Soal Kekosongan Serum Anti Bisa Ular di RSUD Buleleng, Kemenkes Langsung Bantu 30 Vial
SINGARAJA, NusaBali - Pasca mengalami kekosongan Serum Anti Bisa Ular (SABU) RSUD Buleleng langsung mendapat suplai pasokan dari Kementerian Kesehatan.
Sebanyak 30 vial SABU langsung dikirimkan untuk RSUD Buleleng, Selasa (18/4) kemarin. Selain juga mendapat pinjaman dari beberapa rumah sakit yang ada di Bali.
Direktur Umum (Dirut) RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha ditemui di gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) mengatakan, setelah melakukan koordinasi dan komunikasi cukup memberikan hasil. Sejumlah vial SABU untuk penanganan kasus gigitan ular berbisa sudah dipinjamkan sejumlah rumah sakit di Bali selain juga dari Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng.
“Kemarin sudah ada bantuan pinjaman dari RSUD Mangusada, RSUD Negara, RSUD Bali Mandara, RSUD Wangaya, RSUD Karangasem, kami berterima kasih. Surat yang kita kirim ke Ditjen Fasyankes Kemenkes juga sudah ditanggapi, hari ini dikirim 30 vial,” ucap Arya Nugraha.
Menurut informasi yang didapat, Kemenkes segera akan mengimport SABU khusus untuk gigitan ular hijau. Penawar racun ini khusus didatangkan untuk penanganan gigitan ular hijau yang cukup banyak terjadi di Buleleng.
Kemenkes melalui staf ahlinya juga akan memberikan penguatan terkait penanganan gigitan ular. Kegiatan ini akan dilaksanakan secara daring melibatkan dokter ahli bedah dokter jaga IGD RSUD Buleleng dan juga teman-teman di Puskesmas.
Arya Nugraha menyebut penguatan ini dilakukan untuk menyatukan pemahaman dalam penanganan gigit ular berbisa terkini. Sebab SABU biosave biofarma yang biasa diberikan disebut tidak bisa untuk penanganan gigitan ular hijau. SABU itu hanya efektif untuk 3 jenis ular berbisa.
“Ilmu medis sangat cepat terupdate sehingga para ahli membuat penawar racun ular ini lebih spesifik untuk memaksimalkan penanganan. Penawar pun disesuaikan dengan jenis racun ular yang berbeda-beda. Nah hal ini yang akan disosialisasikan Kemenkes Kamis nanti secara daring,” terang Arya Nugraha.7 k23
Komentar