Dari Bali ke Pelabuhan Banyuwangi H-3
Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, akan menjadi akses satu-satunya untuk pemudik yang menggunakan jalur darat dari Jawa Timur menyeberang ke Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, maupun arah sebaliknya.
Puncak Arus Mudik
BANYUWANGI, NusaBali
Supervisor Operasional Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Djumadi, mengatakan, kepadatan pemudik diperkirakan terjadi di Pelabuhan Gilimanuk, Bali, menuju Pelabuhan Ketapang Banyuwangi saat mudik Lebaran. Namun, pemudik akan lebih banyak dari Bali ke Jawa Timur.
Djumadi menambahkan, arus kepadatan pemudik diprediksi terjadi pada H-3 Lebaran, dari arah Pelabuhan Gilimanuk Bali menuju Pelabuhan Ketapang. Sementara itu, dari Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk diperkirakan tidak terjadi kepadatan yang signifikan, namun arus mudik itu akan mulai dari H-14 Lebaran.
"Untuk Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk kami rutinitas, fokus di penyeberangan Gilimanuk. Setiap pelaksanaan (arus mudik) puncaknya H-3 untuk Gilimanuk," kata Djumadi di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (8/6) seperti dilansir vivanews.
Djumadi mengatakan, akan terjadi peningkatan volume kendaraan dan penumpang saat mudik Lebaran 2017, yakni sekitar 5 persen untuk kendaraan bermotor dan 10 persen bagi orang.
"Untuk yang di Ketapang kami antisipasi arus balik saja. Mungkin prediksi dari hasil rapat H+ 6 dan H+7 itu puncaknya dari lintas Ketapang, arus balik (Ketapang-Gilimanuk)," ujarnya.
Djumadi mengatakan, untuk operasi mudik Lebaran, ada 32 kapal LB Ponton dan 27 kapal LCM yang beroperasi selama 1×24 jam. Namun, rutinitas 20 kapal LB Ponton dan LCM sebanyak 10 kapal.
"Jadi tidak akan ada kepadatan seperti di Gilimanuk. Kalau puncaknya dari Ketapang H+6 dan H+7. Kemungkinan, seperti tahun-tahun yang lalu, Ketapang-Gilimanuk paling padat biasanya pada waktu angkutan tahun baru. Kalau untuk angkutan Lebaran kemungkinan di bawah angkutan Natal dan tahun baru," ujarnya.
Secara nasional, jumlah pemudik yang menggunakan angkutan umum diperkirakan akan turun dibandingkan tahun lalu. Hal ini berbanding terbalik dengan jumlah pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi yang malah diprediksi naik.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pudji Hartanto mengatakan, pemudik angkutan umum diperkirakan turun 2,11 persen.
"Dari 4,42 juta penumpang tahun 2016, menjadi 4,32 juta penumpang tahun 2017," kata Pudji saat Apel Kesiapan Peralatan Mudik, di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Kamis (8/6) seperti dilansir detik.
Sementara jumlah mobil pribadi yang digunakan pemudik diperkirakan berjumlah 3,6 juta unit. Tahun lalu jumlahnya lebih sedikit yakni 3,48 juta atau tahun ini baik 13,92 persen.
Jumlah sepeda motor yang dipakai pemudik juga meningkat. Peningkatan diperkirakan 18,18 persen dari 5,14 juta tahun lalu menjadi 6,04 juta tahun ini.
Peningkatan jumlah pemudik sepeda motor ini tentu sangat disayangkan karena rawan kecelakaan. Pemudik juga selalu diimbau untuk tidak menggunakan kedaraan roda dua karena bukan dirancang untuk perjalanan jauh.
1
Komentar