LENTERA: Nutrisi Hidup Agar Harmoni
Kesepian telah mencuri nyawa banyak orang. Kesepian juga telah membajak kebahagiaan banyak keluarga serta sejumlah dampak buruk lainnya
Untuk itu, mari merenungkan akar terdalam kesepian. Kesepian terjadi karena seseorang merasa ‘tidak komplit’ saat sendiri di saat ini. Seolah-olah ada orang lain, atau ada kejadian di waktu lain, yang bisa membuat seseorang jadi komplit. Padahal, itu tidak pernah terjadi.
Sekali lagi, tidak pernah terjadi. Segala bentuk pemuas dari luar, atau dari waktu lain selain saat ini, ia hanya fantasi yang memuaskan sementara saja. Hanya perasaan utuh dan komplit bersama diri sendiri di saat inilah yang bisa menjadi obat sangat mujarab. Untuk itu, mari mengendapkan nutrisi meditasi.
Apa yang disebut banyak orang sebagai kehidupan sesungguhnya sederhana, ia hasil rajutan dari kejadian, penafsiran, perasaan dan pikiran. Bagi ia yang tidak disentuh meditasi, hasil rajutannya diwarnai oleh rasa bersalah (ketidakpuasan) dari masa lalu, atau ketakutan akan masa depan. Itu sebabnya, banyak orang mudah sakit, mudah stres, mudah marah. Salah-salah dikunjungi penyakit kronis tatkala usia masih muda. Indahnya meditasi, ia selalu membawa pikiran pada kemurnian saat ini. Persisnya, melihat saat ini dengan mata polos ‘apa adanya’.
Sekali lagi apa adanya. Kaki semutan, suara riuh dari tetangga, perut lapar, rasa bosan, pikiran tenang, semuanya dilihat secara murni apa adanya. Ditemani jangkar nafas agar pikiran selalu terhubung rapi dengan saat ini, seseorang melatih diri untuk ‘merajut ulang’ kehidupan. Tidak lagi diperkosa masa lalu dan masa depan.
Tapi hidup murni di saat ini. Jika dalam praktiknya, Anda akan memasuki gerbang kebijaksanaan. Di gerbang ini Anda bisa membedakan secara jelas. Antara perbuatan buruk orang lain dengan diri mereka yang sesungguhnya. Itu dua hal yang sangat berbeda. Perbuatan buruk orang bersifat sementara, tidak kekal.
Tapi diri kita apa adanya, ia tidak pernah lahir tidak pernah mati. Inilah wajah diri di saat ini yang utuh dan komplit. Diri seperti inilah yang bisa mengucapkan selamat tinggal pada rasa kesepian. Pada saat yang sama, Anda akan mengerti melalui pengalaman (bukan hafalan), dari awal yang tidak berawal Anda tidak pernah berpisah dengan Cahaya. *
Gede Prama
Komentar