Sampah di Besakih Membeludak
Dikhawatiri, Saat Puncak Karya Akan Lebih Parah
Kami mulai tangani sampah itu. Tapi, hanya dengan mendorong ke sungai di barat, agar tidak terlihat dari jalan. (Bendesa Jro Mangku Widiartha).
AMLAPURA, NusaBali
Sampah di TPA Banjar Palak, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, kini membeludak. Padahal di Pura Penataran Agung Besakih, belum digelar puncak Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh, dalam waktu dekat.
Melihat kondisi itu, maka dikhawatirkan selama rangkaian karya agung, kondisi TPA tersebut akan tambah parah dan tidak lagi bisa menampung sampah. Bendesa Adat Besakih Jro Mangku Widiartha mengakui kondisi itu. "Kami mulai tangani sampah itu. Tapi, hanya dengan mendorong ke sungai di barat, agar tidak terlihat dari jalan," jelas Jro Mangku Widiartha saat ditemui, di Banjar Palak, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Senin (27/3).
Jelasnya, sejak setahun lalu pengolahan sampah tersebut masuk program Desa Adat Besakih. Sehingga Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karangasem tidak lagi menangani. "Betul, pengolahan sampah di Desa Besakih masuk program Desa Adat Besakih, hanya saja sementara belum bisa melakukan penanganan karena fasilitas belum memadai," katanya.
Jelas Jro Mangku Widiartha, solusi jangka pendek yakni dengan penimbunan. Sampah kiriman dari sejumlah pura di Kawasan Pura Besakih, hanya tertampung di TPA Banjar Palak. Selanjutnya, petugas menimbun ke sungai kering, tidak pernah teraliri air. Jika ada warga yang menginginkan sampah itu untuk pupuk organik, bisa mengambil sendiri. Banyak juga pemulung dari luar Karangasem datang mengambil sampah kresek, botol plastic, dan kaleng. Sehingga sampah terpilah, tinggal sampah bekas upakara yang tersisa.
Dengan cara itu, kata Jro Mangku Widiartha, desa memberdayakan petugas untuk mendorong sampah ke sungai agar tidak terlihat dari jalan. Apalagi, jelang Ida Bhatara melasti ke Mata Air Toya Sah, Soma Wage Prangbakat, Senin (3/4). Selain itu, Puncak Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih pada Purnama Kadasa, Buda Umanis Prangbakat, Rabu (5/4).
Kepala DLH Karangasem I Nyoman Tari mengakui, penanganan sampah di Desa Besakih, telah dilimpahkan ke Desa Adat Besakih sejak setahun lalu. "Pemerintah telah menyerahkan penanganan sampah di Desa Besakih ke Desa Adat Besakih, meski demikian kami terus memantau," jelas I Nyoman Tari.
Berdasarkan pemantauannya, sejak setahun terakhir belum ada aktivitas pengolahan sampah. "Saya lihat belum ada pengolahannya. Baru sebatas penimbunan sampah, lebih lanjut tanyakan saja ke desa adat," pintanya. *k16
Melihat kondisi itu, maka dikhawatirkan selama rangkaian karya agung, kondisi TPA tersebut akan tambah parah dan tidak lagi bisa menampung sampah. Bendesa Adat Besakih Jro Mangku Widiartha mengakui kondisi itu. "Kami mulai tangani sampah itu. Tapi, hanya dengan mendorong ke sungai di barat, agar tidak terlihat dari jalan," jelas Jro Mangku Widiartha saat ditemui, di Banjar Palak, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Senin (27/3).
Jelasnya, sejak setahun lalu pengolahan sampah tersebut masuk program Desa Adat Besakih. Sehingga Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karangasem tidak lagi menangani. "Betul, pengolahan sampah di Desa Besakih masuk program Desa Adat Besakih, hanya saja sementara belum bisa melakukan penanganan karena fasilitas belum memadai," katanya.
Jelas Jro Mangku Widiartha, solusi jangka pendek yakni dengan penimbunan. Sampah kiriman dari sejumlah pura di Kawasan Pura Besakih, hanya tertampung di TPA Banjar Palak. Selanjutnya, petugas menimbun ke sungai kering, tidak pernah teraliri air. Jika ada warga yang menginginkan sampah itu untuk pupuk organik, bisa mengambil sendiri. Banyak juga pemulung dari luar Karangasem datang mengambil sampah kresek, botol plastic, dan kaleng. Sehingga sampah terpilah, tinggal sampah bekas upakara yang tersisa.
Dengan cara itu, kata Jro Mangku Widiartha, desa memberdayakan petugas untuk mendorong sampah ke sungai agar tidak terlihat dari jalan. Apalagi, jelang Ida Bhatara melasti ke Mata Air Toya Sah, Soma Wage Prangbakat, Senin (3/4). Selain itu, Puncak Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih pada Purnama Kadasa, Buda Umanis Prangbakat, Rabu (5/4).
Kepala DLH Karangasem I Nyoman Tari mengakui, penanganan sampah di Desa Besakih, telah dilimpahkan ke Desa Adat Besakih sejak setahun lalu. "Pemerintah telah menyerahkan penanganan sampah di Desa Besakih ke Desa Adat Besakih, meski demikian kami terus memantau," jelas I Nyoman Tari.
Berdasarkan pemantauannya, sejak setahun terakhir belum ada aktivitas pengolahan sampah. "Saya lihat belum ada pengolahannya. Baru sebatas penimbunan sampah, lebih lanjut tanyakan saja ke desa adat," pintanya. *k16
Komentar