjungan kerja ke Mapolres Gianyar, Selasa (6/6).
Menurut Petrus, pihaknya tidak akan mentoleransi kejahatan narkotika. Apalagi, 19.000 butir ekstasi yang disita dari penggerebekan di Akasaka bakal diedarkan di Bali. “Bayangkan kalau ribuan ekstasi itu diedarkan di Bali. Tentu akan merusak masyarakat dan Bali sebagai destinasi wisata,” ujar Jenderal Polisi Bintang Dua yang baru tiga bulan bertugas di Bali menggantikan Irjen Sugeng Priyanto ini.
Petrus menegaskan, peredaran narkotika di Bali sudah sangat mengkhawatirkan. Bahkan, Petrus menyebut lebih dari 60 persen masyarakat Bali sudah berprofesi sebagai kurir narkoba. “Lebih dari 60 persen orang Bali sudah menjadi kurir narkoba, sehingga kita lakukan operasi Pekat (penyakit masyarakat) ini dengan terstruktur dan terkendali,” beber perwira tinggi Polri kelahiran 27 November 1965 yang dikenal luas saat menggerebek gembong teroiris asal Malaysia, Dr Azhari, hingga tewas di Kota Batu, Malang, Jawa Timur pada 2005 ini.
Menurut Petrus, penggerebekan Akasaka sekaligus telah membantah kabar yang selama ini menyebutkan kalau tempat hiburan malam terbesar di Bali itu tidak tersentuh aparat kepolisian. “Katanya untouch-able itu, buktinya aparat kepolisian kita berhasil (menggerebek Akasaka, Red). Tidak ada yang kebal hukum untuk masalah narkotika,” jelas Petrus.
Petrus mengakui, ketika mendapat mandat sebagai Kapolda Bali, dirinya telah menjadikan Akasaka sebagai target operasi (TO). Sebab, dari informasi yang diterimanya selam ini, Akasaka menjadi tempat yang kebal hukum. “Katanya Akasaka itu tidak tersentuh hukum. Sekarang saya sebagai Kapolda Bali, tempat itu sudah dipolice line," tegas Petrus.
Bahkan, Petrus meminta agar tempat hiburan malam yang berlokasi di seputar Simpang Enam Jalan Teuku Umar Denpasar Barat itu untuk ditutup. “Sekarang saya Kapolda di sini, saya perintahkan agar itu (Akasaka) ditutup,” katanya.
Dia menambahkan, dari hasil penggerebekan yang dilakukan Tim Direktorat IV Tindak Pidana Narkoba Mabes Polri dengan dibakc up Polda Bali di Akasaka sore itu, polisi masih melakukan pengembangan guna memastikan adanya tersangka baru. “Sekarang masih dilakukan pengembangan untuk mencari tersangka yang lain, termasuk jaringannya,” katanya.
Penggerebekan di Diskotek Akasaka sendiri sebelumnya dilakukan 7 petugas Mabes Polri dan diback up 5 personel Polda Bali, Senin sore pukul 15.00 Wita. Dalam penggerebekan ini, Manajer Pemasaran Akasaka, Wi, ditangkap petugas berikut barang bukti 19.000 butir ekstasi bernilai Rp 9,5 miliar. Selain Wi, polisi juga mengamankan tiga tersangka lagi, yakni BL, 50 (asal Perum Puri Suryajaya Sidoharjo, Jawa Timur), DS, 38 (asal kawasan Pluit, Jakarta Utara), dan IS, 48 (asal Padang, Sumatra Barat).
Saat penggerebekan dilakukan sore itu, tersangka DS hendak menyerahkan tas kulit slempang warna hitam berisi 19.000 butir ekstasi kepada Wi, sang manajer pemasaran diskotek terbesar di Bali tersebut. Penyerahan tas hitam berisi 19.000 butir ekstasi tersebut disaksikan oleh tersangka berinisial IS dan BL.
Berdasarkan pengakuan awal pelaku di lokasi lokasi TKP, barang haram 19.000 butir ekstasi tersebut berasal dari Jakarta. Barang haram tersebut dibawa langsung oleh tersangka DS melalui jalur darat, menggunakan mobil pribadi. Terungkap, barang laknat tersebut sengaja dipesan oleh Wi, sang manajer pemasaran, kepada BL selaku pemilik barang di Jakarta. Hanya saja, BL tidak memiliki ekstasi dalam jumlah banyak. Maka, tersangka BL mengubungi rekannya, tersangka IS. Namun, ter-sangka IS juga tidak memiliki ekstasi sebanyak yang diorder. Karena itu, IS kemudian menghubungi sesama pengedar berinisial DS. Nah, tersangka DS selanjutnya memesan ekstasi kepada Acoy, narapidana kasus narkoba yang mendekam di LP Cipinang, Jakarta Timur.
Sementara itu, sumber di Polda Bali menyebutkan, ada beberapa nama yang mencuat pasca penggerebekan Akasaka. Termasuk sang owner Akasaka, yang diduga mengetahui peredaran narkoba di tempat usahanya. Hanya saja, petugas masih terus mencari bukti-bukti yang mengarah pada keterlibatan yang bersangkutan.
“Ini tidak semuda membalikkan telapak tangan. Kita masih dalami semua keterangan. Ya, kalau keterangan awal memang mengarah kepada si owner ini. Yang jelas, anggota di Mabes masih meminta keterangan, menghimpun, mencari bukti, dan menganalisa,” beber sumber di Polda Bali, Selasa kemarin.
Sedangkan Kabid Humas Polda Bali, AKBP Hengky Widjaja, mengatakan penyelidikan kasus penggerebekan Akasaka sepenuhnya ditangani Mabes Polri. Namun, Polda Bali harus mengamankan lokasi dengan menempatkan anggota bersenjata lengkap di Akasaka. Menurut AKBP Hengky, kemungkinan nanti akan dilakukan penggeledahan susulan di Akasaka.
“Kami masih tunggu perintah dari Mabes Polri,” tegas AKBP Henky kemarin. AKBP menegaskan, pihaknya juga siap memanggil owner Akasaka untuk diperiksa sebagai saksi, jika diperintahkan oleh Mabes Polri.
Pantauan NusaBali, Selasa kemarin, petugas kepolisian bersenjata lengkap tampak berjaga-jaga di Diskotek Akasaka. Petugas yang bersiaga ini bnerjumlah 5 orang dari Satuan Shabara Polresta Denpasar. Petugas bersenjata laras panjang ini berdiri di beberapa titik akses masuk kedalam Gedung Akasaka berlantai dua. *nvi,dar
1
Komentar