Pasokan Air ke WC dan Wastafel Macet, Pamedek di Besakih Sulit Buang Air
Kebutuhan air cukup banyak, mengingat ribuan pamedek membeludak dari pagi hingga tengah malam.
AMLAPURA, NusaBali
Pasokan air di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, macet. Dampaknya, para pamedek kesulitan buang air dan cuci tangan, terutama di kamar kecil dan wastafel milik Badan Pengelola Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih.
Pamedek terlanjur buang air, tanpa ada air untuk menyiram sehingga kamar kecil berbau tak sedap. Hal itu terjadi, antara lain di lokasi fasilitas kamar kecil dan wastafel, depan Gedung Wiyata Graha, Gedung Parkir Timur Pura Manik Mas Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Rabu (12/4).
10 kamar kecil masing-masing untuk wanita dan pria, lengkap dengan sejumlah wastafel, tanpa aliran air. Para pamedek datang membeludak akhirnya batal buang air atau cuci tangan. Para pamedek ini beristirahat di gedung atas parkir timur Pura Manik Mas Besakih. "Setelah saya coba buka handle krannya, tidak ada air. Saya batal cuci tangan dan buang air," jelas pamedek Ni Komang Juliani, asal Amlapura.
Begitu juga sejumlah pamedek lainnya batal buang air dan cuci tangan karena air leding tidak mengalir. Akibatnya, para pamedek buang air di toilet sewaan di rumah-rumah penduduk.
Sekretaris Badan Pengelola Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih Wayan Mastra mengaku segera mengecek keadaan itu. "Saya akan cek dulu, dan saya akan koordinasikan. Jangan sampai suplai air kurang lancar," jelas I Wayan Mastra yang juga Camat Rendang tersebut.
Di bagian lain, Ketua PSAK (Pretisentana Sira Arya Kanuruhan) Pusat I Wayan Geredeg ditemui di Pura Pedharman Arya Kanuruhan mengatakan, selama ini tidak memanfaatkan jasa Perumda Tirta Tohlangkir Karangasem untuk memenuhi kebutuhan air. "Kami bawa air sendiri, jika pamedek ramai per 2 hari menghabiskan 6.000 liter," jelasnya.
Sebab, jika gunakan air Perumda Tirta Tohlangkir, terkadang airnya macet. Sedangkan pamedek sangat membutuhkan air untuk cuci tangan buang air dan keperluan di dapur.
Kepala Unit Perumda Tirta Tohlangkir Kecamatan Rendang I Wayan Mangku mengatakan, suplai air untuk di Parkir Pura Manik Mas Besakih, Selasa (11/4), hanya 2 mobil tangki, per mobil tangki kapasitas 4.000 liter. "Sekarang, Rabu (12/4), rencana membawa 5 tangki lagi, atas permintaan Badan Pengelola Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih," jelasnya.
Dia mengakui kebutuhan air cukup banyak, mengingat ribuan pamedek membeludak dari pagi hingga tengah malam. Terkadang persediaan air tidak sampai mencukupi untuk pamedek hingga malam hari. "Kami berupaya membantu menyuplai air sesuai kebutuhan," tambahnya.
Apalagi, tambahnya, air merupakan kebutuhan vital, untuk cuci tangan dan buang air. Selayaknya air selalu tersedia 24 jam agar pamedek tidak terhambat cuci tangan dan buang air. *k16
Pamedek terlanjur buang air, tanpa ada air untuk menyiram sehingga kamar kecil berbau tak sedap. Hal itu terjadi, antara lain di lokasi fasilitas kamar kecil dan wastafel, depan Gedung Wiyata Graha, Gedung Parkir Timur Pura Manik Mas Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Rabu (12/4).
10 kamar kecil masing-masing untuk wanita dan pria, lengkap dengan sejumlah wastafel, tanpa aliran air. Para pamedek datang membeludak akhirnya batal buang air atau cuci tangan. Para pamedek ini beristirahat di gedung atas parkir timur Pura Manik Mas Besakih. "Setelah saya coba buka handle krannya, tidak ada air. Saya batal cuci tangan dan buang air," jelas pamedek Ni Komang Juliani, asal Amlapura.
Begitu juga sejumlah pamedek lainnya batal buang air dan cuci tangan karena air leding tidak mengalir. Akibatnya, para pamedek buang air di toilet sewaan di rumah-rumah penduduk.
Sekretaris Badan Pengelola Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih Wayan Mastra mengaku segera mengecek keadaan itu. "Saya akan cek dulu, dan saya akan koordinasikan. Jangan sampai suplai air kurang lancar," jelas I Wayan Mastra yang juga Camat Rendang tersebut.
Di bagian lain, Ketua PSAK (Pretisentana Sira Arya Kanuruhan) Pusat I Wayan Geredeg ditemui di Pura Pedharman Arya Kanuruhan mengatakan, selama ini tidak memanfaatkan jasa Perumda Tirta Tohlangkir Karangasem untuk memenuhi kebutuhan air. "Kami bawa air sendiri, jika pamedek ramai per 2 hari menghabiskan 6.000 liter," jelasnya.
Sebab, jika gunakan air Perumda Tirta Tohlangkir, terkadang airnya macet. Sedangkan pamedek sangat membutuhkan air untuk cuci tangan buang air dan keperluan di dapur.
Kepala Unit Perumda Tirta Tohlangkir Kecamatan Rendang I Wayan Mangku mengatakan, suplai air untuk di Parkir Pura Manik Mas Besakih, Selasa (11/4), hanya 2 mobil tangki, per mobil tangki kapasitas 4.000 liter. "Sekarang, Rabu (12/4), rencana membawa 5 tangki lagi, atas permintaan Badan Pengelola Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih," jelasnya.
Dia mengakui kebutuhan air cukup banyak, mengingat ribuan pamedek membeludak dari pagi hingga tengah malam. Terkadang persediaan air tidak sampai mencukupi untuk pamedek hingga malam hari. "Kami berupaya membantu menyuplai air sesuai kebutuhan," tambahnya.
Apalagi, tambahnya, air merupakan kebutuhan vital, untuk cuci tangan dan buang air. Selayaknya air selalu tersedia 24 jam agar pamedek tidak terhambat cuci tangan dan buang air. *k16
1
Komentar