Masjid Agung Jami Sajikan 1.000 Porsi Bubur Kajanan
SINGARAJA, NusaBali
Takmir Masjid Agung Jami Singaraja menyiapkan 1.000 porsi ‘Bubur Kajanan’ untuk menu berbuka puasa setiap hari.
Masjid yang berlokasi di Kelurahan Kampung Kajanan, Kecamatan Buleleng ini menyiapkan hidangan Bubur Kajanan tidak hanya untuk umat muslim saja. Namun umat lain yang ingin menikmati hidangan unik ini juga disiapkan.
"Biasanya memasak bubur Kajanan sudah dimulai sejak pukul 15.00 Wita hingga menjelang buka puasa. Kami siapkan 300 porsi untuk jamaah masjid, dan 700 porsi untuk umum. Bubur ini juga dipersilakan untuk masyarakat non muslim di Buleleng untuk mencicipi Bubur Kajanan," kata Sekretaris Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Jami Singaraja Muhamad Reza Yunus, Jumat (14/4) sore.
Bubur yang sudah matang, nantinya akan disajikan pengurus masjid di halaman masjid. Ketika waktu berbuka tiba, para jamaah pun berbuka dengan menu bubur Kajanan, kurma dan es sirup dengan potongan semangka.
Bubur ini dulunya bernama bubur Arab. Belakangan hidangan berbuka ini diubah namanya menjadi bubur Kajanan sesuai dengan lokasi keberadaan Masjid Agung Jami Singaraja.
Keberadaan bubur Kajanan ini tak lepas dari kisah para leluhur masyarakat di Kampung Kajanan. Leluhur mereka merupakan orang Arab yang tinggal di wilayah tersebut. Dulunya mereka selalu menyiapkan bubur ini untuk berbuka puasa. Hanya saja mereka memasaknya di rumah masing-masing.
Kabarnya, menu ini sempat hilang puluhan tahun. Terakhir kali dimasak pada awal 1980-an lalu. Pengurus masjid pun menggali bahan yang dipakai membuat menu bubur Arab ini.
Akhirnya menu itu berhasil didapat dari salah seorang tetua kampung yang merupakan keturunan orang Arab. Sehingga menu ini kembali dihidangkan dan wajib dihidangkan ketika bulan Ramadan.
"Sempat vakum beberapa tahun, namun kembali dibuat tahun 2021. Akhirnya kebiasaan itu diteruskan sampai saat ini. Dulu biasanya untuk keluarga orang Arab saja. Tapi kami berusaha kenalkan lagi untuk masyarakat luas. Sebagai upaya pelestarian makanan khas yang sudah turun temurun," ungkapnya.
Dalam pembuatannya menggunakan bumbu-bumbu khas Arab. Namun, bubur ini juga menggunakan bumbu basa genep atau bumbu khas Bali. Beras, daging kambing, santan, bumbu gule dan sejumlah rempah-rempah seperti jintan dan kapulaga bahan yang digunakan. Bahan ini kemudian dicampur dalam satu wajan besar dan diaduk selama 4 hingga 5 jam secara bergantian. *mz
1
Komentar