Demokrat 'Ora Mudeng' Sama Maaf Anas Urbaningrum
JAKARTA,NusaBali
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyinggung 'skenario besar' usai dirinya bebas dari Sukamiskin setelah dihukum karena kasus korupsi dan pidana pencucian uang.
Partai Demokrat mengaku tidak paham dengan Anas Urbaningrum. Dalam pernyataannya di depan Lapas Sukamiskin, Anas meminta maaf karena ada yang berpikir dirinya akan mati membusuk di penjara. Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief menyebut akhir-akhir ini sedang musim orang meminta maaf. “Lagi musim maaf," kata Andi Arief, seperti dilansir detikcom, Selasa (11/4/2023).
Perihal Anas Urbaningrum yang mengungkit skenario besar agar dirinya 'selesai' di Sukamiskin, Andi Arief mengaku tidak paham dengan pernyataan tersebut. "Aku ra mudeng," ujar dia.
Anas Urbaningrum telah bebas dari penjara, Selasa. Setelah keluar, Anas menyinggung tentang adanya sosok yang menyusun skenario besar dengan menjebloskannya ke penjara. “Saya juga mohon maaf kalau ada yang menyusun skenario besar bahwa dengan saya dimasukkan dalam waktu yang lama di tempat ini menganggap bahwa Anas sudah selesai,” kata Anas dalam pidatonya setelah keluar di Lapas Sukamiskin, Jawa Barat, seperti dilansir detikcom, Selasa (11/4/2023).
Anas menuturkan, sehebat apa pun skenario yang dirancang, tidak akan mengalahkan skenario Tuhan. Anas menegaskan, tidak ada yang bisa memisahkannya dari gerak hidup Indonesia dan kawan-kawan seperjuangannya. “Skenario boleh besar, boleh kuat, boleh hebat, tapi sehebat apa pun, sekuat apa pun, serinci apa pun skenario manusia, tidak akan mampu mengalahkan skenario Tuhan,” ujarnya.
Kendati demikian, Anas ingin melangkah ke depan. Dia juga memohon maaf jika ada yang berpikir kebebasannya ini mendatangkan permusuhan. Anas menegaskan tidak ada kata permusuhan dalam kamusnya. “Dengan begini, saya ingin mengatakan pada kita semuanya bahwa saya ingin berpikir ke depan, ke depan itu juga sekaligus dengan permohonan maaf, mohon maaf kalau ada yang berpikir saya keluar merdeka bebas ini kemudian mendatangkan atau melahirkan permusuhan atau pertentangan, mohon maaf saya katakan tidak,” tutur Anas.
“Saya tidak ada kamus pertentangan permusuhan tetapi kamus saya adalah perjuangan keadilan, andai dalam perjuangan keadilan itu ada yang merasa termusuhi mohon maaf bukan karena saya hobi bermusuhan tapi itu adalah konsekuensi perjuangan keadilan,” imbuh mantan Ketua Fraksi Demokrat DPR RI ini.n *
Komentar