Pemkot Denpasar Beri Sinyal Hentikan Pembangunan TPS3R
Andalkan TPST, Ditarget Juni Beroperasi 100 Persen
DENPASAR, NusaBali
Pemkot Denpasar mulai memberikan sinyal terhadap penghentian pembangunan tempat pengolahan sampah reduce reuse recycle (TPS3R).
Sebab, untuk menuntaskan sampah yang hanya mencapai 800 ton per hari, pemkot akan memanfaatkan keberadaan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) yang ditarget beroperasi 100 persen pada Juni 2023.
Hal itu diungkapkan Asisten II Setda Kota Denpasar Anak Agung Gde Risnawan, Senin (3/4). Menurutnya, saat ini sampah-sampah yang ada di Kota Denpasar sebagian masih diolah di TPS3R dan dibawa ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Sebab TPST belum beroperasi secara keseluruhan.
Gung Risnawan mengatakan, saat ini baru ada 24 TPS3R di Kota Denpasar yang idealnya di Denpasar masing-masing desa/kelurahan harusnya ada satu TPS3R. Namun, dengan adanya TPST yang sudah ditarget beroperasi 100 persen pada Juni 2023, kemungkinan pembangunan TPS3R tidak akan dilanjutkan lagi.
Sebab, untuk menangani volume sampah yang hanya sekitar 800 ton lebih per hari sudah bisa diakomodir oleh TPST. Karena dari tiga TPST yang dibangun di kawasan Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, kawasan Tahura, Denpasar Selatan dan di kawasan Desa Padangsambian Kaja, Denpasar Barat ini mampu penampung sebanyak 1.020 ton sampah per hari.
“Artinya, jika dengan volume sampah yang hanya sekitar 800 ton, sudah bisa diakomodir oleh TPST. Tetapi untuk memastikan itu kami masih menunggu pengoperasian TPST secara penuh dulu, karena di bulan Juni rencananya TPST baru akan beroperasi 100 persen. Kami setiap Jumat sepekan sekali kami pantau,” kata Gung Risnawan.
Menurut Gung Risnawan, jika sudah 100 persen beroperasi, kemungkinan pembangunan TPS3R akan dihentikan. Selain sampah bisa diakomodir, berbagai kendala juga terjadi di lapangan untuk pembangunan TPS3R. “Terutama kendala lahan yang kami masih kesulitan. Karena lahan milik pemerintah di Denpasar sudah minim,” ucap Gung Risnawan.
Selain itu, mantan Camat Denpasar Selatan ini mengungkapkan, beberapa kelompok masyarakat juga sering tidak setuju pembangunan TPS3R, karena dianggap akan menimbulkan masalah pada lingkungan mereka. Sehingga efektivitas untuk pengolahan sampah saat ini melalui TPST.
Sementara, untuk TPST yang sudah ada, akan tetap beroperasi untuk mengolah sampah organik. “Yang sudah ada tetap beroperasi. Sisanya yang akan masuk ke TPST. Kami harap tidak mundur lagi beroperasinya,” tandasnya. *mis
Komentar