Tak Kuat Menahan Sakit, Pekak Gantung Diri
Seorang pekak (kakek), I Nyoman Rata, 73, memilih mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di dapur sekaligus kamar tidur rumahnya di Banjar/Desa Bayung Cerik, Kecamatan Kintamani, Bangli, Selasa (6/6).
BANGLI, NusaBali
Diduga pekak Nyoman Rata gantung diri akibat tak kuasa menahan sakit yang sudah lama diderita. Informasi di lapangan, Selasa pagi istri Nyoman Rata, yakni Ni Lompeh, 70, sempat menyiapkan makan dan mengurus keperluannya mengingat korban dalam kondisi sakit. Selanjutnya Lompeh pergi ke kebun sekitar pukul 07.30 Wita dan meninggalkan korban seorang diri di rumah.
Lompeh yang pergi sekitar 3 jam, kembali pulang dan langsung mengarah ke dapur. Didapati pintu dapur dalam keadaan terkunci. Ia pun menggedor pintu beberapa kali, namun suaminya itu tidak membuka pintu serta tidak terdengar ada suara. Lantaran khawatir Lompeh memanggil cucunya I Wayan Sanjaya,15, untuk mengecek kondisi kakeknya.
Sanjaya kemudian melihat melalui jendela. Betapa terkejutnya Sanjaya melihat kakeknya dalam posisi tergantung. Sanjaya berteriak minta tolong, dan tetangga berdatangan. Sementara personel Unit Reskrim Polsek Kintamani yang mendapatkan informasi langsung mendatangi TKP.
Kanit Reskrim Polsek Kintamani, AKP Dewa Gede Oka seijin Kapolsek Kintaman Kompol Putu Gunawan saat dikonfirmasi mengatakan hasil identifikasi dan pemeriksaan medis tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. "Pada leher korban ada bekas jeratan selendang, dengan lidah menjulur serta mengeluarkan kotoran," ungkapnya. Kuat dugaan korban memilih mengakhiri hidup dengan cara gantung diri lantaran sakit komplikasi yang diderita.
Keterangan dari pihak keluarga, korban 10 tahun terakhir mengalami sakit komplikasi sehingga sering keluar masuk rumah sakit untuk dirawat. "Korban sering mengeluh tidak enak membebani keluarganya. Sebelum ditemukan meninggal gantung diri korban sering menyampaikan kepada keluarganya bahwa dirinya sangat ingin meninggal," terang AKP AKP Dewa Oka. Sementara untuk keseharian korban selalu dibantu oleh istrinya. Pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi. Sementara untuk di Bangli tercatat dari awal tahun 2017 ini sudah ada 8 kasus bunuh diri. *e
1
Komentar