FORKI Yakin Jaga Tradisi Emas PON
Situasi saat ini kita harus realistis dengan kenyataan, makanya minimal dapat medali emas di PON nanti. Tradisi itu harus kita pertahankan.
DENPASAR, NusaBali
Pengprov Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (FORKI) Bali mulai realistis melihat peluang meraih medali emas dalam PON XXI/2024 di Aceh dan Sumut. Setelah hanya meraih dua medali emas di PON XX/2021 di Papua, FORKI tetap bertekad menjaga tradisi medali emas dalam PON selanjutnya.
"Situasi saat ini kita harus realistis dengan kenyataan, makanya minimal dapat medali emas di PON nanti. Tradisi itu harus kita pertahankan," kata Ketua umum Pengprov FORKI Bali, Armand Setiawan Wulianadi, Minggu (2/4).
Armand Setiawan berharap dari 17 medali emas yang diperebutkan dalam PON nanti, Bali tetap dapat medali emas, minimal satu. Bagaimanapun caranya tradisi medali emas itu harus dipertahankan.
Diakui Armand Setiawan, saat ini pengurus cabang olahraga karate masih berupaya kerja keras agar menjaga tradisi itu. Terlepas belum mendapat dukungan anggaran dari KONI Bali. Menurutnya, anggaran saat ini masih mandiri dari internal cabor.
"Kita di internal cabor harus bergerak, karena situasinya memang belum dapat dukungan dana. Jika tidak bergerak, sementara gelaran PON sudah semakin dekat, makanya tetap berupaya semaksimal mungkin," kata Armand Setiawan, yang anak dari bos Joger itu.
Arman Maulana juga menyebutkan, saat ini FORKI Bali masih menunggu hasil keputusan resmi PB FORKI terkait batasan umur di PON XX1/2024.
Menurutnya, apakah nanti usianya dibuka bebas atau ada batasan umur. Bahkan termasuk saat ada batasan umur berapa yang dipakai patokan resmi.
"Kita masih buta belum ada bayangan dari sisi umur, tapi kalau usia bebas jelas karateka Cokorda Istri Agung Sanistyarani (Kumite Putri -55 kg) masih bisa diterjunkan. Jika tidak, tentu kita harus siapkan pengganti atau penerus Coki di ajang PON, kita harus siap dalam situasi seperti ini," kata Armand Setiawan.
Terlepas ada sisi plus minus soal batasan umur, kata Armand, berharap pemain senior diperbolehkan, berarti seumuran karateka Coki yang ada di pelatnas pasti turun semua.
“Mereka wajib membela daerahnya masing - masing. Ini jelas akan mempengaruhi lawannya diluar karateka Coki, harus berhadapan dengan tim kuat juga. Semua itu ada positif dan negatifnya," terang Armand Setiawan.
Tim karate Bali sendiri mengukir sejarah dengan mengawinkan medali emas di Kumite Putra dan Putra pada PON XX/2021 di Papua lewat I Kadek Krisna Dwi Antara Kumite Putra Kelas -60 kg, dan Cokorda Istri Agung Sanistyarani Kumite Putri Kelas -55 kg. Sedangkan satu medali perunggu lagi lewat Ni Made Nada Dwimayanti Kumite Putri Kelas -68kg.dek
Komentar