Viral Berjualan di Taman Pancing Saat Nyepi, Jadi Atensi Perbekel Hingga Polsek
Kadus Tegaskan Warganya Jualan di Areal Kampung
Perbekel Pemogan menyebut ke depan akan kembali membuat kesepakatan, yang akan jadi dasar menjaga keamanan dan kenyamanan saat Nyepi di wilayah Desa Pemogan.
DENPASAR, NusaBali
Viralnya warga Dusun Kampung Islam Kepaon, Desa Pemogan, Denpasar Selatan yang berjualan saat Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945, Rabu (22/3), menjadi atensi bagi pihak keamanan hingga pemerintah desa. Atensi ini diberikan karena saat Nyepi tidak boleh ada aktivitas apalagi berjualan.
Karena itulah, Perbekel Pemogan bersama Camat Denpasar Selatan, Polsek Denpasar Selatan, Danramil, Bendesa Desa Adat Kepaon, dan tokoh masyarakat meminta klarifikasi dari Kepala Dusun Kampung Islam Kepaon terkait kejadian tersebut, di Kantor Desa Pemogan, Jumat (24/3), agar permasalahan tidak menjadi besar.
Perbekel Pemogan I Made Suwirya mengungkapkan, dia bersama instansi terkait bertemu untuk melakukan pembahasan terkait video yang viral di kawasan Taman Pancing, yang memicu anggapan para pedagang dibiarkan leluasa berjualan, padahal masih dalam perayaan Catur Brata Penyepian.
Menurut Suwirya, pihaknya sudah menanyakan kepada Kepala Dusun (Kadus) Muhamad Asmara terkait kejadian tersebut. Diakui bahwa yang berjualan merupakan warganya. Kadus Muhamad Asmara mengatakan alasan warga yang berjualan ngeyel dan pecalang kewalahan untuk mengatur pedagang tersebut karena membandel. Padahal di Dusun Kampung Islam Kepaon sudah ada sekitar 30 pecalang yang diberi nama Pemaksan yang orang-orangnya asli dari dusun tersebut.
“Kami diskusi terkait dengan video viral oknum berjualan saat perayaan Nyepi. Memang benar yang berjualan warga setempat dan pembelinya merupakan warga pendatang. Katanya, pecalang setempat kewalahan untuk menangani pedagang karena ngeyel,” kata Suwirya.
Suwirya mengungkapkan, dari alasan tersebut dan hasil diskusi, pihak terkait bersama-sama akan memanggil oknum warga dimaksud. Sebelum pemanggilan, Kadus Kampung Islam Kepaon akan melakukan identifikasi siapa saja yang terlibat.
Menurut Suwirya, karena saat ini masih dalam suasana bulan puasa Ramadhan, pihaknya sementara akan melakukan pendekatan secara persuasif. “Kami akan panggil apakah setelah puasa atau seperti apa, kami masih menunggu informasi selanjutnya dari Kepala Dusun Kampung Islam Kepaon,” ungkap Suwirya.
Untuk sementara, kata dia, pihak terkait akan melakukan proses terlebih dahulu agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Dan tetap mengedepankan rasa toleransi. “Jangan sampai karena ulah oknum akan terjadi pergesekan. Ke depan kami akan kembali membuat kesepakatan. Hasil kesepakatan itu akan menjadi dasar menjaga keamanan dan kenyamanan saat merayakan Nyepi di wilayah Desa Pemogan,” tandas Suwirya.
Sementara, Kadus Islam Kepaon Muhamad Asmara membenarkan warganya tersebut berjualan saat Nyepi. Namun, dia menegaskan, warganya tersebut berjualan hanya di dalam areal kampung.
Sebab, selama ini warganya tetap mengedepankan toleransi dengan mengikuti arahan seperti memadamkan lampu dan tidak ke luar menggunakan kendaraan apalagi ke luar kampung di saat perayaan Nyepi.
Namun, kata Muhamad Asmara, selama ini jalan raya yang membelah perkampungan Islam Kepaon sering digunakan untuk berjualan karena jalanan dirasa sepi.
“Selama ini memang biasa, karena itu perkampungan muslim dan hari libur jadinya warga berkumpul. Karena ramai, pedagang ya pasti tetap buka. Hanya saja, warga berjualan memanfaatkan jalan sebagai tempat berjualan karena dirasa sepi,” ucapnya.
Kata dia, dari pihak desa adat yang lainnya tidak ada mempermasalahkan hal itu. “Karena itu di Kampung Islam Kepaon. Jadi, kalau dibilang tidak toleransi, kami sangat mengedepankan itu. Kalau ke luar kampung pasti kami tidak, apalagi berkendara dan lampu kami matikan. Itu sudah kami lakukan setiap tahun. Ini hanya masalah diviralkan saja. Ke depan kami hanya diingatkan agar warga tidak berjualan terlalu menjorok dari tempatnya,” kata Muhamad Asmara. *mis
Karena itulah, Perbekel Pemogan bersama Camat Denpasar Selatan, Polsek Denpasar Selatan, Danramil, Bendesa Desa Adat Kepaon, dan tokoh masyarakat meminta klarifikasi dari Kepala Dusun Kampung Islam Kepaon terkait kejadian tersebut, di Kantor Desa Pemogan, Jumat (24/3), agar permasalahan tidak menjadi besar.
Perbekel Pemogan I Made Suwirya mengungkapkan, dia bersama instansi terkait bertemu untuk melakukan pembahasan terkait video yang viral di kawasan Taman Pancing, yang memicu anggapan para pedagang dibiarkan leluasa berjualan, padahal masih dalam perayaan Catur Brata Penyepian.
Menurut Suwirya, pihaknya sudah menanyakan kepada Kepala Dusun (Kadus) Muhamad Asmara terkait kejadian tersebut. Diakui bahwa yang berjualan merupakan warganya. Kadus Muhamad Asmara mengatakan alasan warga yang berjualan ngeyel dan pecalang kewalahan untuk mengatur pedagang tersebut karena membandel. Padahal di Dusun Kampung Islam Kepaon sudah ada sekitar 30 pecalang yang diberi nama Pemaksan yang orang-orangnya asli dari dusun tersebut.
“Kami diskusi terkait dengan video viral oknum berjualan saat perayaan Nyepi. Memang benar yang berjualan warga setempat dan pembelinya merupakan warga pendatang. Katanya, pecalang setempat kewalahan untuk menangani pedagang karena ngeyel,” kata Suwirya.
Suwirya mengungkapkan, dari alasan tersebut dan hasil diskusi, pihak terkait bersama-sama akan memanggil oknum warga dimaksud. Sebelum pemanggilan, Kadus Kampung Islam Kepaon akan melakukan identifikasi siapa saja yang terlibat.
Menurut Suwirya, karena saat ini masih dalam suasana bulan puasa Ramadhan, pihaknya sementara akan melakukan pendekatan secara persuasif. “Kami akan panggil apakah setelah puasa atau seperti apa, kami masih menunggu informasi selanjutnya dari Kepala Dusun Kampung Islam Kepaon,” ungkap Suwirya.
Untuk sementara, kata dia, pihak terkait akan melakukan proses terlebih dahulu agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Dan tetap mengedepankan rasa toleransi. “Jangan sampai karena ulah oknum akan terjadi pergesekan. Ke depan kami akan kembali membuat kesepakatan. Hasil kesepakatan itu akan menjadi dasar menjaga keamanan dan kenyamanan saat merayakan Nyepi di wilayah Desa Pemogan,” tandas Suwirya.
Sementara, Kadus Islam Kepaon Muhamad Asmara membenarkan warganya tersebut berjualan saat Nyepi. Namun, dia menegaskan, warganya tersebut berjualan hanya di dalam areal kampung.
Sebab, selama ini warganya tetap mengedepankan toleransi dengan mengikuti arahan seperti memadamkan lampu dan tidak ke luar menggunakan kendaraan apalagi ke luar kampung di saat perayaan Nyepi.
Namun, kata Muhamad Asmara, selama ini jalan raya yang membelah perkampungan Islam Kepaon sering digunakan untuk berjualan karena jalanan dirasa sepi.
“Selama ini memang biasa, karena itu perkampungan muslim dan hari libur jadinya warga berkumpul. Karena ramai, pedagang ya pasti tetap buka. Hanya saja, warga berjualan memanfaatkan jalan sebagai tempat berjualan karena dirasa sepi,” ucapnya.
Kata dia, dari pihak desa adat yang lainnya tidak ada mempermasalahkan hal itu. “Karena itu di Kampung Islam Kepaon. Jadi, kalau dibilang tidak toleransi, kami sangat mengedepankan itu. Kalau ke luar kampung pasti kami tidak, apalagi berkendara dan lampu kami matikan. Itu sudah kami lakukan setiap tahun. Ini hanya masalah diviralkan saja. Ke depan kami hanya diingatkan agar warga tidak berjualan terlalu menjorok dari tempatnya,” kata Muhamad Asmara. *mis
1
Komentar