Wisata Kayu Putih Jadi Lokasi Foto Bugil, Desa Tua Pasang Peringatan Khusus untuk WNA Rusia
TABANAN, NusaBali.com – Objek wisata kayu putih di Desa Tua, Kecamatan Marga, Tabanan kerap kali dilecehkan oleh wisatawan asing dengan berfoto bugil di bawah kayu yang disakralkan.
Kayu yang diperkirakan berusia ratusan tahun ini memang populer di kalangan travel blogger mancanegara. Sayangnya, kepopuleran itu juga membawa petaka lantaran turis asing kebanyakan tidak memahami betul nilai pohon raksasa yang berdempetan dengan Pura Babakan ini.
Oleh karena itu, Pemerintah Desa Tua tidak tinggal diam. Baliho dan spanduk peringatan pun dipasang di beberapa titik, di luar dan di dalam kawasan objek wisata pada Rabu (12/4/2023) sore. Tujuannya agar para wisatawan baik dalam maupun luar negeri memahami aturan masyarakat setempat.
“Benar. Kami memampang baliho dan spanduk peringatan di beberapa titik sebagai tindak lanjut atas kasus-kasus foto tidak senonoh di kawasan suci,” jawab Perbekel Desa Tua, I Wayan Budi Arta Putra, 52, ketika dikonfirmasi pada Kamis (13/4/2023) pagi.
Sebagian besar baliho peringatan yang dipasang bersifat umum selayaknya aturan memasuki kawasan suci mana pun di Bali. Aturan-aturan tersebut seperti harus memakai pakaian adat Bali, wanita haid dilarang memasuki kawasan, serta wisatawan dilarang memanjat pohon kayu putih dan memasuki kawasan suci.
Spanduk peringatan itu ditulis dalam huruf sirilik atau kiril. Huruf ini lebih awam dikenal sebagai huruf Rusia. Bahasa yang digunakan dalam peringatan tersebut pun merupakan bahasa dari Negara Beruang Merah.
Apabila diterjemahkan, peringatan berbahasa Rusia yang terdiri dari enam baris itu berisikan peringatan yang sangat spesifik. ‘Dilarang keras mengambil foto dan video dengan muatan seksual sekalipun hanya memperlihatkan sebagian (bagian tubuh) dengan latar belakang pohon kayu putih’, begitu yang tertulis dalam spanduk peringatan itu.
Hal ini pun mempertegas dan menjadi tamparan keras untuk setiap wisatawan asing yang memahami Bahasa Rusia, termasuk Bahasa Ukraina yang masih tergolong serumpun. Sebab, dari kemasannya saja sudah sangat spesifik merujuk identitas bangsa tertentu.
Meskipun demikian, yang dilakukan Pemerintah Desa Tua tergolong sangat wajar sebab bukan tanpa alasan peringatan yang sangat spesifik ini dibuat. Lantaran, wisatawan asing dari Rusia memang kerap kali berulah di kawasan wisata kayu putih dan sudah sempat viral di media sosial beberapa kali.
“Peringatan ini sudah sangat jelas kami pajang. Apabila masih terjadi pelanggaran maka sanksi adat adalah menghaturkan Guru Piduka. Kemudian secara pemerintahan kami berkoordinasi dengan instansi terkait termasuk Imigrasi guna memberikan sanksi hukum kepada WNA yang berulah di sini,” tegas Perbekel Budi Arta.
Imbuh perbekel berpenampilan botak, semua ini dilakukan demi menjaga kelangsungan objek wisata yang turut berperan besar terhadap Pendapatan Asli Desa (PAD). Wisata kayu putih sendiri saat ini berhasil menyedot 50 pengunjung baik wisatawan asing maupun domestik setiap harinya.
Angka ini berfluktuasi sesuai kondisi cuaca sebab wisata ini sendiri berkonsep outdoor. Akan tetapi, komunitas dan wisatawan yang gemar bersepeda merupakan segmen pengunjung yang dapat dikatakan paling setia mengisi buku kunjungan setiap harinya. *rat
Komentar