Kualitas Udara Kota Denpasar Meningkat Selama Nyepi
DENPASAR, NusaBali
Polusi udara di Kota Denpasar pada Hari Raya Nyepi, Rabu (22/3), jauh menurun. Hal tersebut dideteksi stasiun pemantau kualitas udara ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara) milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang terletak di area Graha Sewaka Dharma, Lumintang, Denpasar Utara.
Stasiun yang dioperatori UPT Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kota Denpasar mencatat sejumlah indikator mengalami penurunan nilai.
"Kemungkinan dari aktivitas kendaraan bermotor yang menurun menyebabkan emisi berkurang," kata Kepala UPT Lab Lingkungan Dinas LHK Kota Denpasar Kadek Raditya Yoga Semara, Jumat (24/3).
Ada tujuh partikulat (indikator) yang ditangkap oleh alat pemantau yang disebut Air Quality Monitoring System (AQMS), yaitu PM2.5 (Partikulat 2,5), PM10 (Partikulat 10), HC (Hidrokarbon), O3 (Ozon), SO2 (Belerang Dioksida), NO2 (Nitrogen Dioksida), dan CO (Karbon Monoksida).
Pada partikulat HC (Hidrokarbon) yang biasanya diletupkan asap kendaraan bermotor misalnya, pada saat Nyepi nilainya jauh menurun menjadi 3 µg/m3. Jauh di bawah nilai rata-rata selama Maret 2023 (hingga 24 Maret 2023) sebesar 17,08 µg/m3.
Penurunan signifikan juga terjadi pada indikator SO2 (Belerang Dioksida) yang biasanya keluar bersamaan dengan asap kendaraan berbahan bakar solar. Pada saat Nyepi nilai SO2 di Kota Denpasar tercatat menjadi 9 µg/m3 jauh di bawah nilai rata-rata selama Maret 2023 (hingga 24 Maret 2023) sebesar 15,38 µg/m3.
Sementara itu partikel debu, baik PM10 maupun PM2,5 juga mengalami penurunan menjadi masing-masing 7 µg/m3. Nilai ini di bawah nilai rata-rata PM10 dan PM2,5 selama Maret 2023 (hingga 24 Maret 2023) yang berada pada kisaran 13,7 µg/m3.
Namun sayangnya, deteksi terhadap partikulat CO yang banyak diproduksi kendaraan bermotor sedang tidak berfungsi saat Nyepi.
“Hampir bisa dipastikan pada saat Nyepi, aktivitas manusia menurun, menyebabkan kadar emisi berkurang,” kata Yoga, alumnus Jurusan Kimia Universitas Udayana.
Yoga menambahkan, penurunan emisi juga terjadi pada saat pembatasan kegiatan masyarakat selama pandemi Covid-19 di Kota Denpasar. Sementara di masa depan, Yoga melihat penggunaan kendaraan listrik juga akan berperan dalam menurunkan emisi karbon.
Yoga juga mengajak masyarakat lebih banyak menanam tumbuh-tumbuhan untuk mengurangi polusi udara di Kota Denpasar.
Untuk diketahui, meski pada saat Nyepi polusi udara di Kota Denpasar tercatat mengalami penurunan, kualitas udara sehari-hari di ibukota Bali masih dalam kategori baik (nilai ISPU 0-50). *cr78
Komentar