Inkanas Gelar Festival Antardojo
Kegiatan itu murni untuk memberikan ruang lebih kepada kohai dengan pertimbangan tingkatan sabuk. Setiap atlet memiliki kesempatan sama menunjukkan prestasi terbaik.
DENPASAR, NusaBali
Institut Karate Do Nasional (Inkanas) siap menggelar festival antardojo pada akhir April 2023, di GOR Praja Raksaka Kepaon, Denpasar. Sedikitnya 30 dojo anggota Inkanas di Kota Denpasar akan ambil bagian dalam kejuaraan pertama kali itu. Sedangkan dalam festival tersebut para kohai bertanding menyesuiakan tingkatan sabuknya masing-masing.
Bendahara Pengprov Inkanas Bali, Pande Gede Sutarsa pada Senin (20/3) mengatakan, kegiatan itu baru sebatas rencana awal Inkanas Denpasar, yang sempat disampaikan pada Inkanas Bali. Menurut Pande Sutarsa, pihaknya menyambut positif agar kejuaraan tersebut dapat dilaksanakan.
"Rencananya peserta kejuaraan festival antardojo ini melibatkan atlet sekota Denpasar saja, event ini baru bisa digeber usai Porjar Denpasar pada 10-15 April 2023 nanti," kata Pande Sutarsa, yang juga penyandang sabuk hitam DAN III.
Pande Sutarsa mengatakan, kegiatan seperti itu pernah digelar di Kabupaten Tabanan, dan kalau di luar Bali juga pernah digelar di Malang, Jawa Timur. Menurutnya, kejuaraan itu bagus sebagai bentuk pembinaan antardojo.
“Event itu akan selalu kami upayakan memberikan ruang untuk menambah jam terbang dan evaluasi hasil latihan para karateka," kata Pande Sutarsa, pria asal Banjar Pande Bujaga Nongan, Rendang, Karangasem itu.
Pemilik Dojo Perum TLL itu mengakui festival antardojo murni ingin memberikan ruang lebih kepada kohai karena pertimbangan tingkatan sabuk. Menurutnya, mereka akan bersaing menyesuaikan tingkatan atau sabuk masing - masing. Jadi, kata Sutarsa, setiap atlet memiliki kesempatan sama melawan atlet sepadan untuk menunjukkan prestasi terbaik. "Selama ini karateka bertanding kan menyesuiakan dengan kelas berat badannya, jadi kita disini sesuai tingkatan sabuk. Jadi, kelasnya menyesuiakan di tiap tingkatan sabuk, berapa ada pesertanya," kata Pande Sutarsa, yang guru PPKN SMP PGRI 1 Denpasar itu.
Pande Sutarsa mengatakan, saat ini di Denpasar sendiri ada 30 dojo lebih. Jika semuanya ambil bagian pasti pesertanya mencapai ratusan karateka. Menurutnya, tinggal menyesuaikan kelas di tiap tingkatan sabuk.
“Contohnya, sabuk putih pasti menghadapi lawan dari sabuk putih, begitu juga sabuk kuning melawan sabuk kuning, sampai tingkatan sabuk hijau, biru, dan cokelat,”kata Pande Sutarsa.
Sedangkan untuk kelas, kata Sutarsa, menyesuiakan tetap seimbang tidak mencolok terlalu jauh. Jadi, tiap kelas tidak dipatok di tiap tingkatan, dengan catatan sesuai atlet yang ada di tiap tingkatan sabuk, sedangkan kelasnya tergantung berat badan peserta. .-dek
Institut Karate Do Nasional (Inkanas) siap menggelar festival antardojo pada akhir April 2023, di GOR Praja Raksaka Kepaon, Denpasar. Sedikitnya 30 dojo anggota Inkanas di Kota Denpasar akan ambil bagian dalam kejuaraan pertama kali itu. Sedangkan dalam festival tersebut para kohai bertanding menyesuiakan tingkatan sabuknya masing-masing.
Bendahara Pengprov Inkanas Bali, Pande Gede Sutarsa pada Senin (20/3) mengatakan, kegiatan itu baru sebatas rencana awal Inkanas Denpasar, yang sempat disampaikan pada Inkanas Bali. Menurut Pande Sutarsa, pihaknya menyambut positif agar kejuaraan tersebut dapat dilaksanakan.
"Rencananya peserta kejuaraan festival antardojo ini melibatkan atlet sekota Denpasar saja, event ini baru bisa digeber usai Porjar Denpasar pada 10-15 April 2023 nanti," kata Pande Sutarsa, yang juga penyandang sabuk hitam DAN III.
Pande Sutarsa mengatakan, kegiatan seperti itu pernah digelar di Kabupaten Tabanan, dan kalau di luar Bali juga pernah digelar di Malang, Jawa Timur. Menurutnya, kejuaraan itu bagus sebagai bentuk pembinaan antardojo.
“Event itu akan selalu kami upayakan memberikan ruang untuk menambah jam terbang dan evaluasi hasil latihan para karateka," kata Pande Sutarsa, pria asal Banjar Pande Bujaga Nongan, Rendang, Karangasem itu.
Pemilik Dojo Perum TLL itu mengakui festival antardojo murni ingin memberikan ruang lebih kepada kohai karena pertimbangan tingkatan sabuk. Menurutnya, mereka akan bersaing menyesuaikan tingkatan atau sabuk masing - masing. Jadi, kata Sutarsa, setiap atlet memiliki kesempatan sama melawan atlet sepadan untuk menunjukkan prestasi terbaik. "Selama ini karateka bertanding kan menyesuiakan dengan kelas berat badannya, jadi kita disini sesuai tingkatan sabuk. Jadi, kelasnya menyesuiakan di tiap tingkatan sabuk, berapa ada pesertanya," kata Pande Sutarsa, yang guru PPKN SMP PGRI 1 Denpasar itu.
Pande Sutarsa mengatakan, saat ini di Denpasar sendiri ada 30 dojo lebih. Jika semuanya ambil bagian pasti pesertanya mencapai ratusan karateka. Menurutnya, tinggal menyesuaikan kelas di tiap tingkatan sabuk.
“Contohnya, sabuk putih pasti menghadapi lawan dari sabuk putih, begitu juga sabuk kuning melawan sabuk kuning, sampai tingkatan sabuk hijau, biru, dan cokelat,”kata Pande Sutarsa.
Sedangkan untuk kelas, kata Sutarsa, menyesuiakan tetap seimbang tidak mencolok terlalu jauh. Jadi, tiap kelas tidak dipatok di tiap tingkatan, dengan catatan sesuai atlet yang ada di tiap tingkatan sabuk, sedangkan kelasnya tergantung berat badan peserta. .-dek
Komentar