Gempa Magnitudo 6,6 di Bali Berpusat di Laut Jawa
MANGUPURA, NusaBali.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa bermagnitudo 6.6 mengguncang wilayah Laut Jawa pukul 16.55 WIB.
Berdasarkan informasi yang NusaBali.com himpun dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), getarannya itu berdampak dan dirasakan di daerah Kuta dengan skala intensitas V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), Karangkates, Trenggalek, Gianyar, Tulungagung, Trengalek, Nganjuk, Pacitan, Kediri, Tuban, Garut, Mataram, Malang, dan Surabaya dengan skala intensitas IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).
Kemudian Denpasar, Madiun, Pelabuhan Ratu, Bayah, Malingping, Labuan, Tabanan, Lombok barat, Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Utara, Sumbawa, Dompu, Bima dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu).
Lalu Magelang, Bantul, Yogya, Gunungkidul, Purworejo, Pacitan, Wonogiri, Purwokerto, Lembang, Wonosobo, Klaten, Solo dan Purbalingga dengan skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menerangkan dari hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6.9. sementara episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6.31° Lintang Selatan S, 111,96° Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 65 kilometer arah Barat Laut Kota Tuban, Jawa Timur pada kedalaman 643 kilometer.
Lebih lanjut, ia menjelaskan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dalam akibat adanya aktivitas deformasi slab pull pada lempeng Indo-Australia yang tersubduksi hingga di bawah Laut Jawa. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Namun hingga pukul 17.43 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock sebanyak 1 (satu) dengan magnitudo M5.5,” tambahnya.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, masyarakat diimbau untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa, memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
“Pastikan juga informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi,” harapnya. *ris
Kemudian Denpasar, Madiun, Pelabuhan Ratu, Bayah, Malingping, Labuan, Tabanan, Lombok barat, Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Utara, Sumbawa, Dompu, Bima dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu).
Lalu Magelang, Bantul, Yogya, Gunungkidul, Purworejo, Pacitan, Wonogiri, Purwokerto, Lembang, Wonosobo, Klaten, Solo dan Purbalingga dengan skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menerangkan dari hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6.9. sementara episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6.31° Lintang Selatan S, 111,96° Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 65 kilometer arah Barat Laut Kota Tuban, Jawa Timur pada kedalaman 643 kilometer.
Lebih lanjut, ia menjelaskan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dalam akibat adanya aktivitas deformasi slab pull pada lempeng Indo-Australia yang tersubduksi hingga di bawah Laut Jawa. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Namun hingga pukul 17.43 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock sebanyak 1 (satu) dengan magnitudo M5.5,” tambahnya.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, masyarakat diimbau untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa, memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
“Pastikan juga informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi,” harapnya. *ris
1
Komentar