Sepanjang Maret, 3 Orang Meninggal Akibat DBD
Penyakit DBD memang sulit dikenali secara kasat mata. Dalam situasi saat ini, orang yang mengalami sakit demam sebaiknya segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.
DENPASAR, NusaBali
Kasus demam berdarah dengue (DBD) belum beranjak turun di Bali. Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Bali menunjukkan jumlah kasus DBD selama Maret 2023 sebanyak 813 kasus. Tiga orang pasien dilaporkan meninggal dunia.
Jumlah kasus di bulan Maret tersebut turun sedikit dibanding Februari yang sebanyak 820 kasus. Meski demikian jumlah korban meninggal justru mengalami peningkatan. Sebelumnya pada Februari, satu orang dilaporkan meninggal dunia karena DBD.
“Bulan Maret ada tiga pasien meninggal dunia, masing-masing di Tabanan, Denpasar, dan Klungkung,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Dr dr I Nyoman Gede Anom MKes, Senin (10/4).
Dokter Anom menerangkan ketiga pasien meninggal datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan kondisinya jauh menurun (dengue shock syndrome/DSS), sehingga pihak rumah sakit sulit memberikan pertolongan.
Dikatakannya, penyakit DBD memang sulit dikenali secara kasat mata. Dalam situasi saat ini, orang yang mengalami sakit demam sebaiknya segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.
Dia mengungkapkan, di beberapa kabupaten/kota angka kasusnya juga mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya. Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, dan Bangli merupakan wilayah yang mengalami peningkatan kasus DBD.
Masih tingginya angka kasus DBD, kata dr Anom, tidak terlepas dari curah hujan yang masih cukup tinggi sepanjang bulan Maret. Masyarakat diharapkan lebih disiplin lagi melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3M plus (menguras, menutup, memanfaatkan) selama curah hujan masih cukup tinggi.
“Kalau demam jangan diobati di rumah saja, takutnya DBD. Lihat juga di sekitarnya apa ada merebak kasus DBD,” tutur dr Anom.
Untuk menekan kasus DBD yang masih tinggi, Diskes Bali bekerjasama dengan Diskes kabupaten/kota se-Bali berupaya terus melakukan sosialisasi bahaya DBD kepada masyarakat. Langkah fogging terfokus pada lingkungan yang banyak memiliki kasus DBD juga masih dilakukan.
Fogging terfokus dilakukan karena tidak memungkinkan lagi melakukan fogging secara massal, karena memiliki dampak samping untuk pernapasan.
Seperti diketahui pula Diskes Bali segera menerapkan metode baru menyebarkan nyamuk wolbachia untuk menekan pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue. *cr78
Jumlah kasus di bulan Maret tersebut turun sedikit dibanding Februari yang sebanyak 820 kasus. Meski demikian jumlah korban meninggal justru mengalami peningkatan. Sebelumnya pada Februari, satu orang dilaporkan meninggal dunia karena DBD.
“Bulan Maret ada tiga pasien meninggal dunia, masing-masing di Tabanan, Denpasar, dan Klungkung,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Dr dr I Nyoman Gede Anom MKes, Senin (10/4).
Dokter Anom menerangkan ketiga pasien meninggal datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan kondisinya jauh menurun (dengue shock syndrome/DSS), sehingga pihak rumah sakit sulit memberikan pertolongan.
Dikatakannya, penyakit DBD memang sulit dikenali secara kasat mata. Dalam situasi saat ini, orang yang mengalami sakit demam sebaiknya segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.
Dia mengungkapkan, di beberapa kabupaten/kota angka kasusnya juga mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya. Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, dan Bangli merupakan wilayah yang mengalami peningkatan kasus DBD.
Masih tingginya angka kasus DBD, kata dr Anom, tidak terlepas dari curah hujan yang masih cukup tinggi sepanjang bulan Maret. Masyarakat diharapkan lebih disiplin lagi melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3M plus (menguras, menutup, memanfaatkan) selama curah hujan masih cukup tinggi.
“Kalau demam jangan diobati di rumah saja, takutnya DBD. Lihat juga di sekitarnya apa ada merebak kasus DBD,” tutur dr Anom.
Untuk menekan kasus DBD yang masih tinggi, Diskes Bali bekerjasama dengan Diskes kabupaten/kota se-Bali berupaya terus melakukan sosialisasi bahaya DBD kepada masyarakat. Langkah fogging terfokus pada lingkungan yang banyak memiliki kasus DBD juga masih dilakukan.
Fogging terfokus dilakukan karena tidak memungkinkan lagi melakukan fogging secara massal, karena memiliki dampak samping untuk pernapasan.
Seperti diketahui pula Diskes Bali segera menerapkan metode baru menyebarkan nyamuk wolbachia untuk menekan pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue. *cr78
Komentar