Sampah Plastik dari Besakih Melimpah
Di TPA Banjar Palak, Desa Besakih, masih meluber sampah tas kresek dan botol plastik.
AMLAPURA, NusaBali
Sampah jenis tas kresek dari Pura Besakih, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem dan sekitarnya, masih saja melimpah. Padahal setiap upakara pamedek wajib menjalani pemeriksaan agar tidak ada tas kresek untuk pembungkus upakara.
Kenyataannya sampah yang diangkut petugas, tetap saja terdiri dari tumpukan tas kresek. Kondisi itu tampak di TPA Banjar Palak, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Selasa (18/4). Sejak Puncak Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih, 33 petugas khusus memeriksa upakara bawaan pamedek agar tidak ada tas kresek untuk pembungkus upakara masuk areal persembahyangan. Jika ketahuan ada pamedek membungkus upakara dari tas kresek, petugas langsung melepas di tempat penjagaan di depan Candi Bentar Agung Pura Manik Mas Besakih. Bahkan kresek sebagai pembungkus bunga juga kena razia, kemudian sebagai penggantinya tas sekali pakai.
Sepintas pamedek terlihat tertib. Kemasan seluruh upakara pakai keben, tanpa tas kresek masuk pura apalagi bekas upakara yang telah terpakai, pamedek wajib membawa pulang kembali. Kenyataannya di TPA Banjar Palak, Desa Besakih, masih meluber sampah tas kresek dan botol plastik. Pemulung hanya mengambil botol plastik, sedangkan tas kresek berserakan. "Saya hanya ambil botol plastik, per kampil saya jual Rp 6.000, nanti ada pengepul mengambil," jelas pemulung I Gusti Ayu Eli, di TPA Banjar Palak.
I Gusti Ayu Eli bersama suaminya I Ketut Ardika, mengaku tidak mengambil sampah tas kresek. "Dulu ada pengepul mau ambil tas kresek, sekarang tidak laku," katanya.
Sedangkan petugas di TPA Banjar Palak, hanya mendorong sampah bekas upakara agar nyemplung ke sungai ke arah barat. Sepintas dari jalan raya, TPA Banjar Palak terlihat bersih, kenyataannya sampah tertumpuk di sungai. Pemulung lainnya, Ni Ketut Dedep dari Banjar Batusesa, Desa Menanga, Kecamatan Rendang, mengaku hanya mencari makanan ayam.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup I Nyoman Tari mengakui sampah di TPA Banjar Palak, sementara tertimbun ke sungai. "Belum ada pengolahan lebih lanjut, rencananya Desa Adat Besakih, nanti mengolahnya," katanya,
Bendesa Adat Besakih Jro Mangku Widiartha mengatakan, pengolahan sampah menunggu alat. "Setelah alat tersedia, mulai beroperasi, tenaga kerja telah siap," jelas Bendesa Adat Besakih. Sampah itu berasal dari Pura Penataran Agung Besakih, dan sampah dari sejumlah pedagang dan pamedek yang istirahat di wantilan.
Pantauan NusaBali, sampah di Pura Pedharman Pasek tertangani petugas khusus, hanya mereka timbun di belakang pura. Sebab belakang pura ada sungai, sehingga sampah tersebut tidak terbuang ke TPA Banjar Palak.7k16
Komentar