10 Kecamatan Dijatah Rp 6 Miliar
Anggaran Sarpras Pertanian Kabupaten Tabanan
Pembangunan sarana prasarana meliputi pengerjaan jalan usaha tani, pengerjaan senderan irigasi, pembetonan jalan usaha tani, dan pembangunan drainase
TABANAN, NusaBali
Pemerintah Kabupaten Tabanan menganggarkan Rp 6 miliar untuk pembangunan sarana dan prasarana (sarpras) pertanian di tahun 2023 ini. Anggaran yang dialokasikan melalui dana APBD hingga dalam bentuk hibah ini pembangunannya menyasar 10 kecamatan.
Pembangunan prasarana sesuai dengan data dari Dinas Pertanian Tabanan diantaranya pengerjaan jalan usaha tani. Selanjutnya, pengerjaan senderan irigasi, pembetonan jalan usaha tani, dan pembangunan drainase. Eksekusi pengerjaan tersebut paling lambat bulan Agustus.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Tabanan, Ni Nyoman Ria Wati, menjelaskan bantuan pembangunan sarana prasarana pertanian menyebar di 10 kecamatan. "Ada 38 titik lokasi pembangunan direalisasikan," ujarnya Jumat (7/4).
Kata dia, jumlah anggaran Rp 6 miliar ini selain berbentuk dana, juga dibantu berbentuk dana hibah dan sarana pertanian sehingga totalnya mencapai Rp 6 miliar. "Untuk proyek kegiatan akan dilakukan melalui mekanisme penunjukkan langsung (rekanan), sedangkan untuk penyaluran dana hibah uang akan melalui transfer ke para kelompok penerima manfaat,” tutur Ria Wati.
Dia merinci pembangunan yang menyasar di 10 kecamatan ini adalah di Kecamatan Penebel terdapat delapan titik kegiatan berupa pembangunan drainase, pembetonan jalan usaha tani, pembangunan jalan usaha tani, senderan jalan dan perbaikan saluran irigasi dengan nilai proyek berkisar Rp 100 juta-Rp 200 juta per satu titik.
Lalu di Kecamatan Kerambitan ada empat titik penerima manfaat dalam bentuk kegiatan pengerjaan jalan usaha tani, pembetonan jalan usaha tani, dan pengerjaan senderan irigasi dengan nilai mencapai Rp 200 juta per titik kegiatan.
Kemudian di Kecamatan Tabanan sebanyak lima lokasi kegiatan dengan nilai Rp 150 juta-Rp 200 juta per titik. Lalu di Kecamatan Pupuan terdapat enam lokasi kegiatan dengan nilai berkisar Rp 100 juta-Rp 200 juta per titik kegiatan.
Selain itu, di Kecamatan Baturiti terdapat enam lokasi kegiatan dengan nilai proyek sebesar Rp 50 juta-Rp 200 juta per titik. Kemudian di Kecamatan Marga terdapat satu titik kegiatan dengan nilai proyek mencapai Rp 200 juta. di Kecamatan Kediri terdapat satu kegiatan dengan nilai Rp 100 juta.
Di Kecamatan Selemadeg sebanyak tiga lokasi kegiatan dengan nilai Rp 100 juta-Rp 200 juta per titik, di Kecamatan Selemadeg Barat terdapat dua lokasi kegiatan dengan nilai proyek berkisar Rp 100 juta-Rp 200 juta per titik, dan di Kecamatan Selemadeg Timur terdapat tiga lokasi kegiatan dengan nilai proyek sebesar Rp 150 juta-Rp 200 juta per titik.
"Nilai proyek Rp 100 juta untuk usaha tani ini ketentuannya menjangkau panjang 500 meter dan lebar 1,5 m. Jika mereka mendapat alokasi Rp 200 juta, maka tinggal dikalikan dua untuk panjang jalan dan lebarnya tetap sama 1,5 meter,” beber Ria Wati.
Dan untuk pengerjaanya dia memprediksi akan dieksekusi paling lambat Agustus 2023 karena seluruh pembangunan ini harus tuntas pada akhir tahun 2023. "Mudah-mudahan berjalan lancar karena pembangunan ini untuk mendukung petani kita di Tabanan," tandasnya.*des
Pembangunan prasarana sesuai dengan data dari Dinas Pertanian Tabanan diantaranya pengerjaan jalan usaha tani. Selanjutnya, pengerjaan senderan irigasi, pembetonan jalan usaha tani, dan pembangunan drainase. Eksekusi pengerjaan tersebut paling lambat bulan Agustus.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Tabanan, Ni Nyoman Ria Wati, menjelaskan bantuan pembangunan sarana prasarana pertanian menyebar di 10 kecamatan. "Ada 38 titik lokasi pembangunan direalisasikan," ujarnya Jumat (7/4).
Kata dia, jumlah anggaran Rp 6 miliar ini selain berbentuk dana, juga dibantu berbentuk dana hibah dan sarana pertanian sehingga totalnya mencapai Rp 6 miliar. "Untuk proyek kegiatan akan dilakukan melalui mekanisme penunjukkan langsung (rekanan), sedangkan untuk penyaluran dana hibah uang akan melalui transfer ke para kelompok penerima manfaat,” tutur Ria Wati.
Dia merinci pembangunan yang menyasar di 10 kecamatan ini adalah di Kecamatan Penebel terdapat delapan titik kegiatan berupa pembangunan drainase, pembetonan jalan usaha tani, pembangunan jalan usaha tani, senderan jalan dan perbaikan saluran irigasi dengan nilai proyek berkisar Rp 100 juta-Rp 200 juta per satu titik.
Lalu di Kecamatan Kerambitan ada empat titik penerima manfaat dalam bentuk kegiatan pengerjaan jalan usaha tani, pembetonan jalan usaha tani, dan pengerjaan senderan irigasi dengan nilai mencapai Rp 200 juta per titik kegiatan.
Kemudian di Kecamatan Tabanan sebanyak lima lokasi kegiatan dengan nilai Rp 150 juta-Rp 200 juta per titik. Lalu di Kecamatan Pupuan terdapat enam lokasi kegiatan dengan nilai berkisar Rp 100 juta-Rp 200 juta per titik kegiatan.
Selain itu, di Kecamatan Baturiti terdapat enam lokasi kegiatan dengan nilai proyek sebesar Rp 50 juta-Rp 200 juta per titik. Kemudian di Kecamatan Marga terdapat satu titik kegiatan dengan nilai proyek mencapai Rp 200 juta. di Kecamatan Kediri terdapat satu kegiatan dengan nilai Rp 100 juta.
Di Kecamatan Selemadeg sebanyak tiga lokasi kegiatan dengan nilai Rp 100 juta-Rp 200 juta per titik, di Kecamatan Selemadeg Barat terdapat dua lokasi kegiatan dengan nilai proyek berkisar Rp 100 juta-Rp 200 juta per titik, dan di Kecamatan Selemadeg Timur terdapat tiga lokasi kegiatan dengan nilai proyek sebesar Rp 150 juta-Rp 200 juta per titik.
"Nilai proyek Rp 100 juta untuk usaha tani ini ketentuannya menjangkau panjang 500 meter dan lebar 1,5 m. Jika mereka mendapat alokasi Rp 200 juta, maka tinggal dikalikan dua untuk panjang jalan dan lebarnya tetap sama 1,5 meter,” beber Ria Wati.
Dan untuk pengerjaanya dia memprediksi akan dieksekusi paling lambat Agustus 2023 karena seluruh pembangunan ini harus tuntas pada akhir tahun 2023. "Mudah-mudahan berjalan lancar karena pembangunan ini untuk mendukung petani kita di Tabanan," tandasnya.*des
Komentar