Bupati Tertibkan Pedagang di Pasar Tumpah
Sebanyak 44 personel Satpol PP ditugaskan menjaga 4 titik rawan selama tiga bulan.
GIANYAR, NusaBali
Bupati Gianyar Made Mahayastra terjun langsung menertibkan pedagang di Pasar Tumpah, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar, Kamis (16/3) pagi. Bupati menyasar pedagang di Banjar Dlodtangluk, Banjar Gelulung, dan Banjar Babakan. Pedagang yang buka lapak di atas trotoar disapu bersih. Satpol PP dan pajuru Desa Adat Sukawati diminta kompak, konsisten, dan adil saat menertibkan pedagang di Pasar Tumpah.
Bupati Mahayastra menertibkan pedagang di Pasar Tumpah didampingi Sekda Dewa Alit Mudiarta, Kasatpol PP Made Watha, Camat Sukawati I Gusti Ngurah Gede Udayadnya dan jajaran. “Satpol PP maupun prajuru adat harus konsisten melakukan penertiban. Tidak boleh lemah, harus ada keadilan,” pinta Bupati Mahayastra. Toleransi kepada sejumlah pedagang akan menjadi pemicu gagalnya penertiban. Bupati Mahayastra telah menyiapkan solusi dengan memberikan tempat berjualan bagi pedagang bermobil atau pedagang emperan. Pedagang yang jualan menggunakan badan jalan atau trotoar dan tidak punya lapak di Pasar Sukawati diarahkan berjualan di Pasar Tenten Gelumpang.
Menurut Bupati Mahayastra, penertiban dilaksanakan dengan intensif hingga tercipta kondisi yang nyaman bagi pedagang, pembeli, dan masyarakat umum. Bupati mengerahkan 44 personel Satpol PP dari kabupaten dan kecamatan untuk menjaga 4 titik rawan kesemrawutan akibat pedagang liar. Mereka bertugas selama tiga bulan. Setelah Nyepi, Perbekel Desa Sukawati harus memberikan peringatan terakhir bagi yang berjualan di atas trotoar. Kesemrawutan pedagang ini terjadi pasca bangunan Pasar Umum Sukawati disulap menjadi Pasar Seni Sukawati Blok C. Meski sudah disiapkan pasar relokasi di Banjar Gelumpang, ribuan pedagang pilih menyebar mencari tempat lain yang representatif. Akibatnya pasar relokasi sepi, Pasar Tumpah semrawut.
Bupati Mahayastra telah menyiapkan lahan 25 are untuk pedagang bermobil. Pedagang di toko sudah disiapkan tempat relokasi di pasar tradisional. Bupati Mahayastra minta buatkan event di tempat relokasi sehingga pasar menjadi hidup. “Pasar murah dari Bulog akan kami pindahkan ke sini. Pameran bonsai juga bisa diadakan di sini. Kita harus buat kegiatan yang menarik minat warga,” ujar Bupati Mahayastra.
Bendesa Adat Sukawati, I Wayan Sarwa mengatakan, upaya penertiban ini untuk mengembalikan kenyamanan wilayah Sukawati yang krodit. Sampai saat ini pasar relokasi ini masih menjadi tanggung jawab Pemkab Gianyar. “Saat ini Pemkab Gianyar bersama Desa Adat Sukawati melakukan penertiban pedagang yang berjualan di trotoar, sesuai Perda Nomor 15 tahun 2015 tentang ketertiban umum,” jelas Wayan Sarwa. *nvi
Bupati Mahayastra menertibkan pedagang di Pasar Tumpah didampingi Sekda Dewa Alit Mudiarta, Kasatpol PP Made Watha, Camat Sukawati I Gusti Ngurah Gede Udayadnya dan jajaran. “Satpol PP maupun prajuru adat harus konsisten melakukan penertiban. Tidak boleh lemah, harus ada keadilan,” pinta Bupati Mahayastra. Toleransi kepada sejumlah pedagang akan menjadi pemicu gagalnya penertiban. Bupati Mahayastra telah menyiapkan solusi dengan memberikan tempat berjualan bagi pedagang bermobil atau pedagang emperan. Pedagang yang jualan menggunakan badan jalan atau trotoar dan tidak punya lapak di Pasar Sukawati diarahkan berjualan di Pasar Tenten Gelumpang.
Menurut Bupati Mahayastra, penertiban dilaksanakan dengan intensif hingga tercipta kondisi yang nyaman bagi pedagang, pembeli, dan masyarakat umum. Bupati mengerahkan 44 personel Satpol PP dari kabupaten dan kecamatan untuk menjaga 4 titik rawan kesemrawutan akibat pedagang liar. Mereka bertugas selama tiga bulan. Setelah Nyepi, Perbekel Desa Sukawati harus memberikan peringatan terakhir bagi yang berjualan di atas trotoar. Kesemrawutan pedagang ini terjadi pasca bangunan Pasar Umum Sukawati disulap menjadi Pasar Seni Sukawati Blok C. Meski sudah disiapkan pasar relokasi di Banjar Gelumpang, ribuan pedagang pilih menyebar mencari tempat lain yang representatif. Akibatnya pasar relokasi sepi, Pasar Tumpah semrawut.
Bupati Mahayastra telah menyiapkan lahan 25 are untuk pedagang bermobil. Pedagang di toko sudah disiapkan tempat relokasi di pasar tradisional. Bupati Mahayastra minta buatkan event di tempat relokasi sehingga pasar menjadi hidup. “Pasar murah dari Bulog akan kami pindahkan ke sini. Pameran bonsai juga bisa diadakan di sini. Kita harus buat kegiatan yang menarik minat warga,” ujar Bupati Mahayastra.
Bendesa Adat Sukawati, I Wayan Sarwa mengatakan, upaya penertiban ini untuk mengembalikan kenyamanan wilayah Sukawati yang krodit. Sampai saat ini pasar relokasi ini masih menjadi tanggung jawab Pemkab Gianyar. “Saat ini Pemkab Gianyar bersama Desa Adat Sukawati melakukan penertiban pedagang yang berjualan di trotoar, sesuai Perda Nomor 15 tahun 2015 tentang ketertiban umum,” jelas Wayan Sarwa. *nvi
Komentar