Balai Bahasa Pilih 10 Cerpen Cerita Anak dari Karangasem
AMLAPURA, NusaBali
Balai Bahasa Provinsi Bali memilih 10 cerpen cerita anak berbahasa Bali, asal Karangasem, untuk dibukukan.
Karya ini akan digabung dalam buku cerpen pilihan se-Bali dengan 112 karya cerita anak. Karya cerita anak dari Karangasem kebanyakan dari guru.
"Saya setor dua karya cerita anak. Keduanya lolos untuk nanti dibukukan," jelas Kasek SMPN 2 Abang Dr I Wayan Sarya MPd, di Amlapura, Rabu (12/4).
Sebelumnya, Balai Bahasa Provinsi Bali menggelar bimtek, mengundang guru, dan siswa, dalam bimtek. Semua peserta wajib membuat karya tulis, cerita anak. Semua karya tulis tersebut dipresentasikan untuk penyempurnaan oleh peserta lain. Pemateri Benny Ramdhani, pemandu bimtek tersebut, di Aula Kantor Kementerian Agama Karangasem Jalan Untung Surapati Amlapura, Kamis (2/3).
Seluruh peserta yang menulis cerita anak dibagi-bagi, beberapa jenjang. Jenjang A, cerita anak untuk pembaca pemula 0 - 7 tahun, jenjang karya cerita anak B-1 untuk pembaca awal umur 6 - 8 tahun, B-2 untuk umur 7 - 9 tahun, B-3 untuk umur 8 - 10 tahun, C untuk pembaca umur 10 - 12 tahun dan seterusnya. Semua peserta bimtek bebas menulis cerita anak sesuai jenjang yang tersedia. Hanya saja ada ketentuan dalam menulis cerita anak. Misalnya untuk jenjang B-1, tiap kalimat maksimal terdiri dari 5 kata, cerita yang tertulis 16-20 halaman, jenjang B-2 tiap kalimat maksimal 7 kata, total cerita anak 20-24 halaman.
Bimtek saat itu, di bawah koordinasi petugas dari Balai Bahasa Provinsi Bali Nyoman Sutrisna. Satu hal yang memudahkan guru-guru menulis cerpen, karena selama ini telah terbiasa menulis karya ilmiah. "Tetapi menulis cerita anak, syaratnya agar gampang dimengerti, menarik perhatian anak, di samping dukungannya berupa gambar-gambar sesuai tema," kata I Wayan Sarya.
Dua karya cerita anak milik I Wayan Sarya yang lolos untuk dibukukan, yakni Bunga Mama dan Kakul lan Pajua. Delapan cerita anak lainnya dari Karangasem, yakni Kreok-Kreok Sakit Basang karya I Wayan Dresti Yasa, Minjid Nyujuh Langit, dan Uled Salak karya Pande Kadek Ary, De Nilo karya I Kadek Sudiarsa, Ogoh-Ogohne Ode karya Ida Ayu Wayan Sugiantari, Kunang-Kunang Sane Liang karya I Kadek Putu Ardana, Kecap Napi Nike? karya I Wayan Wikana, dan Nganginang karya Osila.
Awalnya mereka membuat ceria anak dalam bahasa Indonesia, kemudian mereka terjemahkan dalam Bahasa Bali. "Saat buku nanti terbit, setiap cerita ada ilustrasinya, " katanya.
I Wayan Wikana, guru SMKN Bebandem, juga merasa termotivasi setelah karyanya terpilih Balai Bahasa Provinsi Bali. "Saya telah terbiasa tulis puisi dan cerpen," jelas peserta terbaik Lomba Cipta Puisi Bahasa Bali se-Provinsi Bali 2022 ini. *k16
1
Komentar