Trayek Bus Sekolah Ditambah
"Tambahan trayek khusus anak-anak TK ini kami agendakan setiap hari Jumat saat jam jeda antar jemput siswa"
SINGARAJA, NusaBali
Dinas Perhubungan (Dishub) Buleleng akhirnya menambah trayek jalur bus sekolah yang selama ini difungsikan untuk mengantar jemput siswa di kawasan perkotaan. Tahun ini trayek khusus disiapkan setiap hari Jumat untuk anak-anak TK dalam pengenalan alat transportasi dan rambu-rambu lalu lintas.
Kepala Dinas Perhubungan Buleleng Gede Gunawan Adnyana Putra dihubungi Minggu (19/3) kemarin menjelaskan, penambahan trayek tersebut karena banyak permohonan yang masuk dari sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) untuk pengenalan alat transportasi kepada siswa.
“Tambahan trayek khusus anak-anak TK ini kami agendakan setiap hari Jumat saat jam jeda antar jemput siswa. Mereka akan diajak berjalan-jalan naik bus tayo (bus sekolah warna biru) sambil pengenalan rambu lalu lintas di seputaran kota,” terang Gunawan.
Sedangkan untuk trayek antar jemput siswa gratis di seputaran kota bagian timur dan selatan masih dilaksanakan sampai saat ini. Animo masyarakat mempercayakan anak-anaknya naik bus sekolah sangat tinggi. Dari dua bus sekolah yang beroperasional, rata-rata terisi 90 persen dari kapasitas 35 kursi penumpang.
Bus sekolah yang beroperasi sejak tahun 2017 ini disebut Gunawan sangat efektif mengurangi kepadatan arus lalu lintas terutama saat jam masuk dan pulang sekolah. “Sebenarnya kami bermaksud membuka trayek di wilayah kota bagian barat, tetapi harus menambah satu bus. Dari beberapa tahun lalu sudah kami ajukan ke Kementerian Perhubungan, namun nampaknya prioritas angkutan masih diprioritaskan angkutan perintis di pelosok,” terang dia.
Penambahan bus sekolah sebenarnya dapat dianggarkan dari APBD Buleleng. Untuk pengadaan satu unit bus sekolah dengan kapasitas yang sama seperti yang sudah ada, sedikitnya memerlukan anggaran sekitar Rp 500 juta – Rp 600 juta. Hanya saja melihat kondisi dan kemampuan keuangan daerah, Dinas Perhubungan masih belum berencana untuk mengajukan usulan.
Sementara itu, untuk operasional bus sekolah tahun ini, Dinas Perhubungan Kabupaten Buleleng menyiapkan anggaran Rp 250 juta. Anggaran operasional itu digunakan untuk pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM), ganti oli, servis rutin, penggantian ban termasuk gaji pegawai kontrak yang bertugas sebagai sopir dan kondektur bus selama setahun. *k23
Kepala Dinas Perhubungan Buleleng Gede Gunawan Adnyana Putra dihubungi Minggu (19/3) kemarin menjelaskan, penambahan trayek tersebut karena banyak permohonan yang masuk dari sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) untuk pengenalan alat transportasi kepada siswa.
“Tambahan trayek khusus anak-anak TK ini kami agendakan setiap hari Jumat saat jam jeda antar jemput siswa. Mereka akan diajak berjalan-jalan naik bus tayo (bus sekolah warna biru) sambil pengenalan rambu lalu lintas di seputaran kota,” terang Gunawan.
Sedangkan untuk trayek antar jemput siswa gratis di seputaran kota bagian timur dan selatan masih dilaksanakan sampai saat ini. Animo masyarakat mempercayakan anak-anaknya naik bus sekolah sangat tinggi. Dari dua bus sekolah yang beroperasional, rata-rata terisi 90 persen dari kapasitas 35 kursi penumpang.
Bus sekolah yang beroperasi sejak tahun 2017 ini disebut Gunawan sangat efektif mengurangi kepadatan arus lalu lintas terutama saat jam masuk dan pulang sekolah. “Sebenarnya kami bermaksud membuka trayek di wilayah kota bagian barat, tetapi harus menambah satu bus. Dari beberapa tahun lalu sudah kami ajukan ke Kementerian Perhubungan, namun nampaknya prioritas angkutan masih diprioritaskan angkutan perintis di pelosok,” terang dia.
Penambahan bus sekolah sebenarnya dapat dianggarkan dari APBD Buleleng. Untuk pengadaan satu unit bus sekolah dengan kapasitas yang sama seperti yang sudah ada, sedikitnya memerlukan anggaran sekitar Rp 500 juta – Rp 600 juta. Hanya saja melihat kondisi dan kemampuan keuangan daerah, Dinas Perhubungan masih belum berencana untuk mengajukan usulan.
Sementara itu, untuk operasional bus sekolah tahun ini, Dinas Perhubungan Kabupaten Buleleng menyiapkan anggaran Rp 250 juta. Anggaran operasional itu digunakan untuk pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM), ganti oli, servis rutin, penggantian ban termasuk gaji pegawai kontrak yang bertugas sebagai sopir dan kondektur bus selama setahun. *k23
1
Komentar