Guru Soroti Jajanan di Kantin Sekolah
SEMARAPURA, NusaBali
Luh Gede August Ani, SPd MPd, guru mata pelajaran IPA di SMPN 1 Semarapura, Klungkung menyoroti jajanan yang kerap dijual di kantin sekolah.
Pasalnya, banyak jajanan yang beredar kurang baik untuk kondisi kesehatan anak-anak. Menurut August Ani, fakta bahwa jajanan kantin sekolah biasanya sangat lezat dan murah. Kegemaran anak-anak sekolah suka yang manis, gurih, asam, dan sebagainya, kadang dimanfaatkan oleh produsen makanan untuk menarik konsumen terutama anak-anak sekolah. "Kadang kala produk yang ditawarkan bukan menyehatkan malah berbahaya bagi kesehatan," ujarnya, Senin (10/4).
Misalnya terlalu tingginya kadar lemak, kadar garam, kadar gula, kadar asam atau berbagai bahan makanan tambahan sintetis seperti bahan pewarna, bahan penyedap (natrium glutamat, misalnya), dan bahan pengawet, bahan pemanis.
Bahkan, hal yang lebih buruk lagi dalam produk makanan yang ditawarkan tidak mengandung gizi yang cukup, terutama bagi anak-anak sekolah. Bisa juga dengan beriklan. Jika iklan-iklan di televisi, radio, mass media atau plakat-plakat tidak diseleksi, terutama oleh orang tua dan para pendidik, akan mudah sekali membentuk kebiasaan makan yang tidak menyehatkan. "Karena anak-anak cendrung memilih makan dengan cara meniru apa yang diiklankan," ujar August Ani. Ketidaksiapan orang tua untuk membuat bekal anak-anak ke sekolah karena kondisi
pekerjaan, yang jam kerjanya bersamaan dengan anak-anak, juga menambah deretan panjang terciptanya kebiasaan anak-anak untuk jajan sembarangan dan tidak terkontrol.
Sekolah sebagai salah satu tempat berkumpulnya anak-anak sekolah memanfaatkan jajanan yang tersedia di kantin sekolah menjadi satu-satunya tempat mendapatkan makanan saat merasa haus dan lapar. Jajanan yang dijual di kantin sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam memenuhi asupan energi dan gizi dalam tubuh usia anak-anak sekolah. "Dengan minimnya pengetahuan tentang makanan sehat sudah tentu apa yang tersedia dan dijual di kantin sekolah berarti itu sudah makanan sehat menurut anak-anak sekolah," katanya.
Apalagi dengan melihat kemasan makanan yang menarik anak-anak akan membelinya tidak cukup satu, dua bahkan bisa lebih, semasih uang jajannya mencukupi. Dari segi rasa, manis gurih menjadi favorit anak-anak mereka tak memperdulikan apakah mengandung pemanis buatan, mengandung MSG yang mereka rasakan enak itulah sehat. "Beberapa makanan yang paling populer termasuk nasi goreng, mie goreng, sate, bakso, martabak, kue dadar gulung, pisang goreng, dan sebagainya," ujar August Ani. Sedangkan minuman yang paling populer adalah air mineral, es teh, es jeruk, susu murni, dan lain-lain. Karena setiap hari mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam sehingga sering anak-anak sekolah menderita batuk dan pilek yang berkepanjangan. Sakit tenggorokan panas, diare bahkan jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung, bisa sampai keracunan makanan. "Sehingga cukup sering kami
dengar berita keracunan anak-anak sekolah habis mengkonsumsi jajanan, makanan dan minuman di kantin sekolah," ujar August Ani.
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Istilah itu lebih baik diterapkan guna menyelamatkan anak-anak sekolah terlebih lagi warga sekolah. Untuk itu perlu membentuk Tim Pengawas Kantin Sekolah (TPKS), dan peran guru tidak terlepas dari kebijakan kepala sekolah. Selain itu Kepala sekolah harus memiliki komitmen yang tinggi untuk melaksanakan manajemen pemenuhan gizi seimbang anak sekolah.
Lingkungan sekolah dapat membentuk kebiasaan makan bagi anak-anak. Oleh karena itu, sangat penting bagi para orang tua dan pengelola sekolah untuk memastikan bahwa jajanan kantin sekolah yang dijual adalah sehat dan aman untuk dikonsumsi oleh anak-anak.
Untuk mewujudkan dan menjamin keamanan pangan jajanan di sekolah perlu upaya konkrit dari banyak pihak. Tim tersebut melibatkan pengawas sekolah, kepala sekolah, komite sekolah, guru, orang tua, anak-anak sekolah, pengelola kantin dan/atau penjaja. Artinya upaya ini bersifat lintas sektoral dan program, melibatkan pihak swasta dan masyarakat mengingat luasnya cakupan. Maka, diperlukan kesamaan pemahaman, keterpaduan komitmen, dan kesatuan langkah agar pembinaan makanan jajanan anak sekolah dapat memperoleh hasil yang optimal.
Tim Pengawas Kantin Sekolah bertugas melakukan pendataan penjual makanan mengenai nama pedagang, jenis dagangan (minuman, buah-buahan, cemilan), dengan pemberian nomor. Menyeleksi jenis jajanan yang dijual harus memenuhi persyaratan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), jadi harus berlabel. Mensosialisasikan keamanan pangan bagi komunitas sekolah. Bisa dengan mengundang Dinas Kesehatan yang memberikan materi tentang gisi terapan, pengetahuan tentang keamanan pangan, praktek sanitasi. Melakukan pendampingan monitoring dan evaluasi manajemen operasional kantin oleh pengelola kantin dan kepala sekolah. Membentuk pengawas kantin yang telah mengikuti pelatihan tentang, gisi terapan, pengetahuan tentang keamanan pangan, pratek senitasi yang memastikan pengelola kantin menggunakan peralatan pengolah atau penyajian pangan yang baik dan bersih.
Memantau penerapan cara penanganan, pengolahan dan penyajian pangan yang baik di kantinnsekolah. Pastikan bahwa jajanan kantin sekolah yang dijual mengandung nutrisi yang seimbang, seperti protein, karbohidrat, lemak sehat, vitamin, dan mineral. Pilihlah makanan yang tidak digoreng dan memiliki sedikit garam dan gula.
Dalam menjalankan perannya, TKP tersebut harus saling berkomunikasi, berkoordinasi, bekerja sama, dan berkomitmen dalam merencanakan serta mengimplementasikan pengawasan dan penjaminan keamanan pangan di sekolah karena keamanan pangan jajanan anak sekolah adalah tanggung jawab bersama.
“Pilihlah makanan yang tidak digoreng dan memiliki sedikit garam dan gula, sehat dan aman untuk dikonsumsi oleh anak-anak," sarannya. *wan
1
Komentar