Setelah 17 Tahun, Drama Tablo Kembali Digelar saat Jumat Agung di Puja Mandala Nusa Dua
MANGUPURA, NusaBali.com – Ribuan umat Katolik memperingati Jumat Agung lewat drama ‘Tablo’ atau jalan salib hidup yang dipentaskan di halaman depan Gereja Katolik Paroki Maria Bunda Segala Bangsa di Jalan Kuruk Setra Kompleks Puja Mandala Nusa Dua, Bali pada Jumat (7/4/2023) pagi.
Pastor Gereja Katolik Paroki Maria Bunda Segala Bangsa, Romo Adianto Paulus Harun menerangkan tahun ini merupakan tahun yang spesial. Sebab, pementasan drama Tablo kembali digalakkan oleh para anggota gereja.
Pada perayaan Jumat Agung sebelumnya, pihaknya hanya menjalankan jalan salib biasa di dalam gereja dan juga mengadakan ibadah Jumat Agung untuk mengenang jasa sengsara Tuhan Yesus.
“Mereka (anggota gereja) mencoba membangkitkan kembali dengan harapan agar umat juga semakin tergugah dan semangat dalam merenungkan iman mereka yang juga berkaitan dengan penderitaan Yesus untuk menyelamatkan umat manusia,” terang Romo Adianto saat ditemui di lokasi setelah gelaran pada Jumat (7/4/2023) siang.
Sementara itu umat yang berdatangan sangat antusias. Romo Adianto membeberkan sejak Kamis (6/4/2023), umat yang berdatangan mencapai 4.000 lebih. Sehingga ia memprediksi kedatangan umat pada Jumat Agung kali ini lebih membludak.
“Perayaan Jumat Agung ini menarik banyak umat untuk merayakannya. Sehingga untuk keamanan di lokasi kami melibatkan satgas internal gereja dan juga bekerjasama dengan pihak Kepolisian serta TNI,” imbuhnya.
Foto: (kiri) Pastor Gereja Katolik Paroki Maria Bunda Segala Bangsa, Romo Adianto Paulus Harun dan (kkanan) Ketua Panitia Drama Tablo, Fransisco Andika Putra. -RIKHA SETYA
Ditemui dalam kesempatan yang sama, Ketua Panitia Drama Tablo, Fransisco Andika Putra menerangkan sebanyak 38 orang terlibat dalam drama Tablo. Tentunya dengan fakta selama 17 tahun pihaknya vakum, Fransisco menjelaskan terdapat beberapa kesulitan untuk memulai kembali drama Tablo ini dari nol.
Ia menerangkan kesulitan pertama ialah mencari dana, sebab ia harus meyakinkan orang tua dan warga gereja bahwa pihaknya dari OMK Saint Joan of Arc Nusa Dua bisa menciptakan Drama Tablo yang baru.
“Kesulitan lainnya yaitu membuat naskah karena naskah dan barang serta pakaian yang dulu sudah hilang. Sehingga kami membuat dan memulai dari awal lagi,” tuturnya.
Sehingga dalam prosesnya, ia menjelaskan persiapan di mulai sejak awal bulan Februari dengan open casting oleh anggota gereja. Pihaknya pun mematok umur pemeran yaitu berusia dari 16 tahun hingga 50 tahun dengan syarat sehat jasmani dan rohani. Ia juga menerangkan para anggota pemeran sangat antusias untuk menampilkan pementasan Drama Tablo.
“Kami latihan setiap hari Selasa, Jumat, dan Minggu diawali dengan memilih karakter dan mendalami karakter. Pada bulan Maret kami latihan kembali dengan gerakan dan intonasi nada dan kami lakukan kurang lebih sekitar 2 bulan lebih,” jelasnya.
Ia menerangkan kesulitan pertama ialah mencari dana, sebab ia harus meyakinkan orang tua dan warga gereja bahwa pihaknya dari OMK Saint Joan of Arc Nusa Dua bisa menciptakan Drama Tablo yang baru.
“Kesulitan lainnya yaitu membuat naskah karena naskah dan barang serta pakaian yang dulu sudah hilang. Sehingga kami membuat dan memulai dari awal lagi,” tuturnya.
Sehingga dalam prosesnya, ia menjelaskan persiapan di mulai sejak awal bulan Februari dengan open casting oleh anggota gereja. Pihaknya pun mematok umur pemeran yaitu berusia dari 16 tahun hingga 50 tahun dengan syarat sehat jasmani dan rohani. Ia juga menerangkan para anggota pemeran sangat antusias untuk menampilkan pementasan Drama Tablo.
“Kami latihan setiap hari Selasa, Jumat, dan Minggu diawali dengan memilih karakter dan mendalami karakter. Pada bulan Maret kami latihan kembali dengan gerakan dan intonasi nada dan kami lakukan kurang lebih sekitar 2 bulan lebih,” jelasnya.
Dari pantauan NusaBali.com, pementasan drama Tablo dengan durasi kurang lebih satu setengah jam terlihat sempurna dan sukses. Sejumlah umat pun terlihat menangis terharu ketika menyaksikan detik-detik menjelang kematian Yesus Kristus di kayu salib.
Hal ini menandakan, penantian selama 17 tahun dan persiapan singkat selama 2 bulan terbayar dengan alur yang indah. *ris
Komentar