Sapi Bali Jantan Bibit Berlomba Meriahkan HUT Kota Gianyar
GIANYAR, NusaBali
Menyambut peringatan Hari Jadi ke-252 Kota Gianyar, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar menggelar lomba Sapi Bali Jantan Bibit di Tanah Lapang Bekas Bangunan Hardys, Gianyar, Selasa (4/4).
Lomba digelar guna meningkatkan populasi, produksi bibit sapi Bali yang unggul serta pelestarian sapi khas Bali. Lomba tersebut dibuka langsung oleh Bupati Gianyar, I Made Mahayastra.
Bupati asal Payangan ini mengatakan sektor peternakan bukan hanya sekadar penyedia protein hewani. Peternakan juga memegang peran yang penting dalam mendukung ketahanan pangan. Terlebih sektor ini memiliki ketangguhan dalam menghadapi situasi krisis seperti pada saat situasi pandemi Covid-19.
“Kita sudah melihat, bahwa para peternak sapi banyak di Kabupaten Gianyar dan orang di desa memelihara sapi secara tradisional sebagai tabungan,” kata Bupati Mahayastra. Selain memiliki peran yang strategis, sektor ini akan dapat menjadi salah satu jalan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan bagi para peternak. “Bagaimana sekarang biar menjadi salah satu potensi ekonomi yang menjanjikan untuk penghidupan yang layak sebagai peternak,” harapnya.
Lebih lanjut, tujuan diadakannya lomba sapi ini tiada lain untuk memotivasi peternak untuk meningkatkan kualitas ternaknya dan mencari bibit unggul sapi khas Bali. Penilaian sapi terbaik pun diawali dari seleksi oleh panitia Litbang Sapi Bali. “Dari pilihan-pilihan yang telah tampil pada hari ini, nanti salah satunya akan menjadi bibit yang akan kita kembangkan dengan proses akademis oleh para ahli. Kalau saat nanti kita bisa mandiri, kita akan lakukan di Gianyar namun sekarang kita mencoba untuk menyuplai bibitnya dulu,” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Lomba Sapi, Ni Putu Sarini mengatakan kegiatan lomba ini dilakukan guna pelestarian dan pemurnian sapi Bali serta meningkatkan mutu dan jumlah ternak sehingga pulau Bali menjadi etalase ternak sapi khas Bali. Adapun kriteria penilaian lomba sapi jantan bibit, yaitu memiliki kondisi sehat yang bebas dari penyakit hewan menular, tidak memiliki cacat fisik dan genetis dan memiliki organ reproduksi yang baik serta memiliki ciri fisik sapi Bali yang memenuhi syarat kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan standar.
Pelaksanaan penilaian sendiri sudah dimulai dari tanggal 23 Maret 2023 untuk tingkat kecamatan dan penilaian tingkat kabupaten dilakukan pada tanggal 4 April 2023 yang dilakukan oleh tim juri dari Litbang Sapi Bali dan LPPM Universitas Udayana. “Penilaian tingkat kecamatan dilakukan oleh tim juri ke peternak, sebelumnya oleh tim teknis kecamatan,” kata Ni Putu Sarini.
Adapun jumlah sapi yang mengikuti lomba sebanyak 42 ekor, dimana setiap kecamatan memiliki wakil 6 ekor sapi. Dari hasil penjurian di tingkat kecamatan akan dipilih 2 ekor yang terbaik untuk beradu di tingkat kabupaten. “Jadi total jumlah sapi yang mengikuti lomba di tingkat kabupaten sebanyak 14 ekor, namun karena ada satu kecamatan hanya diwakili 1 ekor sapi karena ternak lainnya tidak memenuhi kriteria, sehingga jumlah sapi yang dinilai sebanyak 13 ekor,” lanjutnya. Untuk juara I, II, dan III dinilai berdasarkan penilaian oleh dewan juri dan juara favorit dinilai berdasarkan voting dari pengunjung perlombaan sapi Bali.
Di akhir acara dilaksanakan penyerahan piala dan uang pembinaan kepada juara pertama dengan nilai 281,79 diraih oleh I Wayan Merta berhak menerima uang pembinaan sebesar Rp 25 juta, Juara kedua dengan nilai 280,33 diraih oleh I Wayan Terima memperoleh Rp 20 juta dan juara ketiga dengan nilai 276,3 diraih oleh Ketut Suastika memperoleh uang pembinaan sebesar Rp 15 juta serta juara favorit yang dipilih oleh para pengunjung memperoleh hadiah Rp 15 juta.
Ditemui usai pengumuman juara, peternak I Ketut Merta, 59, mengaku bersyukur sapi yang diberi nama 'Garut' memenangkan lomba ini. Pensiunan Polri ini termasuk peternak baru. Pria asal Banjar Puseh, Desa Pejeng, Tampaksiring ini mengawali hanya memelihara seekor sapi sejak 5 tahun terakhir. "Saya mulai beternak menjelang pensiun. Supaya ada kegiatan di masa tua," ungkap mantan Babhinkamtibmas hampir seluruh desa di Kecamatan Blahbatuh ini.
Saat ini, Ketut Merta sudah memiliki 12 ekor sapi. Untuk sapi yang dilombakan memang telah memenuhi kriteria penilaian. Terutama dari segi usia termasuk paling muda. "Garut belum 2 tahun," jelasnya yang juga nyambi berkebun pisang dan bertani ini. *nvi
1
Komentar