Ngusaba di Pura Batur, Diawali Mapepada Agung
BANGLI, NusaBali
Karya Pujawali Ngusaba Purnama Kedasa di Pura Ulun Danu Batur di Kecamatan Kintamani, jatuh pada Budha Umanis Perangbakat, Rabu (5/4). Serangkaian Pujawali Ngusaba ini, dilaksanakan upacara Mapepada Agung pada Rabu siang.
Turut hadir, Gubernur I Wayan Koster, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Sekda Dewa Indra, Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra, dan pimpinan unit OPD lainnya di lingkup Pemprov Bali. Hadir pula, Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, Wakil Bupati I Wayan Diar bersama OPD dil ingkungan Pemkab Bangli.
Jero Gede Batur Duwuran menyampaikan upacara Mapepada Agung bertujuan menyucikan semua sarana sesajen yang akan digunakan untuk banten pujawali Ida Bathara-bathari di Pura Ulun Danu Batur. Sarana tersebut di antaranya pala bungkah palagantung, palawija, satwa yang dipakai wewalungan, plawa, bunga, dan peralatan lainnya. “Semua disucikan. Didoakan untuk tujuan persembahan,” jelasnya.
Dalam prosesi Mapepada Agung, pralingga dan pratima Ida Bathara-bathari Pura Ulun Danu Batur dipundut krama, sebagai tanda Ida Bethara-Bethari macecingak (menyaksikan batas wilayah) mengelilingi wilayah suci Desa Batur. “Itu sebagai pertanda Ida Bathara–Bathari turun kabeh,” jelasnya.
Lebih lanjut, ada pula persembahan berupa kaki depan (tangan) kiri kerbau kepada Ida Bathari Dewi Danu. "Persembahan ini sebagai wujud syukur atas anugerah yang diberikan pada Sang Hyang Pasupati. Sebab atas anugerah dewa melalui beliau, bongkahan Gunung Mahameru yang dilempar dengan tangan kiri menjadi Gunung Batur. Kemudian bongkahan Gunung Mahameru yang dilempar dengan tangan kanan menjadi Gunung Agung," kata Jero Gede Batur.
Prosesi Upacara Mapepada diiringi sekitar 72 banjar dari berbagai tempat di Bali. Puncak Mapepada ditandai dengan persembahyangan bersama, memohon keselamatan dan kerahayuan. Karya Pujawali Ngusaba Kadasa merupakan upacara agama khusus dan terbesar setiap tahunnya di Pura Ulun Danu Batur. Upacara keagamaan ini digelar setiap bulan kesepuluh (Kadasa). Maknanya sendiri adalah untuk menguatkan spiritual umat dalam membangun kemakmuran ekonomi.
Mengingat Pura Ulun Danu Batur yang erat kaitannya dengan subak, Karya Pujawali Ngusaba Kadasa juga diartikan sebagai wujud syukur dari para Krama subak, atas berkah dan anugerah berupa air yang diberikan."Puncak Karya dilaksanakan pada tengah malam," ujarnya.*esa
Komentar