Di Balik Geliat Desa Wisata Serangan, Denpasar
Titik Penyatuan Wisata Spiritual dan Bahari
Desa Serangan
Desa Wisata
Turtle Conservation and Education Center
KEK Kura Kura Bali
Kawasan Ekonomi Khusus
Ada sejumlah pura seperti Pura Sakenan, Pura Susuna Wadon, Pura Pura Dalem Cemara, hingga Masjid Assyuhada.
DENPASAR, NusaBali
Sejak 2015, Desa Wisata Serangan, di Pulau Serangan, Kelurahan Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, ditetapkan sebagai desa wisata oleh Walikota Denpasar. Penetapan berdasarkan SK Walikota Denpasar Nomor : 188.45/472/HK/2015 tentang Penetapan Desa Wisata.
Seiring itu, desa wisata ini terus mengalami perkembangan dengan menawarkan sejumlah potensi wisata yang dimilikinya. Pada tahun ini, mengusung tagline 'Desa Wisata Serangan-Island of Gold', Desa Wisata Serangan berhasil merangsek 75 besar ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 dan masih menunggu tim juri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melakukan penilaian langsung ke lapangan. Masyarakat Serangan berharap Desa Wisata Serangan dapat terpilih sebagai salah satu desa wisata terbaik tahun ini pada ajang yang diselenggarakan untuk tahun ketiga.
Sekretaris Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Serangan Wayan Sutarja mengatakan prestasi yang diraih tersebut menjadi momentum bagi masyarakat Serangan untuk meningkatkan kesadaran di bidang pariwisata. "75 besar itu otomatis gradenya naik karena dinilai langsung Kemenparekraf," ujar Sutarja kepada Nusa Bali, Jumat (14/4).
Desa Wisata Serangan memang memiliki banyak potensi wisata yang masih bisa dikembangkan meliputi wisata budaya spiritual, seperti ada sejumlah pura seperti Pura Sakenan, Pura Susuna Wadon, Pura Pura Dalem Cemara, hingga Masjid Assyuhada. Selain itu, ada potensi wisata alam, yakni wisata bahari mencakup wisata memancing, snorkeling, parasailing, hingga surfing. Ada juga wisata pendidikan pelestarian penyu di TCEC (Turtle Conservation and Education Centre). Selain itu sebagai wilayah pesisir, Desa Wisata Serangan juga dikenal dengan kuliner lautnya.
Pokdarwis Serangan, ujar Sutarja, berkomitmen mengembangkan Serangan sebagai desa wisata. Apalagi dengan keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali diharapkan ikut mendukung perkembangan wisata di wilayah yang juga dikenal sebagai Pulau Penyu ini.
Dukungan dari Pemerintah Pusat juga mulai dirasakan Desa Wisata Serangan. Pemerintah Pusat dalam hal ini Bappenas (Badan Perencana Pembangunan Nasional) mendukung sejumlah perbaikan fasilitas wisata di Serangan. Anggaran mencapai Rp 23 miliar lebih akan digelontorkan secara bertahap untuk mendukung pembangunan di Serangan.
Perbaikan kawasan Serangan telah dimulai pada tahun 2022 dengan revitalisasi Pura Sakenan yang jadi salah satu ikon Serangan selama ini. Selain itu revitalisasi Masjid Assyuhada yang punya nilai historis di Serangan juga sudah selesai dilakukan pada tahun lalu. Sutarja mengungkapkan ada 53 bentuk perbaikan yang akan dilakukan Pemerintah Pusat di Serangan. Program yang selanjutnya yakni pembangunan Kampung Kuliner dan fasilitas jogging track mengelilingi pesisir Pulau Serangan. "Seiring berjalannya Kura Kura Bali kita ikut berkembang. Jangan sampai Kura Kura Bali mewah, tapi Serangan masih kumuh," harap Sutarja.
Di masa depan Sutarja juga berharap Desa Wisata Serangan dapat berkolaborasi dengan keberadaan KEK Kura Kura Bali. KEK Kura Kura Bali sebagai destinasi wisata baru Bali dipastikan akan kedatangan ribuan wisatawan.
"Kemungkinan ke depannya kita kerjasama, bila ada tamu menginap di Kura Kura Bali untuk atraksi wisatanya ada di Serangan," kata Sutarja.
Dalam optimismenya, Sutarja juga mengungkapkan masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan seluruh pihak di Serangan untuk menyambut perkembangan wisata di kawasan itu, seperti misalnya masalah kebersihan. Dia mengajak masyarakat Serangan pelan-pelan membangun kesadaran pariwisata di daerahnya, dengan mengacu pada Sapta Pesona. Sapta Pesona merupakan tujuh unsur yang terkandung di dalam setiap produk wisata serta dipergunakan sebagai tolok ukur peningkatan kualitas produk pariwisata. Sapta Pesona terdiri dari unsur-unsur Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Kesejukan, Keindahan, Keramahan, dan Kenangan. "Setelah 75 besar ini saya harap masyarakat semua sadar akan sapta pesona," ujar Sutarja.
Pemerintah Kota Denpasar melalui Kelurahan Serangan ikut memberikan dukungan pengembangan Desa Wisata Serangan. Lurah Serangan Wayan Sukarma bersyukur Desa Wisata Serangan sejauh ini bisa masuk 75 besar ADWI 2023 bersaing dengan sekitar 4.000-an desa wisata di seluruh Indonesia.
Terkait rencana selanjutnya pembangunan Kampung Kuliner di lahan Pura Sakenan, Sukarma mengungkapkan sudah ikut melakukan kooordinasi dengan pihak-pihak terkait. Jika terealisasi, para pedagang kuliner laut di Serangan akan kumpul menjadi satu di 'Kampung Kuliner'. Kesejahteraan masyarakat Serangan diharapkan ikut terangkat nantinya. "Kita sangat mendukung rencana pembangunan Kampung Kuliner. Kita sudah ajukan terkait hal itu sesuai master plan dari Bappenas," jelasnya.
Sukarma juga mengatakan, pembangunan Kampung Kuliner hanya salah satu saja upaya pengembangan yang direncanakan Pemerintah Pusat di Serangan. Total ada 53 program yang akan dilakukan sampai kelar tahun 2024 nanti. "Mudah-mudahan bisa terealisasi sampai tahun 2024 nanti," ujarnya.7cr78
1
Komentar