Lelaki Bujang Jadi Tulang Punggung Keluarga
Kehidupan I Gusti Ketut Ariawan, 23, dan dua adik kandungnya banyak mengundang simpati masyarakat.
Derita Keluarga Yatim Piatu di Desa Denbantas, Kecamatan Tabanan
TABANAN, NusaBali
Mereka adalah kakak adik yatim piatu dari keluarga kurang mampu. Sepeninggal kedua orangtuanya, kehidupan mereka semakin terpuruk. Meski demikian, Ariawan berbulat tekad bangkit dari keterpurukan dengan menyekolahkan kedua adiknya.
Sejatinya, Ariawan bersaudara lima. Dua kakaknya yang pertama telah berumah tangga. Kakak sulungnya, Gusti Putu Edy Artawan kawin nyentana di Banjar Senapahan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan. Kakak keduanya, Gusti Komang Ernawan buat sementara tinggal di rumah istrinya di Jembrana karena mertuanya terkena stroke. Ariawan bersama adiknya menempati rumah bantuan pemerintah melalui program bedah rumah. Rumah itu terdiri dari dua kamar tidur.
Satu kamar ditempati kakaknya yang telah berkeluarga. Satu kamar lagi, ditempati bertiga bersama dua adiknya, I Gusti Gede Ariastawa, 18, dan I Gusti Ayu Komang Putri Diani, 9. “Kadang saya tidur di luar,” ungkap Ariawan, Selasa (6/6). Sebagai kakak, Ariawan ibarat ayah dan ibu bagi kedua adiknya. Ia bekerja mencari nafkah bekerja di kerajinan besi dengan upah Rp 2 juta per bulan. Pagi-pagi ia memasak sebelum kedua adiknya berangkat sekolah. Ariastawa sekolah di SMK Margarana dan si bungsu kelas III di SDN 1 Denbantas. Sementara Ariawan hanya tamat SD. Ia bertekad menyekolahkan adik-adiknya dengan harapan mampu mengubah nasibnya kelak.
Bantuan bedah rumah yang ia terima tahun 2010 lalu sudah benyak kerusakan. Namun penghasilan yang pas-pasan membuatnya tak berdaya melakukan perbaikan. Demikian pula dapur dan kamar mandi miliknya juga rusak. Untuk kebutuhan sehari-hari, Ariawan mengaku banyak mendapat bantuan dari tetangga dan warga juga para dermawan. Termasuk mendapatkan beras sejahtera (rastra) di desa. Ia juga mendapatkan KIS, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Keluarga Sejahtera. “Saya bersyukur banyak yang peduli dengan kami yang tak punya apa-apa,” ucapnya.
Ariawan menceritakan, Gusti Wayan Suadnya (ayah) meninggal tahun 2008 karena penyakit kompliksi berawal dari radang hidung. Menyusul 7 bulan kemudian, I Gusti Komang Ariati (ibu) kena diabetes hingga kaki kirinya diamputasi. Ibunya meninggal karena sakitnya semakin parah. “Kami seperti anak ayam kehilangan induknya. Kami kebingungan,” beber Ariawan. Perlahan, berkat bantuan keluarga dan tetangga, Ariawan bangkit dan mencari kerja. Ariawan telah bekerja dari usia 10 tahun menjadi buruh bangunan. “Saya hanya tamat SD. Kami miskin, saya tidak mau sekolah dan cari kerjaan,” tambahnya.
Laskar Bali Korwil Alas Kedaton salah satunya yang bersimpati kepada nasib Ariawan dan adik-adiknya di Desa Denbantas. Serangkaian HUT ke 5 Laskar Bali Korwil Alas Kedaton, mereka berikan bantuan sembako dan uang tunai untuk Ariawan dan adik-adiknya. “Kami terenyuh dengan kondisi Ariawan dan adik-adiknya yang sejak lama yatim piatu,” ungkap Waka Sekjen DPP Laskar Bali, I Gusti Agung Ngurah Niriayawan. Usai serahkan sembako di Denbantas, Ngurah Niriayawan alias Gung Iwan juga serahkan sembako dan uang tunai ke Panti Asuhan Al Amin sebagai bentuk toleransi umat beragama di Tabanan. *d
Komentar