Uluwatu Tetap Hadirkan Pentas Tari Kecak Selama Bulan Ramadan
MANGUPURA, NusaBali.com – Pementasan tari kecak dan Kawasan luar Pura Luhur Uluwatu yang terletak di wilayah Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Bali, tetap buka seperti biasa selama bulan Ramdan hingga 23 April 2023 mendatang.
“Pementasan Tari Kecak buka setiap hari, kecuali Hari Raya Nyepi,” ujar Manajer Pengelola Objek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu, I Wayan Wijana saat dikonfirmasi pada Senin (3/4/2023) sore.
Pementasan Tari Kecak Uluwatu memang berbeda dari pementasan Tari Kecak di lokasi lain yang menyuguhkan pemandangan sunset di atas tebing. Sebab, panggung pertunjukan didesain setengah melengkung agar penonton dapat melihat sunset secara langsung.
Lebih lanjut Wijana menjelaskan, tidak ada perbedaan tarif bagi wisatawan Nusantara dan mancanegara. Jika ditotal, wisatawan harus menyiapkan uang sebesar Rp 180.000 per orang bila ingin menonton pertunjukan Tari Kecak di Pura Uluwatu. Pementasan pun dikatakan Wijana biasanya digelar selama dua sesi sesuai dengan permintaan para pengunjung.
“Kadang pementasan hanya sekali, kadang dua sesi jadi tergantung permintaan,” tambahnya.
Masih dalam suasana Ramadan, Wijana menjelaskan tingkat kunjungan berada di kategori midle season atau menengah. Ia menuturkan jumlah wisatawan yang paling ramai biasanya di bulan Agustus dan termasuk high season dengan jumlah kunjungan 116.767 orang per bulannya.
Sementara total kunjungan pada tahun 2022 disebutkannya mencapai 931.639 pengunjung dengan komposisi 450.755 wisatawan domestik dan 480.883 wisatawan asing. Jumlah ini pun dikatakannya meningkat dari tahun 2021 yang hanya mendapat kunjungan sebanyak 192.093 wisatawan saat itu.
“Di tahun 2022, kunjungan wisatawan asing mencapai angka 51 persen yang didominasi oleh turis asal Australia. Sedangkan wisatawan domestik di angka 49 persen,” terangnya.
Pada masa sebelum pandemi yakni di tahun 2019, Wijana membeberkan tingkat kunjungan tahun ini bisa mencapai 2,6 juta. Sehingga di tahun 2022, tingkat kunjungan dianggapnya menurun akibat masih dalam tahap pemulihan dari masa pandemi Covid-19. Hanya saja, angka tersebut ia katakan sudah mencapai target. Bahkan, pihaknya bisa melebihi target yang diberikan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Badung.
“Kenaikan itu signifikan untuk kebangkitan atau pertumbuhan pasca pandemi Covid-19,” tambahnya.
Setelah lonjakan kunjungan di tahun 2022, Wijana menerangkan dirinya dan pihak pengelola akan melakukan inovasi ke depan untuk menggait wisatawan, yaitu dengan melakukan penataan kembali kawasan sesuai dengan master plan.
Pementasan Tari Kecak Uluwatu memang berbeda dari pementasan Tari Kecak di lokasi lain yang menyuguhkan pemandangan sunset di atas tebing. Sebab, panggung pertunjukan didesain setengah melengkung agar penonton dapat melihat sunset secara langsung.
Lebih lanjut Wijana menjelaskan, tidak ada perbedaan tarif bagi wisatawan Nusantara dan mancanegara. Jika ditotal, wisatawan harus menyiapkan uang sebesar Rp 180.000 per orang bila ingin menonton pertunjukan Tari Kecak di Pura Uluwatu. Pementasan pun dikatakan Wijana biasanya digelar selama dua sesi sesuai dengan permintaan para pengunjung.
“Kadang pementasan hanya sekali, kadang dua sesi jadi tergantung permintaan,” tambahnya.
Masih dalam suasana Ramadan, Wijana menjelaskan tingkat kunjungan berada di kategori midle season atau menengah. Ia menuturkan jumlah wisatawan yang paling ramai biasanya di bulan Agustus dan termasuk high season dengan jumlah kunjungan 116.767 orang per bulannya.
Sementara total kunjungan pada tahun 2022 disebutkannya mencapai 931.639 pengunjung dengan komposisi 450.755 wisatawan domestik dan 480.883 wisatawan asing. Jumlah ini pun dikatakannya meningkat dari tahun 2021 yang hanya mendapat kunjungan sebanyak 192.093 wisatawan saat itu.
“Di tahun 2022, kunjungan wisatawan asing mencapai angka 51 persen yang didominasi oleh turis asal Australia. Sedangkan wisatawan domestik di angka 49 persen,” terangnya.
Pada masa sebelum pandemi yakni di tahun 2019, Wijana membeberkan tingkat kunjungan tahun ini bisa mencapai 2,6 juta. Sehingga di tahun 2022, tingkat kunjungan dianggapnya menurun akibat masih dalam tahap pemulihan dari masa pandemi Covid-19. Hanya saja, angka tersebut ia katakan sudah mencapai target. Bahkan, pihaknya bisa melebihi target yang diberikan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Badung.
“Kenaikan itu signifikan untuk kebangkitan atau pertumbuhan pasca pandemi Covid-19,” tambahnya.
Setelah lonjakan kunjungan di tahun 2022, Wijana menerangkan dirinya dan pihak pengelola akan melakukan inovasi ke depan untuk menggait wisatawan, yaitu dengan melakukan penataan kembali kawasan sesuai dengan master plan.
Pihaknya pun turut bekerjasama dengan Pemda Badung untuk melakukan penambahan vanue-vanue baru dan inovasi lainnya termasuk pengembangan seni budaya desa adat melalui Pasraman Anak-Anak Desa Adat Pecatu dengan cara kolaborasi pementasan di venue kawasan Uluwatu.
“Saya berharap kondisi dunia tetap stabil sehingga bisa berpengaruh pada kestabilan ekonomi dunia, terutama kestabilan kunjungan pariwisata ke Indonesia, Bali terkhusus ke kawasan Uluwatu,” pungkasnya.
“Saya berharap kondisi dunia tetap stabil sehingga bisa berpengaruh pada kestabilan ekonomi dunia, terutama kestabilan kunjungan pariwisata ke Indonesia, Bali terkhusus ke kawasan Uluwatu,” pungkasnya.
Sebelumnya pengelola Pantai Melasti, Kuta Selatan, memilih meliburkan pertunjukan Tari Kecak selama bulan Ramadan, lantaran kunjungan wisatawan mengalami kemerosotan saat umat Muslim sedang menjalankan ibadah puasa. *ris
1
Komentar