5 Kader Demokrat Masuk Bursa sebagai Cawagub Sudikerta
Golkar tidak hanya mengincar IB Rai Dharmawijaya Mantra (Walikota Denpasar) dan Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna (anggota DPD RI Dapil Bali) sebagai Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Bali untuk mendampingi Ketut Sudikerta.
DENPASAR, NusaBali
Lima kader Demokrat juga masuk bursa tandem SGB (Sudikerta Gubernur Bali), yakni I Gustu Bagus Alit Putra, Putu Supadma Rudana, Ni Putu Tutik Kusuma Wardhani, Made Mudarta, dan Gede Ngurah Wididana alias Pak Oles.
Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta, sendiri yang mengungkap masuknya 5 kader elite Demokrat ini dalam bursa Cawagub pendampingnya menuju Pilgub Bali 2018, di Denpasar, Selasa (6/6). “Nama-nama kandidat Cawagub dari kader Demokrat ini sudah diinventarisir,” jelas Sudikerta yang telah resmi direkomendasi DPP Golkar swbagai Calon Gubernur (Cagub) Bali 2018.
IGB Alit Putra merupakan politisi senior yang kini kini menjabat Ketua Majelis Daerah Partai Demokrat Bali, selain menjadi Wakil Ketua DPRD Bali (2009-2014, 2014-2019). Alit Putra yang notabene mantan Bupati Badung di era Orde Baru, sebelumnya pernaj menjabat Wakil Gubernur Bali 1998-2003 (di era Gubernur Dewa Made Beratha).
Sedangkan Putu Supadma Rudana merupakan politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar yang kini menjabat Wakil Sekjen DPP Demokrat. Politisi yang Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia ini tenga bersiap maju ke DPR RI dari Fraksi Demokrat Dapil Bali dengan status PAW, menggantikan Putu Sudiartana yang mendekam di penjara karena kasus korupsi.
Sementara Putu Tutik Kusuma Wardhani adalah Srikandi Demokrat asal Singaraja, Buleleng yang kini anggota DPR RI Dapil Bali. Politisi pengusaha pemilik RS Kertha Usada Singaraja ini sempat menjabat Ketua Komisi II DPRD Bali 2009-2014, selain maju sebagai Calon Bupati (Cabup) Buleleng yang diusung Demokrat di Pilkada Buleleng 2012.
Sebaliknya, Made Mudarta merupakan politisi asal Melaya, Jembrana yang menjabat Ketua DPD Demokrat Bali dua periode (2011-2016, 2016-2021). Sebaliknya, Pak Oles adalah politisi asal Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Buleleng yang kini menjabat sebagai Ketua Bappilu DPD Demokrat Bali. Pak Oles adalah mantan Ketua DPD Hanura Bali dan anggta DPRD Bali 2009-2014 yang baru gabung ke Demokrat. Pak Oles dilirik masuk bursa tandem SGB karena faktor pemetaan wilayah.
Menurut SGB, inventarisasi nama-nama kandidat Cawagub ini berjalan cukup alot. Pasalnya, ada berbagai masukan dan pertimbangan, termasuk hitung-hitungan mencari unsur non kader (Golkar). ”Pertimbangan kita ya termasuk mencari figur dari non kader,” jelas politisi Golkar asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang masih menjabat sebagai Wakil Gubernur Bali 2013-2018 ini.
Namun, kata SGB, kader Golkar tetap dimasukkan dalam survei kandidat Cawagub. Adsa dua kader Beringin yang masuk bursa dan ikut diseurvei, yakni Gede Sumarjaya Linggih alias Demer dan Wayan Geredeg. Demer merupakan politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang kini anggota DPR RI Dapil Bali (2004-2009, 2009-2014, 2014-2019) dan sekaligus anggota Dewan Pakar DPP Golkar. Demer masuk bursa Cawagub pendamping Sudikerta karena pemetaan wilayah asal Bali Utara.
Sedangkan Wayan Geredeg adalah politisi senior asal Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem yang kini Wakil Bendahara Umum DPP Golkar dan sekaligus Korwil Bali DPP Golkar. Mantan Ketua DPD II Golkar Karangasem ini sempat dua kali periode menjabat Bupati Karangasem (2005-2010, 2010-2015). Geredeg masuk bursa Cawagub pendamping Sudikerta karena pemetaan wilayah asal Bali Timur.
Sementara itu, sumber NusaBali menyebutkan, bicara wilayah, adalah berebut suara terbesar buat SGB, Maka, pilihannya harus Cawagub dari kawasan Buleleng. “Untuk Buleleng, ada Putu Tutik, Pak Oles, dan Demer. Kalau Demer, berarti paket calon adalah kombinasi kader-kader lagi. Tidak mungkin partai koalisi lain seperti Demokrat tidak diberikan representasi Cawagub. Nanti ada ketersinggungan,” ujar sumber tersebut.
Di sisi lain, Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta, mengatakan apresiasi terhadap Golkar yang melirik kader partainya sebagai Cawagub pendamping SGB. Golkar dan Demokrat yang punya sejarah berkoalisi di Pilgub Bali 2013, selama ini memang intens berkomunikasi. “Kita komunikasi dengan Golkar dan beberapa parpol lainnya. Ini masih terus penjajakan,” ujar Mudarta saat dihubungi terpisah, Selasa kemarin.
Menurut Mudarta, Demokrat juga sedang melakukan proses menghadapi Pilgub Bali 2018. “Kami melakukan survei terhadap para tokoh dan politisi yang memang diinginkan rakyat untuk memimpin Bali ke depan. Metodenya dengan survei internal. Hasil survei nanti akan kita sampaikan,” jelas Mudarta. *nat
Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta, sendiri yang mengungkap masuknya 5 kader elite Demokrat ini dalam bursa Cawagub pendampingnya menuju Pilgub Bali 2018, di Denpasar, Selasa (6/6). “Nama-nama kandidat Cawagub dari kader Demokrat ini sudah diinventarisir,” jelas Sudikerta yang telah resmi direkomendasi DPP Golkar swbagai Calon Gubernur (Cagub) Bali 2018.
IGB Alit Putra merupakan politisi senior yang kini kini menjabat Ketua Majelis Daerah Partai Demokrat Bali, selain menjadi Wakil Ketua DPRD Bali (2009-2014, 2014-2019). Alit Putra yang notabene mantan Bupati Badung di era Orde Baru, sebelumnya pernaj menjabat Wakil Gubernur Bali 1998-2003 (di era Gubernur Dewa Made Beratha).
Sedangkan Putu Supadma Rudana merupakan politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar yang kini menjabat Wakil Sekjen DPP Demokrat. Politisi yang Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia ini tenga bersiap maju ke DPR RI dari Fraksi Demokrat Dapil Bali dengan status PAW, menggantikan Putu Sudiartana yang mendekam di penjara karena kasus korupsi.
Sementara Putu Tutik Kusuma Wardhani adalah Srikandi Demokrat asal Singaraja, Buleleng yang kini anggota DPR RI Dapil Bali. Politisi pengusaha pemilik RS Kertha Usada Singaraja ini sempat menjabat Ketua Komisi II DPRD Bali 2009-2014, selain maju sebagai Calon Bupati (Cabup) Buleleng yang diusung Demokrat di Pilkada Buleleng 2012.
Sebaliknya, Made Mudarta merupakan politisi asal Melaya, Jembrana yang menjabat Ketua DPD Demokrat Bali dua periode (2011-2016, 2016-2021). Sebaliknya, Pak Oles adalah politisi asal Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Buleleng yang kini menjabat sebagai Ketua Bappilu DPD Demokrat Bali. Pak Oles adalah mantan Ketua DPD Hanura Bali dan anggta DPRD Bali 2009-2014 yang baru gabung ke Demokrat. Pak Oles dilirik masuk bursa tandem SGB karena faktor pemetaan wilayah.
Menurut SGB, inventarisasi nama-nama kandidat Cawagub ini berjalan cukup alot. Pasalnya, ada berbagai masukan dan pertimbangan, termasuk hitung-hitungan mencari unsur non kader (Golkar). ”Pertimbangan kita ya termasuk mencari figur dari non kader,” jelas politisi Golkar asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang masih menjabat sebagai Wakil Gubernur Bali 2013-2018 ini.
Namun, kata SGB, kader Golkar tetap dimasukkan dalam survei kandidat Cawagub. Adsa dua kader Beringin yang masuk bursa dan ikut diseurvei, yakni Gede Sumarjaya Linggih alias Demer dan Wayan Geredeg. Demer merupakan politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang kini anggota DPR RI Dapil Bali (2004-2009, 2009-2014, 2014-2019) dan sekaligus anggota Dewan Pakar DPP Golkar. Demer masuk bursa Cawagub pendamping Sudikerta karena pemetaan wilayah asal Bali Utara.
Sedangkan Wayan Geredeg adalah politisi senior asal Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem yang kini Wakil Bendahara Umum DPP Golkar dan sekaligus Korwil Bali DPP Golkar. Mantan Ketua DPD II Golkar Karangasem ini sempat dua kali periode menjabat Bupati Karangasem (2005-2010, 2010-2015). Geredeg masuk bursa Cawagub pendamping Sudikerta karena pemetaan wilayah asal Bali Timur.
Sementara itu, sumber NusaBali menyebutkan, bicara wilayah, adalah berebut suara terbesar buat SGB, Maka, pilihannya harus Cawagub dari kawasan Buleleng. “Untuk Buleleng, ada Putu Tutik, Pak Oles, dan Demer. Kalau Demer, berarti paket calon adalah kombinasi kader-kader lagi. Tidak mungkin partai koalisi lain seperti Demokrat tidak diberikan representasi Cawagub. Nanti ada ketersinggungan,” ujar sumber tersebut.
Di sisi lain, Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta, mengatakan apresiasi terhadap Golkar yang melirik kader partainya sebagai Cawagub pendamping SGB. Golkar dan Demokrat yang punya sejarah berkoalisi di Pilgub Bali 2013, selama ini memang intens berkomunikasi. “Kita komunikasi dengan Golkar dan beberapa parpol lainnya. Ini masih terus penjajakan,” ujar Mudarta saat dihubungi terpisah, Selasa kemarin.
Menurut Mudarta, Demokrat juga sedang melakukan proses menghadapi Pilgub Bali 2018. “Kami melakukan survei terhadap para tokoh dan politisi yang memang diinginkan rakyat untuk memimpin Bali ke depan. Metodenya dengan survei internal. Hasil survei nanti akan kita sampaikan,” jelas Mudarta. *nat
1
Komentar