3 Dewi di Bali Masuk 75 Besar ADWI 2023
Dewi di Bali sangat potensial, mulai karakteristik alam pedesaan dan keunikannya.
DENPASAR,NusaBali
Tiga desa wisata (dewi) di Bali berpeluang meraih Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023. Hal tersebut menyusul hasil asesment dari Panitia ADWI 2023 Kemenparkeraf. Ketiga desa wisata tersebut adalah Desa Wisata Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Desa Wisata Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar dan Desa Kenderan, Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar.
Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata Indonesia (Forkom Dewi), I Made Mendra Astawa, menyatakan bersyukur ada desa wisata di Bali yang lolos 75 besar ADWI.
"Karena ini masih dalam proses, kita berharap dapat prestasi lebih tinggi lagi. Artinya dapat anugerah ADWI," ujar Mendra Astawa, Kamis (23/3).
Forkom Dewi Bali, kata Mendra mendukung ketiga desa wisata yang lolos 75 besar, maupun desa wisata lain terus melakukan perbaikan dan pembenahan.
"Dalam rentang waktu yang masih ada, sampai pada puncak ADWI nanti yang diperkirakan bulan September, masih bisa dilakukan untuk melakukan perbaikan," ucap Mendra Astawa.
Secara umum, kata Mendra Astawa, dari sisi produk, desa wisata di Bali sangat potensial. Mulai dari karakteristik alam pedesaan dengan segala keunikannya. Didukung faktor kekayaan dan kekhasan budaya dengan kearifan lokal masing-masing.
"Manajemen atau tata kelola yang perlu terus ditingkatkan. Istilahnya agar semakin profesional. Serta trend digitalisasi mesti terus diikuti, "ucap Mendra.
Sementara kalangan pengelola desa wisata yang lolos 75 besar ajang ADWI menyatakan bersyukur dan berharap bisa melangkah lebih maju lagi.
"Kami tentu akan terus berbuat, lebih maksimal lagi, " ucap I Wayan Dumya, Ketua Pokdarwis Desa Wisata Kenderan, Tegallalang, Gianyar.
Visitasi atau kunjungan lapangan dari Panitia ADWI 2023 rencananya akan dilakukan dalam waktu dekat. "Semoga kami dapat meraih salah satu dari kriteria ADWI," ujar Dumya, sambil menggeber potensi desa wisata Kenderan, termasuk kerjasama dengan pihak mitra dalam penerapan digitalisasi.
Terpisah Ketua Forkom Dewi Kabupaten Jembrana I Gusti Agus Andi Muliawan, menyatakan astungkara desa wisata Jembrana lolos masuk 75 besar ADWI. "Ini dari 4.300 desa wisata seluruh Indonesia yang mendaftar ikut ADWI," ucapnya.
Kata dia, ini merupakan kemajuan, karena dalam ajang ADWI sebelumnya, desa wisata dari Jembrana belum ada yang lolos 75 besar. ADWI 2021 masuk 100 besar, kemudian ADWI 2022 turun ke 500 besar.
"Kami terus berbenah untuk itu, " ucap Ngurah Andi, sapaan Ketua Forkom Dewi Jembrana. Sementara Kabid Destinasi Pariwisata, Dinas Pariwisata Bali, Ida Bagus AdiLaksana atau Gus Adi mengiyakan ada 3 desa wisata di Bali yang masuk 75 besar ADWI 2023. "Kalau bisa, bukan hanya 3. Kami tentu berharap lebih dari itu dan nanti bisa memenangkan ADWI," ujar Gus Adi.
Harapan tersebut, tidak lepas dari potensi desa wisata di Bali yang lebih dibandingkan dengan daerah lain. Dan yang tak kalah penting, adalah semangat dari para pengelolaannya.
"Kami lihat di lapangan ada yang demikian luar biasa dari semangat dan kerja pengelolanya," kata Gus Adi. Sebelumnya sebanyak 70 desa wisata dari Bali yang ikut dalam ajang ADWI 2023. Penganugerahan ADWI biasaya diberikan pada bulan September, berkaitan dengan Hari Pariwisata Internasional. *k17
Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata Indonesia (Forkom Dewi), I Made Mendra Astawa, menyatakan bersyukur ada desa wisata di Bali yang lolos 75 besar ADWI.
"Karena ini masih dalam proses, kita berharap dapat prestasi lebih tinggi lagi. Artinya dapat anugerah ADWI," ujar Mendra Astawa, Kamis (23/3).
Forkom Dewi Bali, kata Mendra mendukung ketiga desa wisata yang lolos 75 besar, maupun desa wisata lain terus melakukan perbaikan dan pembenahan.
"Dalam rentang waktu yang masih ada, sampai pada puncak ADWI nanti yang diperkirakan bulan September, masih bisa dilakukan untuk melakukan perbaikan," ucap Mendra Astawa.
Secara umum, kata Mendra Astawa, dari sisi produk, desa wisata di Bali sangat potensial. Mulai dari karakteristik alam pedesaan dengan segala keunikannya. Didukung faktor kekayaan dan kekhasan budaya dengan kearifan lokal masing-masing.
"Manajemen atau tata kelola yang perlu terus ditingkatkan. Istilahnya agar semakin profesional. Serta trend digitalisasi mesti terus diikuti, "ucap Mendra.
Sementara kalangan pengelola desa wisata yang lolos 75 besar ajang ADWI menyatakan bersyukur dan berharap bisa melangkah lebih maju lagi.
"Kami tentu akan terus berbuat, lebih maksimal lagi, " ucap I Wayan Dumya, Ketua Pokdarwis Desa Wisata Kenderan, Tegallalang, Gianyar.
Visitasi atau kunjungan lapangan dari Panitia ADWI 2023 rencananya akan dilakukan dalam waktu dekat. "Semoga kami dapat meraih salah satu dari kriteria ADWI," ujar Dumya, sambil menggeber potensi desa wisata Kenderan, termasuk kerjasama dengan pihak mitra dalam penerapan digitalisasi.
Terpisah Ketua Forkom Dewi Kabupaten Jembrana I Gusti Agus Andi Muliawan, menyatakan astungkara desa wisata Jembrana lolos masuk 75 besar ADWI. "Ini dari 4.300 desa wisata seluruh Indonesia yang mendaftar ikut ADWI," ucapnya.
Kata dia, ini merupakan kemajuan, karena dalam ajang ADWI sebelumnya, desa wisata dari Jembrana belum ada yang lolos 75 besar. ADWI 2021 masuk 100 besar, kemudian ADWI 2022 turun ke 500 besar.
"Kami terus berbenah untuk itu, " ucap Ngurah Andi, sapaan Ketua Forkom Dewi Jembrana. Sementara Kabid Destinasi Pariwisata, Dinas Pariwisata Bali, Ida Bagus AdiLaksana atau Gus Adi mengiyakan ada 3 desa wisata di Bali yang masuk 75 besar ADWI 2023. "Kalau bisa, bukan hanya 3. Kami tentu berharap lebih dari itu dan nanti bisa memenangkan ADWI," ujar Gus Adi.
Harapan tersebut, tidak lepas dari potensi desa wisata di Bali yang lebih dibandingkan dengan daerah lain. Dan yang tak kalah penting, adalah semangat dari para pengelolaannya.
"Kami lihat di lapangan ada yang demikian luar biasa dari semangat dan kerja pengelolanya," kata Gus Adi. Sebelumnya sebanyak 70 desa wisata dari Bali yang ikut dalam ajang ADWI 2023. Penganugerahan ADWI biasaya diberikan pada bulan September, berkaitan dengan Hari Pariwisata Internasional. *k17
Komentar