Ujian Sekolah Disabilitas Netra Gunakan Smartphone
DENPASAR, NusaBali
Siswa disabilitas netra SLB (SMALB) Negeri 1 Denpasar mengikuti ujian sekolah (US) sebagai salah satu penentu kelulusan mereka, pada 27–31 Maret 2023.
Mereka mengikuti ujian dengan lancar dibantu perangkat smartphone yang memiliki fitur ramah penyandang disabilitas netra.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SLBN 1 Denpasar Dra Kadek Yudiasih MPd, menyampaikan, ada sebanyak 20 siswa SMALB SLBN 1 Denpasar yang mengikuti US tahun ini. Para siswa tersebut terdiri dari difabel netra (mata), difabel grahita (mental), dan difabel autis.
“Setiap jenis disabilitas kita berikan soal dalam bentuk berbeda,” ujar Yudiasih ditemui pada Selasa (28/3), di sekolahnya.
Yudiasih menjelaskan, pelaksanaan ujian khusus siswa difabel netra dibagi menjadi dua metode. Pertama diperdengarkan soal menggunakan audio dan dijawab menggunakan huruf Braille. Metode lainnya adalah mengirimkan soal ke smartphone masing-masing siswa dan mereka menjawab kembali melalui smartphone tersebut.
Sementara itu siswa difabel grahita diberikan soal ujian yang dibacakan guru dan dikerjakan siswa dengan menulis. Sedangkan untuk difabel autis lebih banyak diberikan soal dalam bentuk gambar.
“Sebelumnya sudah kita latih, yang kita ujikan adalah yang kita ajarkan, sehingga anak-anak tidak banyak menemui kesulitan,” ujar Yudiasih.
Terkait penggunaan teknologi audio smartphone oleh sebagian siswa difabel netra, Yudiasih mengatakan hal tersebut telah banyak membantu dalam proses pembelajaran. Dia bersyukur perkembangan teknologi saat ini turut memperhatikan kebutuhan para penyandang disabilitas, khususnya penyandang disabilitas netra.
“Teknologi ini memudahkan anak-anak untuk belajar menjawab soal. Sebelum ada teknologi seperti sekarang kita menggunakan Braille,” cerita Yudiasih.
Salah seorang siswa yang memanfaatkan smartphone untuk mengikuti US adalah Sony Adam Muharram, 19. Dia terlihat begitu fasih menggunakan smartphone-nya untuk menerima soal maupun menjawab dan mengirimkan jawaban kepada gurunya. Dia mengatakan, smartphone yang digenggamnya berbasis Android dan dia sudah mengaktifkan fitur bernama Talk Back.
Dengan fitur tersebut Adam dapat menerima kiriman soal atau pesan dalam bentuk tertulis yang otomatis dikonversi menjadi pesan suara. Teknologi ini sudah dilatihnya sejak mengenyam pendidikan pada tingkat SDLB.
“Saya belajar secara otodidak sekitar kelas IV,” ucapnya.
Adam yang mengaku tertarik dengan dunia teknologi menuturkan bahwa smartphone saat ini telah dilengkapi dengan fitur-fitur yang memudahkan para penyandang disabilitas netra seperti dirinya. *cr78
Komentar