Buruh Gali Tewas Tertimpa Bongkahan Batu Besar
Di Lahan Galian Milik Warga di Desa Angseri, Tabanan
TABANAN, NusaBali - Galian batu di Banjar Tegeh, Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Tabanan memakan korban jiwa pada, Jumat (14/4) siang.
Seorang buruh, Suparman,42, tewas tertindih batu besar. Sebelum kejadian, awalnya korban diminta pemilik lahan I Dewa Gede Mulyada untuk menggali batu. Korban Suparman menggali batu bersama rekannya Dedy Setiawan,28, menggunakan linggis.
Naas saat penggalian itu, tiba-tiba tebing setinggi 8 meter yang berisi bongkahan batu longsor menimpa korban. Akibat kejadian tersebut korban asal Desa Gajahrejo, Kecamatan Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur ini meninggal di tempat. Beruntung rekannya Dedy Setiawan selamat dari maut karena berhasil lari saat bongkahan batu besar itu longsor. Kasubag Humas Polres Tabanan AKP I Nyoman Subagia seijin Kapolres Tabanan AKBP Leo Dedy Defretes menjelaskan, korban dievakuasi menggunakan alat berat. "Evakuasi korban ini menggunakan alat berat karena batu yang menindih sangat besar," jelas AKP Subagia, Sabtu (15/4).
Untuk saat ini jenazah korban Suparman ini sudah diambil pihak keluarga setelah sebelumnya sempat dibawa ke RSUD Tabanan. "Jenazah korban sudah dibawa pulang, Jumat sore dijemput keluarganya," tandas AKP Subagia. Informasinya proses penggalian di lahan pribadi ini sudah berlangsung setahun terakhir. Aparat desa sempat mengimbau untuk tidak melakukan penggalian karena berbahaya. Sempat proses penggalian itu berhenti, namun kemudian kembali dilakukan.
Terpisah Perbekel Angseri, I Nyoman Warnata mengatakan galian yang memakan korban jiwa ini tak seperti galian C pada umumnya. Sebab luas lahan yang digali sekitar 10 meter serta merupakan lahan milik pribadi. "Yang punya lahan ini memang warga kami, kebetulan banyak berisi batu lalu dikerja samakan," jelasnya. Sebenarnya, lokasi penggalian tersebut sudah sempat didatangi ataupun diimbau untuk tak dilakukan galian karena dinilai berbahaya. Sempat berhenti, namun sejak sebulan lalu kembali ada proses penggalian.
"Operasi galian ada sekitar satu tahun, sempat berhenti karena kami datangi, namun kembali beroperasi sebulan lalu," tegas Perbekel Warnata. Untuk saat ini karena sudah menimbulkan korban jiwa, dia akan berkoordinasi dengan pemilik untuk menutup lokasi tersebut. Termasuk telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dalam hal ini Polsek Baturiti. "Mau tidak mau harus ditutup, supaya tidak melebar (meluas). Dan ini kejadian baru pertama kali," tandasnya. 7 des
Komentar